SASAGUPAPUA.COM, NABIRE – Jaringan Internet dua Provinsi yang ada di Tanah Papua yaitu Provinsi Papua Tengah dan Papua Selatan mengalami gangguan.
Gangguan jaringan ini terjadi sejak Sabtu (16/8/2025) dan belum pulih hingga saat ini.
Akibat gangguan jaringan tersebut, banyak masyarakat yang mengeluh dan menuangkan rasa kekesalan mereka di sejumlah media sosial.
Pada Senin (18/8/2025) malam, salah satu pengguna akun Facebook Marsel Dou Kagipaiwaee membagikan sebuah kenangan di Facebooknya yang menjelaskan kondisi jaringan yang sama terjadi gangguan pada Bulan Agustus Tahun 2023.
“Ternyata pada suasana HUT RI pada tahun 2023 lalu juga terjadi gangguan jaringan internet. Penyakit yang sama kambuh lagi tepat tanggal dan bulan yang sama pada tahun 2025,” katanya sembari membagikan hasil screenshot kenangan facebooknya pada tahun 2023 lalu.
Netizen: Masyarakat Bukan Sapi Perah
Netizen lainnya juga menuliskan rasa kekesalan mereka di sejumlah media sosial.
Akun Facebook Rizky Lee mengirimkan postingannya di beberapa grup Facebook untuk mengungkapkan rasa kekesalan mewakili pengguna Telkom yang ada di Papua Tengah.
Diawali dengan #WarningTelkomselTimika !!, Rizky Lee menyebut kasus (hilangnya jaringan) yang sama beberapa tahun lalu memaksa warga Mimika hidup dalam era kegelapan. Akibat monopoli dan keserakahan sehingga kerusakan seperti ini tidak ada solusi. Karna penyedia layanan komunikasi lain tidak di kasih ruang disini.
Ia menyebut Pulsa semakin hari semakin mahal kerusakan seperti ini tagihan wifi tetap normal. Perasaan di Jawa dan Kota besar lainya telkomsel kurang di lirik karna mahal
“Ingat rakyat bukan sapi perah, sekali bukan sapi perah yang harus bergantung ke jaringan burukmu. Rakyat Mimika mari sadar dan lakukan aksi minta semua layanan komunikasi masuk ke timika supaya jangan kita bergantung terus seperti ini,” ucapnya.
“Semakin lama kita menunggu maka harus kita lakukan aksi besar besaran! #TelkomselMonopoliKomunikasi,” tutupnya.
Keluhan dari Wartawan
Hingga kini, masyarakat masih kesulitan dalam berkomunikasi, banyak pekerjaan terhambat.
Seperti yang diungkapkan Pengurus Koordinator Asosiasi Wartawan Dogiyai (AWD), Aleks Waine.
Ia mengatakan gangguan akses internet dinilai menghambat aktivitas jurnalistik terutama dalam proses publikasi berita berupa foto dan video.
“Saya sebagai wartawan harus meliput, tetapi akses jaringan internet tidak bisa digunakan untuk mengunggah foto maupun video ke media,” ujar Aleks Waine yang juga menjabat sebagai Pemimpin Redaksi JelataNewsPapua (JNP).
Menurutnya, gangguan jaringan ini sangat merugikan, terutama karena membuat dirinya kehilangan momentum pemberitaan pada peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus kemarin hingga sekarang.
“Hingga saat ini, tanggal 18 Agustus, sejak kemarin jaringan masih bermasalah sehingga tidak bisa melampirkan foto atau video dalam berita,” keluhnya.
Aleks berharap permasalahan jaringan internet, khususnya layanan jaringan optik, dapat segera diselesaikan agar aktivitas jurnalistik di wilayah pedalaman Papua kembali berjalan normal.
“Saya harap perbaikan jaringan optik yang sedang dilakukan petugas dapat dipercepat, agar kami wartawan di pedalaman Papua bisa bekerja seperti biasanya,” ucapnya.
Ia menambahkan, kondisi jaringan di wilayah pegunungan sangat berpengaruh terhadap kelancaran kerja jurnalis yang membutuhkan akses cepat untuk publikasi, sehingga diperlukan perhatian serius dari pemerintah daerah.
“Kami Asosiasi Wartawan Dogiyai (AWD) berharap Organisasi Perangkat Daerah (OPD), khususnya Dinas Kominfo maupun Humas, bisa segera menindaklanjuti permasalahan ini, karena menyangkut kemajuan daerah,” tandasnya.
Telkom Masih Siapkan Kapal Untuk Perbaikan Jaringan Bawal Laut
Dilansir dari media TEMPO, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. menyiapkan kapal khusus untuk perbaikan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS) ruas Sorong-Merauke guna pemulihan internet di Tanah Papua.
EVP Telkom Regional V Amin Soebagyo mengatakan saat ini Telkom sedang dalam proses perbaikan SKKL ruas Sorong-Merauke yang akan dilakukan dalam dua tahap di dua titik koordinat yang mengalami gangguan, sehingga Papua Selatan dan Papua Tengah mengalami gangguan.
“Di mana mulai dari penyiapan kapal khusus yang didatangkan dari pelabuhan Makassar untuk proses analisis kondisi dan lokasi kabel di tengah laut, pemuatan kabel baru, penarikan kabel lama, pengetesan hingga penyambungan kembali,” katanya di Jayapura, Senin, 18 Agustus 2025.
Menurut Amin, adapun tahap pertama perbaikan bersifat temporer dilakukan pada minggu pertama September 2025.
“Kami tengah mempersiapkan peralatan dan kapal dijadwalkan akan tiba di titik koordinat pada awal September, diharapkan setelah selesai perbaikan bersifat temporer ini seluruh layanan komunikasi bisa normal,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Telkom terus berupaya melakukan percepatan proses perbaikan dibanding penanganan sebelumnya agar layanan bisa lebih cepat pulih dan masyarakat dapat menikmati layanan dengan lancar seperti semula.
“Setelah itu pada pertengahan September 2025 kembali dilakukan tahap dua perbaikan yang sifatnya permanen di sistem Kabel Laut Ruas Sorong-Merauke tersebut,” katanya lagi.
Amin menambahkan, dalam proses perbaikan permanen akan menyebabkan terjadinya degradasi layanan sebanyak dua kali, yakni pada awal kegiatan selama satu hari dan akhir kegiatan selama dua hari.
“Seluruh rangkaian perbaikan permanen ini diharapkan akan selesai di minggu ketiga September,” ujarnya lagi.
Amin menjelaskan sebelum sambungan permanen, harus dites sistem jaringannya dengan mengalirkan trafik penuh dan dicek apakah sudah optimal atau belum untuk mengetahui apakah masih ada potensi shunt fault di titik lain atau tidak.
“Kami mohon doa dan dukungan masyarakat pengguna layanan TelkomGroup semoga seluruh rangkaian perbaikan dapat berjalan dengan lancar,” katanya lagi.
Sebelumnya telah terjadi penurunan kualitas layanan broadband, dikarenakan adanya gangguan SKKL Sulawesi-Maluku-Papua Cable System ruas Sorong-Merauke pada Sabtu, 16 Agustus 2025.

