Site icon sasagupapua.com

Mengenal Kelompok Doa Trinitas di Timika: Saling Mendoakan di Tanah Rantau

Kelompok Doa, Trinitas, Kabupaten Mimika

Pengurus Kelompok Doa Trinitas Kabupaten Mimika Foto: Sasagupapua

Kebangkitan Yesus Mengobarkan Kembali Semangat Persekutuan Persatuan dan Kesatuan Keluarga Doa Trinitas’.

Begitu bunyi tema yang diangkat dalam perayaan Paskah bersama yang dilaksanakan Sabtu (22/4/2023) bertempat di Jalan Sam Ratulangi, Sempan, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

Perayaan Paskah tersebut diselenggarakan oleh Kelompok Doa Trinitas yang berada di Kabupaten Mimika.

Kelompok Doa Trinitas merupakan satu perkumpulan doa di tanah rantauan yaitu di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah yang tergabung dalam lima Kampung yang ada di Kabupaten Sikka, Maumere, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Lima kampung tersebut diantaranya Desa Mahebora, Desa Detunglikong, Desa Bloro, Desa Lusitada,dan Desa Ri’it.

Di Maumere, lima kampung tersebut masuk dalam Paroki Sanctissima Trinitas Bloro yang berlokasi di Desa Lusitada, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.

Ketua Kelompok Doa Trinitas Kabupaten Mimika, Stevanus Vander Dessa menjelaskan Kelompok Doa Trinitas ini sudah berusia 11 tahun dimana dibentuk sejak tahun 2012.

Kelompok ini bermula terbentuk dari bincang-bincang antara orang tua perantauan yang memiliki kerinduan untuk membuat kelompok kecil.

Ketua Kelompok Doa Trinitas, Stevanus Vander Dessa
Foto:sasagupapua

 

“Jadi kelompok ini dibentuk atas dasar satu persatuan, kesatuan umat warga yang ada di Paroki Sanctissima Trinitas Bloro walaupun gerejanya ada di Kampung,” katanya.

Ia mengatakan, tujuan kelompok ini dibentuk untuk bisa berkumpul bersama dari satu rumah ke rumah yang lain setiap bulannya untuk bercerita berbagi cerita, pengalaman, dan suka duka bersama.

“Awal terbentuk semua memikirkan nama yang cocok akhirnya kita memakai nama sesuai dengan nama Paroki di Bloro yakni Trinitas, semua luar biasa punya pemikiran agar tidak menggunakan nama kerukunan melainkan kelompok doa,” ungkapnya.

Yang mana, dengan adanya kelompok doa, tentu semua anggota bisa saling mendoakan keluarga baik yang ada di tanah rantauan maupun yang ada di kampung.

Sempat Vakum

Meski sudah berusia 11 tahun, namun kelompok ini sempat mengalami kevakuman sejak tahun 2017 karena berbagai halangan kemudian ketika mau dilanjutkan lagi, ternyata dunia dilanda Covid 19 sehingga kelompok doa ini belum bisa dilanjutkan sementara.

Awal Januari 2023, karena kerinduan untuk kembali berkumpul, akhirnya Kelompok Doa Trinitas kembali diaktifkan.

Vander mengungkapkan kelompok ini dibentuk tanpa ada unsur paksaan. Namun seiringnya waktu, banyak yang ingin bergabung dengan sepenuh hati. Bahkan mereka yang diluar dari Paroki Bloro juga tertarik dengan kelompok tersebut.

Ia menekankan, Kelompok Doa ini dibuka untuk umum, siapapun bisa bergabung.

“Jadi siapapun bebas yang tertarik ingin bergabung, tidak diberikan persyaratan apapun, yang penting bersedia bergabung dengan Trinitas,” katanya.

Ia juga mengatakan kelompok doa ini sudah banyak membuat aksi nyata dan saling memberikan support.

Dengan momen kebangkitan Yesus Kristus, ia berharap agar semangat anggota Trinitas semakin berkobar.

“Semoga semangat Paskah selalu tetap berkobar didalam diri kita masing masing sehingga semangat kita Trinitas tidak akan luntur,” pungkasnya.

Dipesan Untuk Persembahkan yang Terbaik Untuk Kabupaten Mimika

Dalam perayaan Paskah bersama Kelompok Doa Trinitas yang diselenggarakan di Timika, Sabtu (22/4/2023), dipimpin oleh Pastor Lambertus Nita, OFM, dimana didalam perayaan tersebut mengambil salah satu kisah dalam Injil Matius yakni Yesus Berjalan di atas air.

Dimana Petrus memiliki perasaan takut ketika ia hendak menyusul Yesus berjalan diatas air sehingga menyebabkan dirinya hampir tenggelam.

Dengan cerita tersebut, Pastor Lambert mengatakan perasaan takut membuat seseorang yang sebenarnya bisa menjadi tidak bisa.

“Dalam hidup kita juga pasti ada perasaan bimbang, ragu, takut karena adanya gelombang zaman, misalnya perasaan khawatir orang tua terhadap anaknya, dan lainnya,” katanya.

Namun, kata Pastor Lambert jika memiliki kepercayaan bahwa Tuhan punya rencana, kepada kita maka pasti bisa terlaksana.

“Hidup kita ibarat perahu, rasul para murid tadi terombang ambing, ada perasaan takut karena hati kita, iman kita kurang yakin akan penyertaan Tuhan dan masalahnya ada pada hati. Orang takut pasti berdebar debar, jantung tidak tenang,” katanya.

Pastor Lambertus Nita, OFM saat membawakan misa perayaan Paskah Bersama Kelompok Doa Trinitas
Foto: Sasagupapua

 

Untuk itu, ia mengungkapkan, ikatan Doa Trinitas ini untuk memupuk kebersamaan agar bisa saling mengenal satu sama lain.

“Kita butuh persatuan dan kesatuan supaya banyak hal yang kita tidak tau, kita dapat dari yang belum tau, anak-anak muda bisa mendapatkan pengetahuan dari sini, upacara adat juga, jangan sampai anak-anak hidup seperti melayang layang dan lupa adat istiadat,” ujarnya.

Sehingga sesuai dengan tema yang diangkat ia berpesan agar selalu bersemangat, supaya persatuan dan kesatuan tetap ada.

Sebab menurutnya, persatuan di perantauan sangat penting sebab saat berada di perantauan tentu tidak sama dengan di kampung yang tentu dekat dengan keluarga.

“Kalau di kampung kita sakit atau duka gampang saja karena saudara dekat tapi di perantauan, kita harus saling mengenal agar bisa berkomunikasi, mengenal dan saling membantu,” katanya.

Dengan perayaan paskah bersama ini, ia berharap bisa mempererat kembali dipersatukan dengan Kristus dan terus kobarkan semangat persatuan dan kesatuan.

“Supaya apa yang kita rencanakan, selain mengenang asal usul kita, juga bisa menyunbangkan apa yang kita punya kepada Daerah ini dan Kabupaten ini,” pungkasnya. (Redaksi)

Berikan Komentar
Exit mobile version