SASAGUPAPUA.COM, NABIRE – Memperingati Hari Otonomi khusus Ke-24, Pemerintah Provinsi Papua Tengah menggelar Lomba Sayembara Noken yang digelar di Aula Quest House, Jalan Merdeka Nabire, Senin (17/11/2025).
Acara ini menghadirkan para dewan juri dari pengrajin noken, dewan kesenian Papua Tengah, dekranasda, juga turut hadir Pejabat Tinggi Pratama Provinsi Papua Tengah, serta tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, seluruh peserta lomba, dan para undangan lainnya.
Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Papua Tengah, Zakharias Marey dalam sambutannya mewakili Gubernur Papua Tengah mengatakan, hari ini kita tidak hanya melaksanakan perlombaan, tetapi kita sedang merayakan identitas kita.
“Noken bukan sekadar hasil keterampilan tangan, tetapi simbol kearifan lokal, simbol kasih seorang mama kepada anaknya, simbol kerja keras, serta simbol persatuan masyarakat Papua,”ungkapnya.
Menurutnya, kita patut bangga, karena noken telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
“Pengakuan ini adalah kehormatan sekaligus tanggung jawab bagi kita semua untuk memastikan bahwa tradisi ini tetap hidup, tetap diajarkan, dan tetap diwariskan kepada generasi selanjutnya, “jelasnya.
Meki mengapresiasi semangat seluruh peserta juga para panitia yang telah bekerja untuk mensukseskan acara ini.
“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi- tingginya kepada panitia, para peserta, mama-mama pengrajin noken, komunitas budaya, serta seluruh pihak yang bekerja keras menyukseskan acara ini. Terima kasih atas dedikasi dan komitmen yang tidak pernah surut dalam melestarikan budaya Papua, “ungkapnya.
Lebih jelas, meki menambahkan, sayembara Noken Papua Tengah ini hadir sebagai ruang untuk kreativitas dan inovasi. “Di sini kita memberi kesempatan bagi perajin muda untuk tampil, belajar, dan mengembangkan diri. Kita ingin budaya tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dikembangkan agar tetap relevan dengan perkembangan zaman, “jelas meki dalam sambutannya.
Selain itu, dari aspek budaya, pengembangan noken juga memiliki dampak ekonomi yang sangat besar. Mama- mama perajin adalah penopang ekonomi kreatif di banyak kampung dan kota di Papua Papua Tengah, oleh karena itu Pemerintah Provinsi berkomitmen memperkuat pelatihan, pendampingan, serta pemasaran produk- produk budaya agar semakin berdaya saing.
“Kepada para peserta, saya berharap tampilkan karya terbaik. Tunjukan identitas kalian, ceritakan budaya kalian melalui anyaman noken yang dibuat dengan hati. Jadikan sayembara ini bukan semata kompetisi, tetapi sebuah proses belajar dan berbagi, “jelasnya.
Di akhir sambutan, Gubernur Papua Tengah ini mengharapkan transparansi dari tim penilai untuk dapat memberikan penilaian yang adil dan baik, “kepada para dewan juri, saya menyampaikan terima kasih atas kesediaan, keahlian, dan waktu yang diberikan. Kami memilih Bapak-Ibu juri karena pengalaman, dan kompetensi yang dimiliki, sehingga kami percaya penilaian akan berlangsung adil dan transparan, Pungkasnya.
Lebih lanjut, meki mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan momentum Hari Otonomi Khusus ke-24 sebagai langkah untuk terus berjuang bersama, menjaga budaya, memperkuat identitas, dan membangun masa depan Papua Tengah yang lebih maju, bermartabat, dan sejahtera.