Site icon sasagupapua.com

Catatan PSI Tentang Sarmi ‘Kota Ombak’

SARMI adalah singkatan dari nama-nama suku besar yakni Sobey, Armati, Rumbuai, Manirem, dan Isirawa. Sarmi merupakan Kabupaten yang telah berdiri sejak 11 Desember 2002 sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 usai pecah dari Kabupaten Jayapura. 

Akses ke Kabupaten Sarmi dari Kabupaten Jayapura bisa dilalui menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih 8 jam.

Sementara akses lainnya bisa menggunakan transportasi udara yakni pesawat Susi Air dengan pelayanan hanya hari Sabtu dengan harga tiket kurang lebih Rp396 ribu dengan kondisi seat terbatas sehingga jika ingin bepergian ke Sarmi menggunakan pesawat harus sudah memesan tiket dari jauh hari. Akses lainnya yakni transportasi laut.

Sarmi memiliki berbagai potensi seperti hasil laut dan perkebunan, Sarmi juga kaya akan peninggalan sejarah. Kota yang berbatasan dengan Samudra Pasifik ini terkenal dengan ‘deburan’ ombaknya. Oleh karena itu Sarmi sering dijuluki Kota Ombak.

Sarmi merupakan kota kecil yang masih mulai berkembang meskipun sudah berdiri 21 tahun lamanya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sarmi, Paskhal Mandowen mengungkapkan beberapa catatan tentang Kabupaten Sarmi.

Menurutnya, perkembangan Sarmi sejak pemekaran hingga saat ini belim mengalami perubahan yang signifikan. Sebab dilihat dari segi tata kotanya tidak berkembang sejak dahulu.

Menurutnya, tata kota perlu untuk dibenahi sehingga paling tidak bisa memberikan kesan yang indah bagi kota Sarmi.

“Harusnya ada misalnya studi banding ke kota-kota yang cukup maju contohnya ke Timika dimana Kuala Kencana menjadi kota ikon, jadi kalau Sarmi bisa ada grand design kota hijau itu sudah luar biasa,” kata Paskhal kepada Sasagupapua.com, Rabu (9/8/2023).

Ia menyarankan Pemda Sarmi bisa membuat suatu grand design untuk membangun model infrastruktur, dimana letak pusat perbelanjaannya, dan lainnya, nantinya masyarakat yang akan mengembangkan ketika sudah mengetaui grand design kotanya.

“Karena sudah hampir beberapa dekade sejak pemekaran sampai sekarang kita bingung mana yang kota karena semerawut, itu fakta,” ungkapnya.

Dari segi perputaran ekonomi pun, belum berjalan dengan baik sehingga masyarakat masih merasa kesusahan dari segi pendapatan.

“Perputaran uang lambat, mama-mama jualan sayur di pasar tapi hanya bisa laku satu, dua ikat jadi kasihan mereka mau belanja kebutuhan rumah juga susah,” kata Paskhal.

Menurutnya, dengan keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang harusnya dikembangkan, malah menjadi dilema berkepanjangan, pasalnya masyarakat dari luar Sarmi yang dinilai ‘menguasai’ kegiatan pemerintahan akhirnya menutupi ruang gerak dari pengusaha asli yang ada di Sarmi.

Para pengusaha lokal di Sarmi juga tidak memiliki akses pendampingan yang berkelanjutan sehingga yang dialami adalah kegagalan ketika membuat usaha.

Mengenai mental masyarakat terhadap pemerintah juga, menurut Paskhal perlu diberikan pemahaman sehingga masyarakat jangan hanya bergantung pada APBD.

“Kalau kita tanya masyarakat, mereka bilang kami belum ada uang kalau ABPD belum jalan. Padahal APBD bukan milik kita untuk dibagi-bagi. Sehingga masyarakat Sarmi masih bergantung pada ABPD. Jadi kalau APBD sudah ada, mereka (masyarakat -red) baru ada uang kalau APBD tidak ada mereka juga tidak ada uang,” ujarnya.

Paskhal Mandowen (Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia Kabupaten Sarmi). Foto: Istimewa

 

Potensi hasil laut juga terbilang melimpah, namun hingga saat ini pengelolaan hasil laut oleh masyarakat masih menggunakan cara tradisional.

“Coba kalau kembangkan dengan cara modern ada perusahaan ikan, yang kecil-kecil dulu, secara tidak langsung kan membuka lapangan kerja bagi anak-anak Sarmi, juga berkembang menjadi produksi ikan dalam kemasan misalnya ini juga kan bisa mengembangkan daerah,” ujarnya.

Semua yang menjadi catatan yang perlu dirubah, kata Paskhal menjadi target PSI juga untuk membawa perubahan bagi kota Sarmi kedepannya.

“Kita hadir sesuai dengan Jargon PSI yakni sama-sama bangun Sarmi semoga bisa menjadi doa kita bersama untuk membawa Sarmi lebih baik,” ungkapnya.

Dalam perhelatan politik ini, PSI mengusulkan sebanyak 20 calon sesuai dengan kuota kursi DPRD Kabupaten Sarmi. Dimana tersapat tiga dapil di Kabupaten Sarmi sehingga pembagian calon dua dapil sebanyak 7 orang dan satu dapil 6 calon.

Semua partai tentu memiliki target untuk menang. Sama halnya partai PSI menargetkan minimal satu dapil mampu memenangkan satu kursi.

“Memang ada dua dapil yang kita optimis target dua kursi sehingga kita prediksi bisa dua kursi paling tidak 5 kursi. Tapi itu target kami, kita kembalikan ke masing-masing caleg untuk berjuang dalam kompetisi ini,” katanya.

Menurutnya jika PSI bisa memenuhi 4 kursi DPRD maka sudah tentu bisa memiliki tiket untuk Pilkada kedepannya.

“Kita semua punya target supaya bisa ketua DPRD tapi kalau meleset dari ketua paling tidak wakil. Tapi itu target kita saja tapi teman-teman partai lain juga tentu targetnya kesitu jadi kembali lagi kita mencoba konsolidasi membangun komunikasi,” pungkasnya.

 

Penulis: Kristin Rejang

Berikan Komentar
Exit mobile version