Site icon sasagupapua.com

Naway Rumateray, Tukang Cukur Keliling yang Sukses Dirikan Barbershop

Naway Rumateray

Pengusaha Barbershop Asal Papua, Naway Rumateray Foto: Sasagupapua

Naway Berend Rumateray, putra Papua yang sukses mendirikan Barbershop setelah melewati berbagai tantangan dalam hidup.

Malam itu, di tempat usaha Barbershop miliknya, yang beralamat di Doyo Baru tepatnya samping Pom Bensin, Naway menyapa sasagupapua.com dengan ramah dan penuh senyuman tulus.

Naway, begitu sapaan akrabnya sangat bersemangat menceritakan sepak terjangnya hingga kini memiliki satu unit usaha Barbershop.

Menyukai dunia pangkas rambut saat masih duduk di bangku SMP. Naway sering menunjukan kelihaian menggunting rambut di teman-temannya ketika teman-teman mendapatkan hukuman ‘sweeping rambut’ oleh guru.

“Itukan biasa guru potong kurang rapi, nanti sa yang potong kas rapi mereka punya rambut, jadi mereka punya rambut kurang rapi jadi sa tawarkan diri mari sa kasi rapi, nanti ko beli sa nasi,” cerita Naway mengenang masa sekolah.

Naway bisa menggunting rambut bukan karena mengikuti kursus atau lainnya, semua karena kemampuan alamiah atau otodidak, dimana sejak kecil memang sangat suka melihat orang menggunting rambut.

Saat meranjak SMA, Naway semakin mencintai dunia pangkas rambut bahkan ia cukup terkenal di kompleks tempat tinggalnya, sehingga ia sering diminta untuk memangkas rambut dengan bayaran Rp5 ribu.

“Waktu itu juga SMA di Genyem, jadi pertama orang dewasa yang sa potong rambutnya itu Kapolsek Genyem. Nah dari situ sa tinggal mau potong orang punya rambut terus,” ujarnya.

Pernah Terjerumus ke Dunia Malam dan Jadi Debt collector

Usai menyelesaikan SMA, Naway lalu melanjutkan Kuliah di Jogjakarta.

Disana, Naway merasa kesulitan karena faktor ekonomi. Akhirnya ia terpaksa bergabung menjadi Debt collector dan terjun ke dunia malam.

Sempat berpikir keluar dari situasi tersebut, lalu mencoba untuk bekerja di Barbershop.

“Karena sa juga sering bawa teman-teman dari kampung ke Barbershop dekat kampus lalu sa pinjam mesin potong baru mas di barbershop mungkin senang jadi dia ambil video-video lalu dia posting,” jelasnya.

Melihat kelincahan memangkas, owners Barbershop tempat tongkrongan Naway dan teman-teman merasa tertarik dan menawarkan untuk bergabung.

“Jadi sepertinya jalan Tuhan juga, malam saya ada kasus baku pukul dengan teman asrama, lalu saya berdoa minta ampun sama Tuhan, paginya saya langsung dapat pekerjaan,” kata Naway.

Sayangnya, setelah bekerja di Barbershop tersebut, Naway memutuskan untuk mencoba mencari peruntungan di Jakarta.

“Tapi karena Jogja bikin nyaman jadi sa balik lagi ke Jogja, di Jogja kembali kerja di Barbershop,” katanya.

Namun, Naway kembali lagi terjerumus dengan dunia malam.

“Disana ikut-ikut preman, masalah mulai banyak bahkan sempat dapat tikam juga, disitu saya mulai tobat, saya berhenti dan ke teman saya, sa bilang saya mau bertobat sa tidak mau begini terus,” ujar Naway.

Mereka lalu mencoba mencari lowongan pekerjaan, dan mendapatkan peluang di salah satu Barbershop yang cukup bergengsi di Jogjakarta saat itu.

Ia lalu mengikuti serangkaian tes untuk masuk dan bergabung di Barbershop tersebut hingga akhirnya di minta bersabar dan akan dihubungi lagi jika ia lolos.

“Disitu saya langsung minta ijin ke toiletnya mereka. Disana sa berdoa sungguh-sungguh saya bilang sama Tuhan, sa ingin tempat ini skali, sa ingin kerja disini,” cerita Naway.

Keesokan harinya, doa Naway terjawab, ia lalu diminta datang kembali ke Barbershop tersebut.

