Pemerintahan · 14 Jun 2025 14:38 WIT

‘Saya itu Peringkat 34 dari 35 Siswa’ – Motivasi dari Meki Nawipa Seorang Pilot dan Gubernur


Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa. (Foto: Humas Pemprov Papua Tengah) Perbesar

Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa. (Foto: Humas Pemprov Papua Tengah)

SASAGUPAPUA.COM, NABIRE – Meki Nawipa Seorang Pilot berpengalaman yang terjun ke dunia politik dengan menjadi pengukir sejarah sebagai Gubernur Pertama di Papua Tengah.

Pria kelahiran Enarotali, 6 Mei 1978 ini berbicara di hadapan anak-anak muda Orang Asli Papua dalam momen Seminar Motivasi dan Pengembangan SDM yang diselenggarakan oleh TP-PKK Provinsi Papua Tengah dengan menghadirkan motivator asli Papua yaitu Jose Ohei (Kaka Jose), di Ballroom Kantor Gubernur Papua Tengah, Jumat (13/6/2025).

Meki Nawipa ikut memberikan motivasi kepada anak muda Papua.

Ingat Doa Sulung Ishak Semuel Kijne: Saling Tolong

Meki Nawipa mengatakan dirinya berangkat dari bawah hingga menjadi seorang Gubernur.

Mengawali pidato dengan kata-kata dari  Izaak Samuel Kijne: di atas batu ini saya meletakkan peradaban Orang Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa ini, mereka tidak dapat memimpin bangsa ini. Bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri.” (Domine Isaak Semuel Kijne. Bukit Aitumeri, 25 Oktober 1925).

“Orang Papua akan bangkit sendiri dan tolong mereka punya orang” seperti hari ini, kita tidak perlu menjadi gubernur, kita tidak harus menjadi pejabat, tapi kita tolong kita punya orang sendiri, itu yang dikatakan oleh Isaak Semuel Kijne,” ujarnya.

Ia mengatakan untuk bisa berkembang dan sukses harus dimulai dari hal kecil seperti kebiasaan, disiplin, kerja keras, setia, bertanggung jawab, serta mampu menjaga kepercayaan yang diberikan, dan yang terutama adalah selalu mengandalkan Tuhan.

“Hal-hal ini yang akan mampu membawa kita menuju kesuksesan. Untuk menjadi sukses kita harus bekerjasama untuk membangun diri kita, karena jika mengandalkan diri pribadi, akan sulit bagi kita untuk berkembang, namun apabila kita bersatu dan saling mendukung maka kita akan kuat, “tambahnya.

Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa saat membawakan pidato dan motivasi bagi para peserta. (Foto: Humas Pemprov Papua Tengah)

Menurutnya, untuk bertumbuh menjadi besar dan kuat akan sulit jika mengandalkan diri atau otak sendiri, tapi apabila bekerjasama satu dengan yang lain maka tentu akan sukses dan mudah.

“Jangan mudah percaya dengan hal-hal dari luar yang datang, sehingga kita gampang terpengaruh dan mudah untuk menjual harga diri kita kepada orang dari luar. Satu otak saja kita terbatas, jadi bagaimana supaya kita berbisnis bersama kita kuat,” ungkapnya.

Meki mengingatkan kepada kaum muda agar jangan mudah menjual tanah.

“Kalau kita jual-jual tanah, kalian mau kemana, percuma kita duduk hari ini bicara tentang bisnis, tapi kita sia-sia karena menjadi budaknya orang dan penguasa diatas tanah ini, jadi ini masalah yang kita semua perlu tahu, jangan karna rokok, pinang, kita jual harga diri dan tanah, jelasnya,” tegas Meki.

Menurutnya, sukses untuk orang Papua saat ini adalah gabungan dari kerjasama orang Papua satu dengan yang lain, tidak mudah terpengaruh, dan berikan kepercayaan kepada diri sendiri dan sesama orang Papua.

“Orang Papua mau bekerja sendiri untuk jadi sukses, itu tidak bisa, percaya omongan saya, sukses adalah gabungan kita semua, kita gabung, buat group, ko jadi manajer, ko jadi direktur, jadi komisaris dan mari kita kerja, itu baru bisa jadi sukses,” ujarnya.

