Site icon sasagupapua.com

Cerita Paskibraka Papua Tengah: Berawal Dari Korban Pengungsian

David Bekham Telenggen, siswa SMA Negeri 1 Mulia yang mewakili Puncak Jaya sebagai Paskibraka. (Foto: sasagupapua)

SASAGUPAPUA.COM, NABIRE – SUASANA haru menyelimuti Ballroom Kantor Gubernur Papua Tengah, Nabire, Jumat (15/8/2025) malam itu.

Suasana haru tersebut terpancar dari tangisan dan pelukan para orang tua Pasukan Pengibaran Bendera (Paskibraka) yang merasa bangga dengan pencapaian buah hati mereka.

Di sela-sela momen tersebut. Tampak seorang pemuda berdiri tegap tanpa ada yang memeluk. Namun ia tetap berdiri gagah dengan senyuman tipis yang menyiratkan kebanggaan.

Dia adalah David Bekham Telenggen seorang siswa SMA Negeri 1 Mulia yang mewakili Puncak Jaya sebagai Paskibraka. David adalah satu-satunya perwakilan dari Kabupaten Puncak Jaya.

“Orang tua saya tidak bisa datang, mereka semua ada di Mulia,” katanya mengawali percakapan dengan media ini.

David bercerita awal mula dirinya terpilih menjadi seorang Paskibraka. Bermula ketika David menjadi korban pengungsian akibat konflik di Puncak Jaya.

“Jadi di Puncak itu pas kaco saya turun ke Nabire, tiga bulan kami mengungsi ke Nabire terus ketika itu ada yang seleksi dan minta dari sekolah Puncak Jaya saya coba ikut dan mereka pilih saya,” jelasnya.

Pria yang bercita-cita menjadi IPDN ini infin melalui momen HUT ke-80 RI, daerahnya Puncak Jaya selalu aman dan damai.

“Saya mau daerah saya aman dan damai, tidak ada masalah, supaya kami bisa belajar baik,” ungkapnya.

Tak Pernah Bayangkan Bisa Bawa Baki

Mama Fransiska Pakage menangis haru ketika melihat putri kesayangannya yakni Ludia Pakage (17) terpilih menjadi pembawa baki. Posisi yang paling sering menjadi pusat perhatian ketika upacara bendera HUT-RI berlangsung.

“Puji Tuhan, mama sangat bangga kepada mama punya anak, terutama kepada Tuhan, karena masih diberi hikmat, mama bangga sekali, terimakasih,” ucapnya.

Ludia Pakage, Pembawa Baki, Siswa SMA YPK Tabernakel Kabupaten Nabire, Papua Tengah. (Foto:Sasagupapua)

Ludia Pakage adalah Siswa SMA YPK Tabernakel Kabupaten Nabire, Papua Tengah tak pernah membayangkan jika dirinya terpilih menjadi pembawa baki.

“Saya kaget bercampur senang, tidak menyangka. Dari situ saya mulai konsisten, tidak bolos-bolos. Jadi sejak masuk kelas 10 itu saya sudah persiapkan diri untuk ikut seleksi akhirnya tembus dan dikasih bonus terpilih membawa baki,” ucap siswa kelas 10 yang hobby olahraga Volly ini.

Melalui tugas yang ia emban, anak muda yang memiliki cita-cita menjadi kowad ini berharap terus bisa membanggakan orang tua, membanggakan pihak kabupaten bahkan Provinsi.

Bangga Terpilih

Roland Econ Robert Yogi, seorang siswa SMK Negeri 2 Nabire mengaku sangat senang bergabung bersama dengan paskibraka 2025 Papua Tengah.

Roland Econ Robert Yogi, siswa SMK Negeri 2 Nabire. (Foto: Sasagupapua)

Pria kelahiran 7 April 2009 ini merasa senang karena bisa mengenal teman-teman baru dari beberapa kabupaten yang ada di Papua Tengah.

“Kita bisa saling mengenal, supaya kalau saya ke kabupaten mereka, disana mereka bisa kenal saya, begitupun sebaliknya,” kata Roland yang bercita-cita ingin berkuliah di IPDN ini.

Rasa bangga juga tentu dirasakan oleh Dian Novianus Yatipai yang terpilih mewakili Kabupaten Paniai. Ia merupakan siswa SMAN 1 Pariwisata Paniai.

Dian Novianus Yatipai, siswa SMAN 1 Pariwisata Paniai. (Foto: Sasagupapua)

Dian menjelaskan dari Kabupaten Paniai hanya dirinya dan Yunike Kaiya dari SMAN 1 Paniai yang terpilih.

“Kami dua orang yang mewakili,  tidak menyangka, dan sangat senang skali bisa bergabung,” kata putra dari Bapak  Herman Yatipai dan ibu Rosa Kudiai ini.

Berikan Komentar
Exit mobile version