“Mereka minta jam 11 datang tapi jam 10 sa sudah disana karena semangat jadi saya datang lalu tunggu didepan,” ujar Naway.

Ia lalu diminta ikut training sayangnya belum diberikan kepercayaan memegang costumer, ia hanya di minta membersihkan kamar mandi, menyapu, lap kaca dan lainnya.

“Itu berlangsung selama satu minggu, sempat putus asa, saya rasa buang waktu saja. Akhirnya tiba-tiba mereka minta saya cari model, akhirnya saya inisiatif saja panggil tukang parkir, tukang ojek, mas jual makanan, sa ajak ayo potong rambut gratis nanti saya yang bayar,” kata Naway sambil tersenyum.

Akhirnya dengan perjuangan dan kesabaran, Naway lalu diberikan kepercayaan untuk memegang costumer.

“Jadi profesional kerja pangkas rambut ni saya dapat pengalaman dari Barbershop satu ke Barbershop lain jadi itu sejak tahun 2018-2020an,” jelasnya.

Naway saat di Jogjakarta mengambil jurusan Manajemen Bisnis namun menurutnya ia tak mampu menyelesaikan, akhirnya ia memilih pindah ke salah satu Universitas dengan jurusan Teologia.

“Jadi pas pindah kampus saya tidak kasih tau bapa dan mama, jadi kuliah sendiri pake uang hasil Barbershop, tapi pas lagi susun skripsi sa memilih pulang ke Papua, jadi saya di Papua ini baru satu tahun,” ungkap anak ke dua dari tiga bersaudara ini.

Kembali Ke Papua Jadi Tukang Cukur Keliling

Naway akhirnya kembali ke Papua, tepatnya di Jayapura berbekal satu mesin cukur kesayangan yang pertama kali ia beli menggunakan uang hasil keringatnya, Naway mulai mencoba peluang menjadi tukang pangkas dari rumah ke rumah.

“Anak-anak di Papua juga sudah tau, jadi saya tinggal terima panggilan saja untuk memangkas rambut,” ujarnya.

Naway saat keliling melayani customer
Foto:Sasagupapua

 

Satu waktu, ia sangat menyukai lokasi Barbershop yang kini menjadi miliknya. Awalnya ia hanya sekedar nongkrong yang akhirnya ia naksir dengan tempat tersebut.

“Sa kalau naksir tempat selalu saya berdoa, akhirnya barber ini yang sekarang jadi saya punya tempat usaha, baru jalan dua bulan,” jelasnya.

Peduli Kepada Anak-anak Papua yang Masih Terjerumus Dalam Kegiatan Negatif

Putra Papua asli Nabire peranakan Tablanusu Jayapura ini juga memiliki sikap peduli terhadap sesama anak Papua.

Pasalnya, di Barbershop miliknya banyak anak muda Asli Papua yang berkumpul. Anak-anak tersebut diajak oleh Naway untuk berkarya.

“Jadi mereka anak-anak muda yang sering berkumpul, saya rangkul dan saya sediakan pekerjaan supaya mereka bisa lebih baik, dan Puji Tuhan mereka mau ambil keputusan untuk lebih maju,” kata Naway.

Awalnya, ia selalu mencoba mendekatkan diri dengan anak-anak tersebut dengan mengikuti kegiatan mereka.

Namun setelah dekat, ia mulai mencoba untuk memberikan semangat dan mengajak mereka agar hidup lebih baik.

“Sa juga berangkat dari situ (pergaulan dunia malam) tapi bisa berubah. Memang ada yang saya ajak mereka tapi tidak diterima, lama-lama juga mereka dengar dan akhirnya sekarang sudah seperti saudara,” ungkap Naway.

Sebagai motivasi, Naway mengajak mereka untuk bergabung di Barbershop miliknya, mulai dari dilatih memangkas rambut, menjaga keamanan, parkiran, membersihkan Barbershop dan semua mendapatkan gaji dari bekerja di Barbershop yang dinamai SERAM atau Seniman Rambut Anak Melanesia.

Dalam waktu dekat ia akan mengadakan gerakan tour ke sekolah-sekolah dan panti asuhan untuk membuat satu gerakan sosial yakni memangkas gratis.