Tidak Harus Pintar Tapi Kerja Keras

Mantan Bupati Paniai yang pernah sukses membawa 100 persen Orang Asli Papua jadi ASN ini mengatakan, untuk bisa berkembang dan sukses harus dimulai dari hal kecil.

Hal kecil yang dimaksud adalah kebiasaan, disiplin, kerja keras, setia, bertanggung jawab, serta mampu menjaga kepercayaan yang diberikan, dan yang terutama adalah selalu mengandalkan Tuhan, hal-hal ini yang akan mampu membawa kita menuju kesuksesan.

Meki bercerita tentang bagaimana proses dirinya memulai kehidupan dari sekolah hingga dia bisa menjadi gubernur Papua Tengah, banyak proses kehidupan yang membawanya hingga saat ini.

“Saya Datang dari bawah dan menjadi gubernur, Saya itu ke 34 dari 35 siswa di SMA gabungan, dua dari belakang, peringkat dua dari belakang sekarang jadi Pilot, jadi Bupati, dan sukses jadi Gubernur,” ungkapnya.

Meki mengatakan, tidak harus pintar untuk meraih kesuksesan, karna untuk menggapai kesuksesan ada banyak hal yang perlu diperhatikan, mulai dari kedisiplinan, attitude, hal tersebut yang menunjukan kesuksesan sesungguhnya.

“Kita disiplin, on time, tepati janji, jadi semua yang kita buat itu menunjukan siapa kita. Karena sekarang kan Otsus, jadi semua khusus, khusus untuk sekolah, beasiswa, dan lain-lain tapi mereka lupa, kalau mau sukses harus kerja keras, tidak ada cara lain,” ujarnya.

Momen foto bersama Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa. (Foto: Humas Pemprov Papua Tengah)

Selain itu, ia juga mengadakan tidak selamanya seseorang itu hebat, ada waktu diatas, ada waktu juga dibawah.

“Jadi mungkin hari ini saya gubernur, suatu saat saat anak-anak yang ada didalam sini bisa jadi gubernur, kita tidak tahu. Jadi kita juga tidak harus jadi pintar untuk sukses, teman-teman pintar juga banyak yang tidak jadi apa-apa, tapi kerja keras, disiplin, tekun, ulet, itu yang bisa membawa kita sukses, “katanya.

3000 Dolar dari Tuhan

Meki Nawipa mengenyam pendidikan dasar di Sekolah Dasar YPPI Kebo 1, Paniai, dan melanjutkan ke SMP Negeri Aradide serta SMA Negeri 5 Jayapura. Kemudian ia melanjutkan sekolah di Bible College of Victoria (sekarang Melbourne School of Theology), Melbourne, Australia.

Ia juga menempuh pendidikan penerbangan di Deraya Flying School, Halim, dari tahun 2000, dan MAF Flight Training Centre di Papua Nugini. Ia memperoleh sertifikat Private Pilot Licence (PPL).

Kini ia telah menjadi seorang Gubernur. Ia menuturkan banyak yang datang dan meminta proposal.

“Tidak minta di Tuhan, dulu itu kita minta ke Tuhan karna pemerintah tidak ada, sekarang ini minta ke pemerintah, Tuhan jadi kecil, pemerintah jadi besar,” katanya.

Ia juga meminta kepada para anak muda agar mendahului Tuhan dan jangan percaya kepada hal lain selain Tuhan.

“Adik-adik, tidak usah percaya gubernur atau bupati, tapi percayalah sama Tuhanmu yang besar dan percayalah pada dirimu sendiri,” serunya.

Ia berkisah mujizat dari Tuhan yang ia terima ketika ia bersekolah dan membutuhkan uang.

“Waktu saya sekolah saya butuh uang 3000 dolar, tidak ada uang 3000 dolar saya harus pulang ke Papua, jadi akhirnya kita acara caple kita puasa, jam 11 itu sekolah bilang berdoa sendiri ka sama-sama ka terserah. Saya pulang masuk kamar, berdoa dan protes tuhan diatas, tuhan kenapa ko bawa saya kesini, ko tahu bahwa harapan orang tua saya harus berhasil tapi saya dibawah kesini dan gagal karna biaya 3000 dolar, kau yang salah,” ungkapnya.

