Site icon sasagupapua.com

Longsor di Freeport Tujuh Karyawan Sempat Terjebak- Apa Bahaya Lumpur Basah di Tambang ?

Foto: istimewa

SASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Longsoran atau luncuran lumpur basah (Wetmuck) terjadi di area produksi PT Freeport Indonesia, dan 7 orang karyawan dinyatakan terjebak di area lumpur basah.

Kejadian ini terjadi pada area penambangan milik PT.Freeport yaitu Grasberg Block Caving (GBC) tepatnya di level 2830 Extraction, Panel 23 East Drawpoint 20 South (Area penarikan Material) PT. Freeport Indonesia pada Senin (8/9/2025) sekitar pukul 23.21 WIT.

Melalui pemantauan CCTV, saat itu teridentifikasi dua dari tujuh korban terlihat berada di sekitar area Panel 2760.

Proses evakuasi dengan cara mucking (pengerukan material) untuk membuka akses telah dimulai pada pukul 05.07 Wit tanggal 09 September 2025.

Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman membenarkan peristiwa tersebut.

“Benar, infonya di underground PTFI sementara masih kita cek dan koordinasikan dengan Manajemen,” ungkapnya.

Tujuh Karyawan yang Terjebak Selamat, Freeport Hentikan Produksi Sementara

Freeport Indonesia memastikan. Tujuh Karyawan yang Terjebak longsor di Underground selamat dan dalam kondisi aman.

VP Corporate Communication PTFI, Katri Krisnati, mengatakan insiden tersebut terjadi pada Senin (8/9/2025) sekitar pukul 22.00 WIT.

Longsor dipicu oleh aliran material basah dalam jumlah besar di area tambang bawah tanah.

“Terdapat tujuh pekerja yang sempat terjebak. Setelah dilakukan pencarian, lokasi mereka berhasil diketahui dan dipastikan dalam kondisi aman. Seluruh pekerja lainnya juga dipastikan selamat,” jelasnya.

Ia menambahkan, saat ini tim PTFI tengah melakukan pembersihan akses agar evakuasi dapat berlangsung aman dan cepat, serta memastikan kebutuhan para pekerja yang terdampak tetap terpenuhi.

“Operasi penambangan telah dihentikan sementara untuk memprioritaskan pembersihan jalur akses dan evakuasi aman bagi tujuh pekerja kontraktor tersebut,” ungkapnya

Bagaimana Bahaya Wetmuck ?

Luncuran lumpur basah wetmuck bukanlah yang pertama kali terjadi di PT.Freeport Indonesia, seperti pada 31 Mei 2013 bahkan mengakibatkan fatal, akibat luncuran lumpur basah (wetmuck) yang pernah terjadi di area tambang Deep Ore Zone (DOZ) yang mengakibatkan 1 orang meninggal dunia.

Lumpur basah atau disebut juga dengan wet muck, didefinisikan sebagai campuran antara material berbutir halus dan air, yang memiliki potensi untuk meluncur atau mengalir secara tiba-tiba dari sebuah drawpoint atau bukaan bawah tanah lainnya.

Dikutip dari fgmi.iagi.or.id Luncuran lumpur basah dapat terjadi ketika terdapat lebih dari 20% material berukuran pasir (<2 mm) memiliki kandungan air lebih dari 8.5% atau dapat dikatakan lebih dari 80% jenuh air (CNI et al, 1998).

Panel pada tambang Bawah Tanah. (Foto: Istimewa)

Selain menyebabkan kerugian nyawa, dampak kerusakan secara fisik juga menjadi suatu kerugian yang ditimbulkan akibat luncuran lumpur besar. Besarnya volume luncuran seringkali menyebabkan kerusakan pada infrastruktur tambang bawah tanah, seperti panel produksi, penyangga pada drawpoint, jaringan pipa air dan kabel listrik, serta peralatan penunjang produksi seperti loader dan truk.

Metode Penambangan Block Caving Beresiko Tinggi

Diketahui, Block Caving adalah salah satu metode penambangan yang dipakai PT Freeport Indonesia di beberapa area penambangannya, seperti DOZ, GBC, DMLZ, dan beberapa area lainnya.

Dikutip dari antaranews Pakar pertambangan, ITB Ridho K Wattimena mengatakan, metode Penambangan Block Caving dilakukan dengan menggali terowongan menuju tempat cadangan bijih mineral, lalu meledakkan bagian bawah badan bijih sehingga blok bijih mengalami keruntuhan, kemudian batuan disalurkan secara bertahap lewat jalur terowongan yang sudah dibuat.

Ruang kosong dalam proses “removed” memungkinkan gravitasi untuk memaksa badan bijih turun ke bawah.

Tantangan yang harus diatasi adalah kestabilan batuan yakni ketika meledakkan badan bijih, maka batuan harus tetap dijaga keseimbangannya supaya terowongan tak runtuh.

“Satu blok besar batuan berukuran puluhan meter kali puluhan meter bisa jatuh sekaligus yang bisa menimbulkan aliran udara sangat kencang di dalam terowongan-terowongan dan menimbulkan kejadian fatal,” kata Ridho.

Ia mencontohkan kecelakaan tambang di Northparkes, Australia yang menyebabkan empat pekerja meninggal dunia.

Risiko lain adalah runtuhnya terowongan akibat aktivitas seismik.

Para pekerja tambang underground pun, lanjutnya, harus terhindar dari bahaya luncuran lumpur yang dapat menimbunnya di bawah tanah.

Berikan Komentar
Exit mobile version