Site icon sasagupapua.com

Cerita Afdol Rozak Setiawan,21 Tahun Jadi Penjagal Hewan Kurban di Timika

Afdol Rozak Setiawan. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

“HARI ini saya sudah menyembelih 15 ekor kambing dan 16 ekor sapi,”

Begitu kata Afdol Rozak Setiawan, usai menyembelih satu sapi kurban menggunakan parang khusus yang selalu digunakan untuk memotong hewan.

Afdol adalah salah satu penjagal atau orang yang bertugas menyembelih hewan kurban di Timika, Papua Tengah.

Afdol yang juga merupakan pengurus di masjid Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sebagai koordinator bidang hukum dan ham ini bercerita di momen Idul Adha 1445 Hijriah ia ditunjuk sebagai kordinator penyembelihan hewan kurban.

Menjadi seorang penjagal sudah digeluti Afdol sejak tahun 2003 di Mimika hingga saat ini ia terus dipercaya bersama dengan tim pengembelihan hewan kurban di Masjid LDII, jalan Hasanudin Timika.

“Saya sebagai koordinator tapi saya juga membantu mengedukasi kepada teman-teman bagaimana cara menyembelih yang baik sehingga kedepannya ada pengganti-pengganti lagi,” katanya ketika diwawancarai Sasagupapua.com, Senin (17/6/2024).

Setiap tahun, Afdol mampu menyembelih hewan kurban berkisar 15-25 ekor. Ia bersama dengan beberapa rekan penjagal lainnya.

 

Momen ketika Afdol Rozak Setiawan bersama dengan tim sedang menyembelih hewan kurban. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

“Memang kadang-kadang kalau hewan kurban seperti sapi yang agak susah, mereka percayakan selalu kepada saya,” jelasnya.

Pria kelahiran 11 Maret 1982 ini menjelaskan menjadi seorang penjagal hewan kurban tidaklah mudah. Sebab harus memiliki beberapa kriteria.

Sebagai penjagal yang berpengalaman sudah tentu ia memahami ilmu-ilmu penyembelihan hewan kurban, tapi bukan hanya berani dan berpengalaman, namun iapun mengetahui trik-trik agar hasil sembelihan lebih maksimal.

Parang milik Afdol Rozak Setiawan yang khusus digunakan untuk menyembelih hewan kurban. Parang ini sudah berusia 5 tahun di tangan Afdol. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

“Kita butuh mental yang kuat, kemudian kita juga harus berani menghadapi sapi, kita juga banyak berdoa sehingga sapi yang tadinya liar muda-mudahan bisa tenang saat di pemotongan, sebab ketika menyembelih, hewan kurban harus dalam keadaan tenang,” ungkapnya.

Afdol merupakan karyawan PT.Freeport Indonesia, setiap momen Idul Adha, ia selalu mendedikasikan diri sebagai seorang penjagal bersama dengan tim penyembelih hewan kurban.

“Kalau momen Idul Adha Alhamdulillah saya ambil holiday. Ada libur hari raya yang kita manfaatkan. Kadang-kadang saya ambil cuti, kadang holiday. Kalau sekarang saya ambil holiday, besok sudah masuk kerja lagi,” jelasnya.

Ia menjelaskan, untuk menjadi seorang penjagal hewan kurban saat ini belum diwajibkan memiliki sertifikasi.

“Sampai saat ini belum ada sertifikasi khusus untuk penyembelih kurban, tapi muda-mudahan kedepan kalau MUI membuka, kita coba akan mengikuti sertifikasi itu,” ujarnya.

Afdol Rozak Setiawan berfoto bersama tim penyembelih hewan kurban di Masjid LDII Kabupaten Mimika. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Ia berharap momen idul adha menjadi momen berbagi untuk semua masyarakat, tidak hanya kepada umat islam namun juga kepada semua lapisan agama yang ada di Mimika.

“Intinya kita bisa saling berbagi kepada sesama, dan disini kita menjaga islamiah, intinya kita menjaga keamanan dan ketenteraman bersama antara umat beragama,” harapnya.

 

 

 

 

 

 

Berikan Komentar
Exit mobile version