Ketika ia berdoa kepada Tuhan, tiba-tiba ada seseorang yang datang mengetuk pintu.

“Ada bapak-bapak datang tanya saya nama, dan butuh uang 3000 dolar. Tuhan datang on time, tuhan tidak pernah datang terlambat ketika kita butuh dia. Kita dan Tuhan adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan,” ujarnya.

Meki mengatakan waktu kita setia dengan Tuhan, waktu kita bawa nama tuhan, komitmen dengan Tuhan, maka semuanya (masalah) akan selesai.

“Jadi semua yang ada disini adalah orang-orang penting di negeri ini, akan menjadi pejabat dan pengusaha diatas tanah ini, kamu akan sukses diatas tanah ini,” serunya.

Sehingga untuk jadi sukses kata dia harus konsisten dengan hidup, tidak boleh mengkonsumsi miras.

“Miras bukan minuman atau budaya kita, seks bebas bukan budaya kita, budaya kita adalah saling mendengar dan saling baku bantu. Kita punya hal baik diatas tanah ini perlu kita rawat dan kita jaga, sebaliknya hal yang tidak baik harus kita tinggalkan dan bagaimana kita maju kedepan,” katanya.

Momen foto bersama para peserta seminar. (Foto: Humas Pemprov Papua Tengah)

Ia mengatakan mereka ada bukan berlomba untuk menang tapi mengisi dan menyelesaikan kehidupan, namun ingin menjadi orang yang bisa dipercaya, orang yang takut Tuhan,juga orang yang setia.

“Kepintaran tidak menjamin kesuksesan, tapi kepercayaan dan kejujuran maka engkau akan dipercayakan, setia, disiplin dan berintegritas, semua Tuhan akan kasih ko, diluar dari situ tidak ada,” katanya.

Sombong Boleh Tapi Harus Sukses

Meki Nawipa mengatakan ketika ia bersekolah, ia adalah orang yang paling sombong tapi tidak pernah terlihat sombong, karena selalu senyum.

Baginya, sombong boleh tapi harus bekerja keras. Tunjukan bahwa Kesombongan itu adalah kesuksesan.

“Jangan sampai ko sombong tapi ko gagal dalam hidup ini, kita pikir orang bule juga hebat-hebat, sebenarnya mereka juga tidak ada apa-apa. Saya katakan, orang Papua lebih hebat daripada orang bule. Sekarang orang bule minta pekerjaan di saya,” kata Meki.

Ia mengapresiasi seminar yang diselenggarakan oleh TP PKK Provinsi Papua Tengah tersebut yang menurutnya memberikan motivasi bagi generasi muda Papua.

“Usaha berarti usaha always, hidup ini pilihan, ada yang mau jadi nakal, silahkan jadi nakal, ada yang mau jadi sukses silahkan jadi sukses, tidak ada orang yang dilahirkan untuk gagal, yang gagal adalah orang itu sendiri karena dia tidak berjuang,” katanya.

Jadi dalam hidup ini, menurut meki tidak ada yang dilahirkan untuk gagal, semua dilahirkan untuk sukses.

“Salah satu tips, ko punya halaman kecil, ko pelihara ayam 10 ko tidak beli pakan, ada kangkung, bayam, ubi, kasih makan dia, 10 menghasilkan 20, 30, tanpa modal,” ungkapnya.

Teori Hidup 13 Tahun

Gubernur Papua Tengah ini mengatakan supaya bisa berjuang salah satunya adalah ketekunan.

Ia menjelaskan apa yang dikatakan oleh Bill Gates dimana 13 tahun hidup manusia.

“Saya dulu tidak percaya kenapa 13 tahun saja, ternyata 13 tahun itu hitung matematika nya, jadi kalau pegawai itu pensiun 58 Tahun, maksimal 60 tahun pensiun. Umur efektif atau produktif kerja, setelah itu sudah mulai cape, dan tidak produktif lagi,” terangnya.

