SASAGUPAPUA.COM, Papua Tengah –Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU-RI), Mochammad Afifuddin memaparkan highlight pelaksanaan Pemilu dan Pilkada di Provinsi Papua Tengah tahun 2024.
Pemaparan ini disampaikan dalam momen Rapat Koordinasi (Rakor) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Umum dalam Mendukung Percepatan Pembangunan Provinsi Papua Tengah yang berlangsung di Ballroom Kantor Gubernur Papua Tengah, Kamis (30/10/2025).
Ia mengatakan seluruh proses Pemilu dan Pilkada telah berjalan dengan baik. Dimana proses ini baru pertama kali terjadi di Indonesia dalam satu tahun Pemilu dan Pilkada berlangsung di tahun yang sama.
“Mungkin nanti juga nggak akan terjadi lagi.Jadi namanya pengalaman pertama masih agak susah untuk dilupakan, termasuk pak Gubernur (Papua Tengah) ini kan gubernur pertama sama seperti cinta pertama susah dilupakan jadi akan tercatat dalam sejarah,” ujarnya.
Ia menjelaskan ada yang menarik lagi dari proses ini, dulu jauh sebelum Pilkada serentak ada, selalu saja ada daerah yang tidak selesai prosesnya pilkadanya, bahkan lebih dari satu tahun sebelum Papua dimekarkan.
Tapi pada tahun Pemilukada tahun 2024 semuanya bisa diselesaikan belum sampai satu tahun.
“Yang paling akhir itu adalah Kabupaten Bangka, Pangkal Pinang, dan Bovendigoel. Untuk disini (Papua Tengah) tidak ada. Disini sudah agak didepan,” jelasnya.
Namun kata dia ada satu hal yang paling khas adalah salah satu daerah di Papua Tengah itu ditetapkan oleh KPU RI berdasarkan keputusan MK.
“Ini di Puncak Jaya yang tidak pernah sebelumnya. Namanya Pilkada yang tetapkan itu biasanya KPU Kabupaten atau Provinsi tapi ini ada rekapitulasi ulang di KPU RI yang diperintahkan oleh MK. Jadi ini juga hal baru dalam sejarah pemilu dan Pilkada kita,” katanya.
Tentu dalam rangka pembangunan nasional maupun daerah kata dia salah satu poin penting adalah pergantian atau sirkulasi kepemimpinan. Sehingga selama metode kepemimpinan masih seperti Pemilu maka posisi KPU, Bawaslu menjadi penting.
“Dukungan teman-teman kepolisian, TNI, Pemda dalam konteks pemilu ini sangat berperan dalam proses Pemilu kita,” katanya.
Tantangan
Mochammad Afifuddin menjelaskan ada tiga aspek tantangan dan catatan Pemilukada di Papua Tengah.
Pertama adalah aspek sosial politik:
1. Koordinasi antar instansi dalam kondisi geografis dan keamanan yang terbatas.
2. Perbedaan sistem pemungutan (Noken vs one man one vote)
3. Penyelenggara di lapangan menghadapi tekanan sosial dan adat.
Kedua aspek geografis:
1. Akses geografis yang sulit (gunung, sungai, cuaca yang ekstrem)
2. Distribusi logistik bergantung pada kondisi keamanan dan penerbangan perintis.
Ketiga adalah aspek teknis:
1. Keterbatasan akses internet di beberapa distrik mempengaruhi penggunaan sirekap online.
2. Tidak semua wilayah memiliki mesin fotocopy untuk menggandakan C. hasil.
3. Tidak dicetaknya C. Hasil salinan khusus wilayah yang menggunakan sistem noken.
“Kalau kita lihat Pemilukada dari tahun ke tahun, insyaallah Pemilukada di Papua Tengah relatif tidak seperti sebelumnya, bahwa meskipun ada persoalan tapi bisa diselesaikan,” ungkapnya.
Dijelaskan ada tahap krusial juga yaitu ketika rekapitulasi di tingkat distrik. Sehingga ia berharap kedepan bisa lebih baik lagi.
“Kita nggak tau nih desain pemilu nanti (berikutnya) seperti apa. Yang pasti penyelenggara akan berupaya menaati aturan. Karena kalau tidak, kita juganyang repot sendiri. KPU ini ketika melaksanakan pekerjaannya, benar aja itu didukung oleh orang-orang, apalagi salah. Jadi kita ekstra hati-hati untuk mengikuti semua peraturan pemilu,” jelasnya.
Tak hanya rekap di Distrik, namun kata dia Rekapitulasi di Kabupaten juga demikian dimana banyak terganjal (terhambat) karena rekap di tingkat distrik belum selesai.
Tantangan yang lain adalah penggunaan Sirekap. “Kami niat ingin mempercepat semua orang dapat hasil cepat tetapi kendala jaringan, ini kadang menghambat proses kita untuk mempercepat orang tua hasil pemilu dan pilkada,” ungkapnya.
Namun kata dia pada intinya, pelaksanaan Pilkada selesai meskipun ada sengketa di MK, Bawaslu RI namun semuanya telah terselesaikan.
Tantangan Kedepan
Tantangan kedepan untuk Pemilukada, Mochammad Afifuddin mengatakan pertama secara sosial politik diperlukan koordinasi.
“Dalam forum-forum seperti ini penting, sering ngopi, sering bertemu pihak menjadi salah satu cara, seperti MRP, para tokoh-tokoh lokal, adat, agama, KPU, Bawaslu, teman-teman TNI Polri, dan jajaran lainnya tentu seperti Kesbangpol penting posisinya disini,” katanya.
Tantangan lainnya adalah tingkat partisipasi peserta pemilu di Papua Tengah tinggi 99 persen sekian itu karena enam daerah menggunakan sistem noken. Dimana kekhasan Pemilukada dengan sistem noken partisipasinya adalah 100 persen.
Lebih lanjut kata dia ada aspek geografis, tantangan pegunungan, sungai, cuaca ekstrem, juga menjadi tantangan dan juga persoalan logistik.
“Saya kira di seluruh daerah Papua itu juga sudah relatif lebih baik perkembangannya,” ujarnya.
Sebelumnya kata dia selalu dalam pelaksanaan pleno selalu menjadi pemakluman terhadap situasi di Papua. “Nah ini harus kita jawab kedepan, dengan semakin baiknya tata kelola pemilu dan pilkada kita. Kita titipkan ke pembuat undang-undang, baik pemerintah untuk merumuskan undang-undang kedepan,” katanya.
Dengan proses Pemilukada yang berlangsung di Papua Tengah dan telah berjalan atas nama KPU RI, Mochammad Afifuddin memberikan apresiasi kepada semua pihak yang bekerja untuk proses Pemilukada di Papua Tengah.
“Kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan semua pihak Alhamdulillah seluruh proses pemilu dan pilkada kita.Termasuk apresiasi kepada KPU Provinsi Kabupaten Kota se- Papua Tengah yang sudah menyelenggarakan Pemilukada dengan baik di Papua Tengah,” pungkasnya.







