Menu

Mode Gelap

Pemerintahan · 31 Mei 2025 14:54 WIT

Hadiri Seminar dan KKR AWEP, Anis Labene: Berjuang Untuk Hak OAP Hingga Ajakan Berdoa untuk Kondisi Papua


Ketua Fraksi Nasdem Gerakan Perubahan, DPR Papua Tengah, Anis Labene saat diwawancarai awak media. (Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com) Perbesar

Ketua Fraksi Nasdem Gerakan Perubahan, DPR Papua Tengah, Anis Labene saat diwawancarai awak media. (Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com)

SASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Ketua Fraksi Nasdem Gerakan Perubahan, DPR Papua Tengah, Anis Labene ikut hadir dalam seminar dan KKR dengan tema Gerakan Pemulihan Bagi Bangsa Papua yang diselenggarakan oleh Senator Eka Kristina Yeimo Bersama Aliansi Women Ester Papua (AWEP), di Timika, Jumat (30/5/2025).

Menurut Anis Labene, AWEP merupakan satu aliansi yang memiliki kegiatan positif terkait dengan pergerakan sosial khususnya pergerakan Orang Asli Papua (OAP).

“Saya secara pribadi sangat terberkati dan saya bersyukur bisa menghadiri  kegiatan ini di gedung gereja ini,” katanya ketika diwawancarai awak media usai kegiatan.

Ia memiliki harapan agar pemerintah khususnya Gubernur dan para bupati yang ada di Papua Tengah bisa mengajak AWEP untuk bersama mendukung kegiatan-kegiatan yang meskipun terlihat sederhana dan kecil namun dampaknya sangat besar.

Dalam momen tersebut, Anis Labene mengaku menemukan beberapa hal yang sebenarnya menjadi masalah dasar di Papua Tengah bahkan di Papua Raya.

“Sehingga disini juga kita bisa mendengarkan apa yang menjadi isi hati mereka, kontribusi pikiran mereka, jadi Ester Papua ini luar biasa untuk kami generasi penerus bahkan juga semua orang. Sehingga sebagai legislatif, wakil rakyat maupun eksekutif sama-sama perlu mendukung program-program mereka kedepan,” ungkapnya.

Berjuang Untuk Dua Poin Bagi Hak OAP

Anis menyebut  dalam kesempatan tersebut para anggota AWEP juga menyampaikan beberapa hal yang menjadi tanggung jawab dan tupoksi dari pihak DPR Papua Tengah.

Ia mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti dan akan memperjuangkan dua hal yang disampaikan yakni  perda soal perlindungan hak OAP terutama tanah adat dan peredaran Minuman Keras (Miras).

Senator DPD RI, Eka Kristina Yeimo saat berfoto bersama para narasumber dalam kegiatan Seminar dan KKR. (Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com)

“Ini dua hal yang sangat luar biasa saya kira, satu pikiran yang dilahirkan oleh semua warga atau komunitas Ester Papua,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan di DPR Papua Tengah khususnya Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) sudah menyiapkan sekitar 24 perda.

“Kalau Tuhan ijinkan tanggal 11 Juni mendatang kami akan paripurnakan sehingga, dua hal itu sudah ada didalamnya dan kami siap sebagai wakil rakyat untuk mengkawal apa yang menjadi kerinduan teman teman semua di forum ini akan kita kawal bersama,” ujarnya.

Harapan Kepada AWEP yang Mengakar kepada Akar Rumput

Anis Labene mengatakan AWEP mengakar kepada akar rumput di kalangan OAP sehingga dengan dukungan yang diberikan kepada AWEP dan menggandeng mereka bersama melakukan berbagai karya di tanah Papua.

Ia memberikan rekomendasi kepada Ester untuk bisa mensosialisasikan secara masif dan luas kepada akar rumput terkait bahaya HIV/Aids di Papua Tengah yang saat ini merajalela.

Dimana saat ini Pemerintah juga sudah mengemukakan dan memiliki atensi besar di Papua Tengah untuk masalah kesehatan tersebut.

“Kami juga di komisi V membidangi pendidikan, kesehatan, rumah sakit umum memiliki konsentrasi yang sama sehingga pada kesempatan ini, momentum ini kami mengajak masyarakat akar rumput untuk akarnya yang kita perlu perhatikan, akarnya siapa ? Ibu-ibu khususnya OAP karena mereka memberikan kehidupan atau melahirkan generasi penerus Papua ini. Kalau penyakit ini mengancam mulai dari akar, maka kita sudah tidak punya harapan lagi kedepan, sehingga fokus kita harus kepada mereka dan itu harus dimulai sosial mereka Itu yang harus kita tekankan,” ungkapnya.