“Jadi kita mau buktikan 13 tahun ini, dari kita lahir sampai kuliah 20 tahun, jadi 2 per 3 hidup kita itu habis di sekolah, 60 dikurangi 20 sisa 40 tahun, setelah  itu waktu kita tidur, makan, bicara-bicara abunawas, putar sana sini, itu ada 2 per 3 dari hidup kita habis,” lanjutnya.

40 dikurang 20 sisa 20 tahun, Meki mengatakan, mama melahirkan kita sampai SD ada 7 tahun, 20 dikurangi 7 jadi 13 tahun efektif orang jadi sukses.

“13 tahun kita jadi sukses, bisa, kita gabung semua punya 13 tahun masing-masing bisa jadi 100 tahun, 10 otak, 13 kali 10 jadi 130 tahun, dalam waktu 1-2 tahun kita maksimalkan bisnis dan kita bisa jadi sukses dalam hidup kita,” ungkapnya.

Sehingga menurutnya 13 tahun hanya sendiri tentu tidak akan bisa. “Makanya pilot itu harus mobile, ke Amerika bisa sampe 4,5 flight ganti-ganti terbang 18 jam.

Karna satu otak itu terbatas atau limited, dan teori Bill Gates menurut saya benar karena kita mungkin cape, ada masalah dan lain-lain, maka bergantian atau pakai shift, jadi bagaimana supaya kita berbisnis bersama kita kuat,” ujarnya.

Momen acara pembukaan seminar motivasi bagi OAP di Nabire yang dibuka oleh Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa. (Foto: Humas Pemprov Papua Tengah)

Masalahnya kata Meki saat ini orang Papua mau bekerja sendiri 13 tahun dan mau jadi sukses tidak akan bisa jika sendirian.

“Sukses ada gabungan 13 tahun semua kita gabung, buat group, ko jadi manajer, direktur, komisaris dan mari kita kerja. Kita kumpul sama-sama semua jalan baru bisa jadi sukses,” kata Meki.

Berikutnya adalah Orang Papua jangan mudah percaya orang.

“Jadi kuncinya percaya dirimu sendiri dan jangan percaya orang diluar sana, ini yang selalu gagal. Jadi orang datang bicara dong percaya, orang datang tawar tanah dengan rokok 1, pinang 1, sirih satu, kita mudah percaya. Kita tidak percaya orang Papua sendiri, ini yang membuat kita gagal,” jelasnya.

Meki Nawipa juga menyinggung mengenai kasus HIV/AIDS yang kini semakin merajalela di Papua Tengah.

“Kita bisa mati bodok-bodok, kita terlalu gampang. Di jepang orang sudah tidak menikah, seks bukan prioritas utama didalam hidup ini, orang sekarang di jepang tidak berfikir tentang seks,” katanya.

Salah satu penyebab dari penyakit HIV/Aids adalah seks bebas sehingga ia mengingatkan kepada anak muda agar menghindari pergaulan bebas.

“Menurut saya kita orang Papua perlu koreksi, kita perlu buat doa pelepasan secara besar-besaran, kita perlu buat doa pemulihan tanah ini. Habislah gelap, terbitlah terang, supaya negeri ini maju kedepan,” pungkasnya.

 

Berikan Komentar
penulis : Edwin Rumanasen
Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pemkab Mimika Serahkan Bantuan ke Enam Distrik Terdampak Longsor

12 Juni 2025 - 20:11 WIT

Bakal Ada di Timika, Apa Itu Mall Pelayanan Publik ?

12 Juni 2025 - 17:36 WIT

Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Paving Block, DLHKPP Pegubin Catat Sejarah

11 Juni 2025 - 19:12 WIT

Obet Rombruren Dukung Program MBG di Manokwari

8 Juni 2025 - 15:51 WIT

Menteri ESDM, Gubernur PBD dan Bupati Raja Ampat Dilarang Lakukan Tindakan Malatministrasi  

8 Juni 2025 - 07:40 WIT

Kementerian ESDM Hingga Pemda Sebut Tidak Ditemukan Masalah Lingkungan di Pulau Gag

8 Juni 2025 - 07:02 WIT

Trending di Lingkungan