SASAGUPAPUA.COM-TIMIKA – Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa tidak memberikan banyak informasi terkait penanganan konflik di Puncak Jaya.
Ketika Awak media mencoba mewawancarai Gubernur Pertama di Papua Tengah itu ketika berkunjung di Lapas Kelas IIB Timika, Rabu (9/4/2025), Gubernur Papua Tengah terlihat ‘irit bicara’ ketika ditanya soal situasi di Puncak Jaya maupun wawancara mengenai kunjungannya ke Lapas Kelas IIB tersebut.
“Pak Kapolda dan Danrem sudah diatas (Puncak Jaya) nanti kita lihat sedikit lagi selesai, begitu ya,” ucapnya sambil tersenyum.
Wartawan juga sempat menanyakan terkait apakah masih ada warga yang mengungsi, “Nanti kita selesaikan, sedikit lagi nanti selesai,” ucapnya sambil tersenyum berjalan menuju mobil.
Ketika ditanya apakah akan ditambah pengamanan di beberapa daerah konflik, Meki Nawipa mengatakan pihaknya belum mengetahui dan perlu mencari format yang pas.
Sembari mengejar Meki Nawipa ketika berjalan pelan menuju mobil, Para awak media juga menanyakan rencana ia akan mengunjungi Puncak Jaya.
“Kita akan cari format ya,” pungkasnya sambil berlalu.
Akibat Konflik 12 Orang Meninggal Dunia
Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz-2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo dalam rilis resmi Selasa (8/4/2025) menjelaskan terjadi aksi saling serang antar pendukung Pasangan Calon Kepala Daerah di Kabupaten Puncak Jaya yang mengakibatkan 12 orang meninggal dunia, dan ratusan orang luka-luka serta ratusan bangunan terbakar.
Peristiwa ini terjadi sejak tanggal 27 November 2024 hingga 4 April 2025.
“Bentrokan terjadi antara masa pendukung Paslon 01 dan Paslon 02,” katanya.
Dari hasil pendataan Puskesmas Mulia, korban meninggal dunia sebanyak 12 ORANG, delapan di antaranya berasal dari kubu paslon 01. selain itu, sebanyak 91 orang mengalami luka-luka yang mayoritas akibat terkena panah.
“Kerugian material juga sangat signifikan, dengan total 201 bangunan terbakar. selanjutnya, terdapat salah satu korban yang meninggal dunia akibat terkena tembakan senjata api yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang memanfaatkan situasi politik di tengah pelaksanaan Pilkada,” terangnya.
Dari kejadian tersebut, Satgas OPS Damai Cartenz juga telah melakukan upaya dengan memberikan bantuan berupa makanan dan pelayanan kesehatan kepada 700 warga yang mengamankan diri di Polres Puncak Jaya dan Sekolah Alkitab.
Dikatakan, perlu diketahui juga, upaya yang sudah dilakukan sebelumnya pada awal Maret 2025, Satgas OPS Damai Cartenz telah berhasil membongkar Jaringan Pemasok Senjata Api dan Amunisi untuk KKB di Kabupaten Puncak Jaya. Jaringan ini Diketahui beroperasi lintas provinsi.
Terjadi Pembakaran Rumah Warga
Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz-2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo juga menyampaikan pada Minggu (6/4/2025) sekitar pukul 14.35 wit, telah terjadi kebakaran yang menghanguskan tiga unit rumah warga di Kampung Pagaleme, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya.
“Kejadian ini diduga kuat sebagai aksi balasan dari kejadian bentrokan massa Paslon 02 sebelumnya, pasca meninggalnya salah satu simpatisan mereka yang dirujuk ke Jayapura,” ungkapnya.
Ia merincikan daftar tiga rumah warga yang terbakar adalah milik:
1. Matius Kiwo (PENSIUNAN PNS)
2. H. Ukkas (STAF AHLI PNS)
3. Lidik (ANGGOTA SATPOL PP)
Dijelaskan, Kronologi bermula dari munculnya asap tebal di rumah Matius Kiwo yang kemudian menjalar ke dua rumah lainnya.