 

Soal Pengungsian

Dalam momen KKR tersebut, AWEP mengadakan doa dan ratapan yang sangat menyentuh hati, keresahan, kegundahan, harapan untuk situasi di tanah Papua yang kini bergejolak diutarakan dalam doa dengan penuh tangis haru, khususnya bagi masyarakat yang kini sedang mengungsi.

“Itu menjadi satu keluh kesah kami sendiri dan hari ini kami hadir di tengah-tengah komunitas ini dimana mereka punya kerinduan untuk mendoakan apa yang terjadi saat ini di Papua dimana di Intan Jaya, di Puncak, di Deiyai, akhir akhir ini juga banyak masalah disana dan dibeberapa daerah lainnya,” katanya.

Ia memberikan apresiasi karena AWEP menyelenggarakan doa dan ratapan yang menurutnya sangat positif dan tentu berhubungan dengan peran pemerintah.

“Pemerintah punya perhatian yang cukup dan kami terus mendorong supaya pemerintah memberikan perhatian serius juga kepada pengungsi-pengungsi jadi kami saat yang sama mereka sampaikan kami sedih karena kami boleh ada di tempat yang bagus punya makan minum yang cukup tapi saudara saudari kita yang menjadi korban dan mereka perlu diperhatikan sehingga kami mengajak pemerintah bersama-sama kami legislatif untuk memantau,” katanya.

Untuk perhatian tersebut kata dia saat ini sudah dilakukan dimana Gubernur bersama rombongan juga Bupati seperti Bupati Puncak telah menetapkan wilayahnya tanggap darurat.

“Ini sudah pas, sudah sangat sesuai dengan pak Gubernur lakukan sehingga komunikasi, kerjasama antara provinsi dan kabupaten bisa terjalin, kebutuhan kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan bisa kita atasi,” ujarnya.

Para anggota AWEP saat membawakan pujian dalam momen Seminar dan KKR. (Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com)

Khusus untuk Sinak, kata dia menjadi fokus saat ini supaya masyarakat tetap tinggal disana dan jangan keluar ke kota seperti Jayapura, Nabire atau Timika.

“Karena sayang masyarakat kami satu rumah sudah ada sekitar 10 keluarga, lima keluarga kalau mereka yang di Sinak diarahkan kesini betul-betul kita akan kewalahan dan keberadaan mereka harus menjadi perhatian pemerintah dan ditekankan supaya pemerintah betul betul perhatikan keberadaan mereka, tidak hanya menempatkan mereka di tempat yang berbeda tapi bagaimana dengan anak yang putus sekolah, anak yang butuh makan minum setiap hari ini betul betul kerjasama bersama untuk memperhatikan mereka,” ujarnya.

Ajakan Mendoakan Situasi Papua

Melalui komunitas Ester yang sudah mulai mensosialisasikan untuk berdoa bagi tanah Papua, bagi para pengungsi menurutnya menjadi salah satu kekuatan.

“Karena kami tidak bisa melakukan banyak, selain doa sebagai umat yang percaya kepada Tuhan,” ujarnya.

Sehingga ia mengajak seluruh masyarakat di Tanah Papua, bahkan di seluruh Indonesia untuk bersama berdoa dan menaruh empati agar kondisi tanah Papua cepat pulih.

“Jangan kita hanya peduli kepada pengungsi-pengungsi diluar negeri, bahwa didalam negeri pun kami punya Maslaah yang sama seperti yang dialami oleh tempat lain, masa dihalaman rumah kami kotor kita masih pikir orang lain punya halaman rumah ? Ini yang sebagai wakil rakyat kita lebih berikan perhatian yang sama,” pungkasnya.

Berikan Komentar
penulis : Kristin Rejang
Artikel ini telah dibaca 108 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

CERITA FOTO: Pelaksanaan Upacara Bendera HUT ke-80 RI di Mimika Barat Jauh

18 Agustus 2025 - 17:40 WIT

Masyarakat Distrik Mimika Barat Jauh Rayakan HUT RI Dengan Tifa Duduk Selama Dua Malam

18 Agustus 2025 - 17:13 WIT

Ever Kukuareyau: Semoga HUT ke-80 RI Masyarakat MBJ Rasakan Merdeka Sesungguhnya

18 Agustus 2025 - 17:04 WIT

HUT ke-80 RI di Papua Tengah, MEGE Gunakan Pakaian Adat Saireri dan Lapago 

17 Agustus 2025 - 19:30 WIT

Soal Kondisi Keamanan, Pemkab Nabire Akan Bangun Pos Hingga Pasang CCTV

17 Agustus 2025 - 14:27 WIT

Momen HUT ke-80 RI di Nabire, Begini Pesan Mesak Magai

17 Agustus 2025 - 13:55 WIT

Trending di Pemerintahan