SASAGUPAPUA.COM, MIMIKA – Ketua Posko Kompleks Wowor Onisimus Tanlain mengatakan memilih pemimpin asli Papua bukan hanya soal identitas, melainkan soal menjaga amanah leluhur dan membangun kemandirian masyarakat setempat.
“Kita perlu bertanya pada diri sendiri apakah ada orang Papua jadi bupati di Kei, Toraja, atau Jawa? Tentu tidak. Kenapa? Karena mereka tahu diri. Lalu mengapa kita pendatang di sini justru mau mengambil posisi itu?” ujar Onisimus dalam sambutannya saat peresmian Posko Kompleks Wowor di Jalan C. Heatubun, Kwamki. Senin (11/11/2024) malam.
Menurutnya, masyarakat yang ada di Mimika harus merenungkan perjuangan leluhur dan menghormati peran anak-anak Papua dalam memimpin tanah kelahirannya.
“Pentingnya menghargai sejarah perjuangan leluhur yang telah membawa pendidikan dan agama ke Papua. Leluhur kita berkorban demi Papua agar anak-anak Papua bisa berdiri di tanah mereka sendiri sebagai pemimpin. Mengapa kita justru berusaha merebut kesempatan itu dari mereka?” bebernya.
Oleh karena itu, kata Onisimus, masyarakat harus mempunyai semangat menghargai perjuangan leluhur dan kontribusi para orang tua yang menjadi dasar bagi semua pihak, termasuk pendatang, untuk saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat di Papua.
“Papua ini seperti meja makan besar di mana semua orang bisa ikut makan, tetapi setiap orang harus tahu porsinya, tahu tempatnya, dan menghargai orang lain,” tegasnya.
Selain itu, Onisimus menilai, sosok pemimpin lokal yang dikenal dan dihormati, seperti Maximus Tipagau dan Peggi Patrisia Pattipi, sebagai contoh generasi Papua yang mampu membawa perubahan positif khususnya di Kabupaten Mimika.
“Generasi Papua saat ini adalah generasi yang hebat. Mengapa harus mencari yang lain? Bagi kami, mereka adalah pilihan terbaik untuk memimpin,” katanya.
Di akhir pertemuan, seluruh warga khususnya dari suku Kei di Dapil 1 diimbau untuk bersatu dan mendukung pasangan nomor urut 02 Maximus-Peggi pada 27 November 2024 mendatang.
“Kami berdoa agar seluruh keluarga besar MP3 dapat merenungkan pesan ini, bersatu, dan bergandengan tangan untuk memilih pemimpin yang memang lahir dan tumbuh di tanah Papua,” pungkasnya.