“Regu siaga dari polres Puncak Jaya bersama Satgas OPS damai Cartenz dikerahkan untuk penanganan awal dan melakukan monitoring di lokasi kejadian,” katanya.
Purnawirawan Polri Wafat Ditembak OTK di Puncak Jaya
Pada Senin 7 April 2025, sekitar pukul 18.45 WIT, Iptu (Purn) Jamal Renhoad menjadi korban penembakan Oleh Orang Tak Dikenal (OTK) di Distrik Mulia.
Akibat insiden tersebut, korban dinyatakan gugur dan dievakuasi ke RSUD Mulia pada pukul 18.57 wit.
Kepala Satgas Humas Operasi Damai Cartenz-2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo menjelaskan pelaku penembakan diduga berjumlah dua orang dan menggunakan sepeda motor untuk melancarkan aksinya.
“Hingga saat ini, aparat TNI dan Polri telah melakukan penyekatan dan penyisiran di wilayah sekitar lokasi kejadian,” ungkapnya.
“Dari tadi malam (Malam Selasa-red) kami Satgas OPS Damai Cartenz bersama Polres Puncak Jaya telah melakukan pengejaran terhadap pelaku OTK, sampai saat ini pelaku masih dalam proses pengejaran.
Perlu diketahui, korban yang meninggal dunia tersebut telah dievakuasi ke rumah sakit dan selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga.
“Kami mengajak masyarakat untuk menahan diri dan mempercayakan penanganan sepenuhnya kepada aparat. Jangan sebarkan hoaks atau informasi yang belum terverifikasi. Kami jamin aparat akan bertindak profesional dan tuntas dalam mengusut kasus ini.
Sebelumnya Gubernur Papua Tengah Sudah Melakukan Mediasi, Dua Paslon di Puncak Jaya Sepakat Damai
Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa sebelumnya telah melakukan mediasi Menyikapi pertikaian antarpengukung pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Puncak Jaya.
Dikutip dari nabirenews.com, Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa langsung bergerak cepat memanggil kedua Paslon bupati dan wakil bupati nomor urut 01 dan 02 guna dimintai keterangan. Namun sayangnya, pada panggilan pertama hanya satu Paslon yang hadir.
“Hari Kamis (6/3/2025) kami sudah memanggil kedua Paslon, namun salah satu Paslon tidak hadir,” kata Meki kepada wartawan.
Untuk itu, Meki kembali layangkan panggilan kedua yang dijadwalkan Senin (10/3/2025) pagi. Dari pantauan di lapangan, Paslon nomor urut 01 dihadiri calon wakil bupati, Mus Kogoya. Sedangkan Paslon nomor urut 02 dihadiri calon bupati Miren Kogoya.
“Hari ini Puji Tuhan kedua Paslon sudah datang. Yang tidak datang kita lakukan melalui zoom,” kata Meki.
Dikatakan, dari hasil pertemuan di ruang kerjanya itu telah dilakukan kesepakatan untuk mengakhiri perang.
“Sudah sepakat memberhentikan perang di Puncak Jaya yang dibuat dalam surat pernyataan dan telah ditandatangani diatas materai 10.000,” ungkapnya.
Penandatangan kesepakatan tersebut dihadiri ketua DPR Papua Tengah, wakil ketua I dan II, anggota DPR PT dan juga staff ahli Gubernur.
Meki Nawipa Sempat Rencana Ke Puncak Jaya Namun Batal
Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa sempat berencana bakal bertolak ke Puncak Jaya pada Selasa (11/3/2025) lalu.
Kedatangannya ke Puncak Jaya guna menyelesaikan sejumlah persoalan di wilayah tersebut.
Satu di antara persoalan yang mendesak adalah konflik antarpendukung pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 dan 02 calon bupati dan wakil bupati Puncak Jaya.
