SASAGUPAPUA.COM, JAYAPURA – Rencana Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang ingin memindahkan seluruh koleksi Benda Arkeologi Papua ke Jawa Barat tuai penolakan.
Benda arkeologi yang menjadi koleksi dari Balai Arkeologi Papua, yang kini telah berganti nama menjadi Kawasan Kerja Bersama (CWS) Jayapura di Waena Kampung, Kota Jayapura rencananya akan dipindahkan ke Gedung Koleksi Hayati di Kawasan Cibinong Science Center, Cibinong, Jawa Barat.
Hal ini memicu penolakan keras dari para seniman, budayawan, akademisi, dan tidak terkecuali Dewan Adat Papua.
“Kami seperti dilecehkan dan tidak dianggap sebagai pemilik atas benda arkeologi tersebut,” kata Ketua Dewan Adat Papua, Dominikus Surabut, Selasa (17/9/2022).
Menurutnya, Masyarakat Adat Papua selama ini selalu kooperatif dengan pemerintah dalam upaya pemajuan kebudayaan Papua. Namun jika BRIN melakukan tindakan seperti ini maka kata Surabut, pihaknya akan mempertimbangkan kerja sama dengan pemerintah di masa depan
“Saya sudah mengirimkan surat kepada Kepala BRIN agar segera menghentikan rencana mereka. Dalam surat tersebut, kami Dewan Adat Papua menolak dengan tegas rencana migrasi Benda Arkeologi Papua. Kalau tetap dipaksakan, maka kami akan mengambil langkah hukum dan langkah strategis lainnya untuk tetap melindungi Benda Arkeologi Papua sebagai warisan leluhur agar tetap berada di Papua,” tegas Surabut.
Senada dengan Surabut, Ketua I Dewan Adat Papua Manfun Apolos Sroyer akan menginstruksikan seluruh komunitas Masyarakat Adat Papua di berbagai daerah agar mempertimbangkan kembali kerja sama dengan pihak pemerintah terkait riset dan studi arkeologi.
“Saya imbau kepada Orang Papua dan para pemangku kepentingan di Papua untuk hati-hati dalam menyetujui riset arkeologi, apalagi sampai memberikan berbagai spesimen arkeologi kepada pihak ketiga tanpa persetujuan bersama Dewan Adat Papua. Selama ini kita percaya mereka ingin memajukan budaya kita, tapi sekarang BRIN sudah tunjukkan bahwa mereka ingin hapus Sejarah dan identitas Orang Papua,” tegas Sroyer.
Dewan Adat Papua berencana untuk melakukan audiensi dengan berbagai pihak, baik kalangan akademisi, pemerhati budaya, Pemerintah Lokal di seluruh Tanah Papua, Majelis Rakyat Papua di seluruh Tanah Papua dan Dewan Perwakilan Rakyat di seluruh Tanah Papua untuk mendesak BRIN menghentikan rencana migrasi benda arkeologi Papua.
“Kami akan buat audiens dengan berbagai pihak untuk satukan persepsi dan menyusun langkah-langkah strategis bersama dalam mengelola spesimen benda arkeologi Papua di tanah kami sendiri. Kalau butuh Gedung perawatan maka pemerintah lokal berkewajiban untuk menyiapkan fasilitas tersebut. Kalau mereka mau alih fungsikan Kantor CWS Jayapura sebagai ruang perkantoran, maka kami minta agar spesimen benda arkeologi Papua dititipkan sementara ke Museum Loka Budaya Universitas Cenderawasih,” tutup Sroyer.
Beberapa organisasi dari berbagai wilayah di Tanah Papua juga menolak rencana migrasi benda arkeologi Papua. Saat ini mereka sedang menggalang dukungan petisi penolakan secara online.
“Kami berharap semakin banyak pihak yang mendukung kami dengan menandatangani petisi online tersebut, sehingga kita semua dapat melindungi aset budaya Orang Papua dari penyalahgunaan di masa depan,” harapnya.
Petisi online dapat dilihat pada: https://www.change.org/p/tolak-rencana-brin-yang-akan- memindahkan-benda-arkeologi-papua