“Jadi kalau saya latih anak-anak yang sa bawa ini satu persatu makan waktu banyak jadi sa ajak mereka tour untuk buka jasa gunting rambut gratis supaya mereka punya skill bisa diasah disitu,” katanya.

Ia merasa simpati terhadap anak-anak Papua dengan perkumpulan yang tidak sehat.

“Jadi saya punya analisa konyol atau apalah, sa lihat anak muda Papua ini kadang macam perkumpulannya membuang waktu begitu makanya tidak pernah maju. contohnya begini, kemarin saya mabuk saya datang ketemu teman ceritanya masalah fly lagi, ceritanya kebelakang, akhirnya teman satu lagi bilang kemarin kita juga mabuk, bilang mati mabuk, akhirnya dalam perkumpulan itu jadinya beli satu, akhirnya hanya putar disitu saja tapi dong tidak pikir bagaimana bisa maju,” katanya.

Satu lagi, kata Naway anak-anak dengan pergaulan negatif juga selalu dianggap sebelah mata dan tidak akan maju oleh orang sekitar bahkan keluarga terdekat sekalipun.

“Jadi dorang lihat itu dong bilang ah anak ini nakal akhirnya semakin banyak niat jahat muncul. Padahal harusnya dirangkul,” ujarnya.

Berusaha Wujudkan Mimpi Mama

Naway lahir dari pasangan orang tua pendeta. Yakni Pendeta Paulus Rumateray. S.th, dan Pendeta Martha Yakarimilena.

Naway diam-diam memiliki mimpi untuk mewujudkan cita-cita sang mama tercinta.

Dimana ia ingin mewujudkan keinginan mamanya untuk membangun rumah peduli bagi anak-anak Papua yang berasal dari pedalaman ingin bersekolah di Jayapura bisa tinggal di rumah tersebut.

“Sa ingin bangun rumah untuk mama pu impian itu. Semoga Tuhan bisa bantu lancarkan niat ini,” kata Naway.

Naway berpesan kepada anak-anak Papua agar memiliki semangat untuk bersama-sama maju. Sebab menurutnya saat ini banyak anak-anak Papua yang ingin maju namun masih terjebak dengan pikiran ragu dan takut gagal.

“Sa juga pesan, kitong mainnya tu politik tapi bisnis, karena sa baca itu kita disini coba bayangkan kalau OAP yang punya usaha pasti kita bisa membantu pembangunan tata kota untuk maju, ada orang dari luar sana mereka datang untuk cari uang disitu tapi hasilnya dikirim keluar untuk membangun lebih maju di dorang pu daerah, nah kalau kita sendiri kelola disini, pasti akan semakin maju,” Kata Naway.

Saat ini, usaha Barbershop Seram milik Naway sudah mulai dikenal banyak orang bahkan para pilot asal luar negeri pun berminat memangkas rambut di Barbershop miliknya.

Saat melayani customer di barbershop miliknya
Foto:Sasagupapua

 

Bahkan Naway juga sudah mendapatkan berbagai tawaran untuk membuka cabang seperti di Tolikara, Bokondini, Wamena. Namun ia masih mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang saat ini sementara dilatih yakni anak-anak yang pernah terjerumus dalam kegiatan negatif lalu kini sudah kembali bersemangat untuk maju.

“Ada juga dari Auri Sentani sini mereka minta dipotong rambutnya lalu lihat hasilnya, Puji Tuhan mereka puas jadi mereka bilang nanti kedepan setiap dua minggu saya kesana untuk memangkas rambut, namun saya sementara siapkan pasukan lagi untuk bantu saya,” jelasnya.

Naway selalu memegang semangat bahwa uang itu adalah bonus, bagi saya kepuasan pribadi ketika melihat hasil karya tangan saya sendiri indah dan memuaskan konsumen.

“Pangkas sambut itu seperti berhubungan S*ks, karena masing-masing cari kepuasan, customer puas, sa juga puas. Uang itu cuman bonus yang penting hasil memuaskan,” canda Naway.

Di Barbershop milik Naway menawarkan berbagai jasa yakni Haircut plus Wash dibanderol dengan harga Rp70 ribu, haircut children harga Rp50 ribu, shaving Rp25 ribu, Coloring Natural Rp100 ribu, Coloring Warna Rp200 ribu, Trimming Rp20 ribu, Coloring Full Rp300 ribu. (Redaksi)

Berikan Komentar
Exit mobile version