“Besok saya ke Puncak Jaya,” kata Meki kepada wartawan usai bertemu kedua paslon bupati dan wakil bupati, Senin (10/3/2025) lalu dikutip dari Nabirenews.com.
Saat itu Meki Nawipa mengatakan ada beberapa agenda dalam kunjungannya ke Mulia, Ibu Kota Puncak Jaya.
“Saya akan ketemu masyarakat, ada yang di pengungsian kita akan kembalikan untuk bicara baik-baik,” ungkap Meki.
Pada Senin 10 Maret 2025 ia batal ke Puncak Jaya. Dari informasi yang dihimpun wartawan nabirenews.com, pembatalan kunjungan kerja tersebut dikarenakan ada agenda mendadak di Nabire yang tidak bisa ditinggalkan.
Ia juga sempat mengatakan akan berkantor di Puncak Jaya selama tiga hari.
“Saya tanggal 21 Maret akan ke Puncak Jaya berkantor 3 hari,” kata Meki kepada wartawan, Rabu (12/3/2025) lalu.
“Saya akan melihat rumah-rumah yang dibakar dan mengunjungi masyarakat yang masih berada di pengungsian agar dapat kembali ke tempat tinggal mereka,” ujarnya.
MRP Papua Tengah Desak Hentikan Konflik Pilkada Puncak Jaya
Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Tengah, Agustinus Anggaibak, secara tegas menyerukan penghentian konflik antar pendukung pasangan calon (paslon) Bupati Puncak Jaya yang telah menelan korban jiwa dan luka-luka.
Dalam kunjungannya ke Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Agustinus menyampaikan seruan perdamaian tersebut usai bertemu dengan Penjabat (Pj) Bupati Puncak Jaya Yopi Murib, Selasa (8/4/2025).
Ia didampingi oleh Ketua Pokja Adat Yulius Wandagau, anggota MRP Papua Tengah Irisen Wonda, Kitimin Wonda, Temira Wonda, serta staf Sekretariat MRP Emanuel Mote.
Dikutip dari Nabirenews.com, Agustinus mengatakan konflik yang terjadi bukanlah perang antar suku, melainkan murni akibat ketegangan pasca Pilkada. Hingga saat ini, telah dilaporkan sedikitnya 12 orang meninggal dunia dan lebih dari 600 orang terluka akibat aksi saling serang antar pendukung dua paslon bupati.
“Kami dari MRP Papua Tengah sangat prihatin dan konsen terhadap konflik ini. Tujuan utama kunjungan kami adalah untuk mendamaikan kedua kubu paslon bupati agar situasi kembali kondusif,” tegas Agustinus dalam keterangannya.
Dalam upaya menciptakan perdamaian, MRP Papua Tengah bekerja sama dengan Kapolda, Danrem, dan Pj Bupati Puncak Jaya untuk berdialog dengan masyarakat serta tokoh adat dari kedua kubu.
“Perang ini harus segera dihentikan. Dikhawatirkan, situasi ini bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk memperkeruh keadaan. Ini bukan konflik suku, tapi dampak dari Pilkada,” jelasnya.
Agustinus menghimbau seluruh masyarakat Puncak Jaya, terutama pendukung paslon nomor urut 1 (Yuni Wonda – Mus Kogoya) dan nomor urut 2 (Miren Kogoya – Mendi Wonorengga), untuk segera mengakhiri konflik dan bersatu.
“Pilkada telah selesai. Siapapun yang terpilih adalah pemimpin kita bersama. Kita tidak boleh lagi bertikai. Mari kita utamakan perdamaian demi keluarga, anak-anak, dan masa depan Puncak Jaya,” pesannya.
Ia juga menyerukan agar kedua paslon menunjukkan jiwa besar dan kepemimpinan sejati dengan mengedepankan kepentingan rakyat.
“Jangan karena konflik elite, masyarakat yang jadi korban. Ini harus segera dihentikan,” pungkas Agustinus.