SASASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Dalam Momen Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Mimika yang ke-28 pada 8 Oktober 2024 di Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Mimika, ada momen menakjubkan yang membuat semua mata terpana dan mau lepas dari pandangan tersebut.
Segerombolan anak-anak asli Papua yang diketahui total 93 anak, terlihat menunjukan kebolehan mereka. Mulai dari Field Comannder, ada yang bisa meniup trompet, mellophone, menambuh snare, bass, bahkan lihai memainkan Marimba dan alat musik lainnya semua dilakukan oleh anak-anak hebat tersebut.
Mereka tergabung dalam ‘Shymphony Amor’ Marching Band.
Dengan kombinasi musik yang kompak, anak-anak tersebut membuka penampilan dengan lagu Eme Neme Yauware, dan beberapa lagu lainnya termasuk lagu-lagu yang sedang tenar saat ini di daerah timur. Penampilan mereka sangat ‘Mahal’.
Symphony Amor adalah kelompok Marching Band dari Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP), sekolah yang didirikan oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) melalui dukungan dari PT. Freeport Indonesia. SATP dikelolan oleh Yayasan Pendidikan Lokon. Anak-anak yang berada di lingkungan SATP adalah siswa Asli Amungme, Kamoro dan 5 suku kekerabatan lainnya.
“Anak-anak ini dari SD dan SMP dan 100 persen anak Papua,” jelas Angga Rumende yang menjabat sebagai Kepala UPT Kesenian di SATP saat itu.
Angga mengungkapkan, pihaknya mempunyai keinginan untuk tampil pada piala marching band di Jakarta pada tahun depan.
“Tentunya ini membutuhkan support yang besar, biaya yang besar untuk ke Jakarta tapi ini kalau kami berarti ini menjadi sejarah karena pertama kalinya Papua punya marching band tampil di Jakarta itu mungkin representasinya adalah kami (SATP), oleh karena itu anak-anak terus berlatih,” ungkapnya.
Pengetahuan Marching Band tentu tidaklah mudah, kata Angga anak-anak yang ikut dalam Marching Band juga harus dilatih dengan disiplin yang tinggi, fokus dalam menguasai alat musik yang mereka pegang. Untuk menuju event nasional di Jakarta, anak-anak semangat dalam berlatih.
“kita tau bersama marching band itu tidak gampang, tapi anak anak ini berlatih setiap hari untuk mempersiapkan ikuti lomba nasional ini,” ujarnya.
Ia mengungkap, pihaknya berusaha membentuk anak-anak asli Papua tidak hanya bisa bermain musik namun dari karakter, akademik dan yang terpenting adalah takut akan Tuhan.
“Prinsip kami seperti yang disampaikan pimpinan kami Andreas Ndityomas, mendidik anak Papua itu harus dengan hati, harus dengan sepenuh hati, harus dengan sungguh-sungguh dan itu yang kami berikan kepada anak-anak kami,” ungkapnya.
Ingin Tampil di Istana Negara
Anak-anak hebat ini mempunyai mimpi untuk tampil di istana negara. Angga mengatakan semangat anak-anak dalam berlatih sangat tinggi.
Kata dia harapan mereka ingin tampil di Istana Negara sangat kuat, bahkan tak hanya sekedar bermimpi tanp usaha,tapi mereka terus berusaha berlatih dengan giat sembari menunggu kesempatan itu menghampiri mereka.
“80 tahun Indonesia merdeka kami berharap nanti kami bisa berada disana semoga siapapun pejabat yang mendengar ini kiranya boleh memfasilitasi anak-anak ini bisa tampi,” ungkapnya.
“Karena suatu kebanggaan dan menjadi sebuah sejarah baru bayangkan 100 persen anak Papua bisa tampil itu membuktikan bahwa anak Papua juga bisa dan mampu bersaing dengan anak- anak di seluruh Indonesia ini,” sambung Angga.
Berikut nama Tim Penampil Symphony Amor Marching Band yang 100 persen anak adat Kabupaten Mimika.