Menu

Mode Gelap

Pemerintahan · 30 Jul 2025 22:25 WIT

Suara Dibayar Aksi Nyata, Pendidikan di Papua Tengah Berangkat Berbenah


Sumber foto: Humas Pemprov Papua Tengah Perbesar

Sumber foto: Humas Pemprov Papua Tengah

Sudut kota Timika 30 Mei 2025 tampak panas membara menghantar suasana emosi yang meledak-ledak dari sekelompok anak muda asli Papua. Mereka berjalan kaki berkeliling kota Mimika, membawa baliho mengenakan almamater kebesaran Universitas Timika sembari berteriak.”Kami ingin kuliah murah, kenapa tidak bisa kah? ini tanah kami, kami hanya petani, kami hanya nelayan tapi kami ingin jadi sarjana !

Aksi yang sudah sering dilakukan sejak tahun 2023 ini, terus dikumandangkan untuk sebuah kerinduan yang belum terobati yaitu hadirnya sebuah universitas negeri. Mereka tak meminta Kuliah yang gratis, hanya memohon diberikan hati tanpa menuntut lagi jantung.

Hadirnya universitas negeri bagi mereka menjadi kemudahan untuk mendapatkan akses biaya kuliah yang lebih hemat, peluang mendapatkan beasiswa, fasilitas yang baik, dosen yang menjanjikan, bahkan menurut mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih mudah.

Dari kerumunan masa yang melakukan aksi tanggal 30 Mei 2025 terlihat seseorang pria bertopi coklat, dengan wajah yang marah, memegang speaker toa mulai berteriak lebih kencang,”Kami tidak merdeka di pendidikan, negara juga tidak mau kami merdeka lalu mau kalian apa sebenarnya,? serunya lantang.

BEM Universitas Timika saat melakukan aksi demo.

Pria itu adalah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Timika, bernama Yoki Sondegau. Yoki lantang meminta kepada pihak Provinsi Papua Tengah untuk mendirikan kampus negeri baik di Mimika atau di Nabire.

“Dengan adanya pernyataan dari bapak Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa terkait kualitas pendidikan di Provinsi Papua tengah, sehingga saya meminta dengan tegas agar pembangunan kampus di Timika dan Nabire bisa dibangun agar teman-teman dari pengunungan yang mau lanjut tingkat perguruan tinggi dapat memilih lanjut di Timika atau Nabire. Mengingat SDM Papua terlebih khusus Papua Tengah perlu ditingkatkan agar SDM itu dapat menjadi nyata untuk pembangunan Provinsi Papua Tengah,” serunya.

Yoki mengaku kesal karena selalu melakukan aksi namun hanya dianggap sebelah mata tanpa ada kepedulian dari pihak pemerintah.

“Selasa 30 Mei 2023 kami dari BEM universitas Timika sempat adakan aksi pembangunan kampus di Kabupaten Mimika namun sampai hari ini belum direspon positif oleh pemerintah daerah saat itu sampai dengan detik ini, maka perlu saya tegaskan lagi agar pembangunan tersebut dapat diproses secepat mungkin agar daya saing di bidang pendidikan dapat berjalan sesuai dengan tujuan negara ini “mencerdaskan kehidupan bangsa,” ucapnya.

Yoki mengatakan, ia meyakini, mereka  merupakan satu dari banyaknya harapan masyarakat Papua Tengah agar memiliki universitas negeri terbaik di tanah ini.

Suara yang Didengar Untuk Mewujudkan Mimpi

Siang itu, Rabu (30/7/2025) di Ballroom Kantor Gubernur Provinsi Papua Tengah, Area Bandara Lama, Nabire telah menjadi saksi, suara yang menggema sejak lama tanpa respon pemangku kepentingan kini mulai terjawab. Momen menyenangkan terjadi, kabar berita bahagia tersampaikan melalui pembuktian penyelenggaraan Seminar dan Workshop Tentang Inisiasi Pendirian Univesitas Negeri di Papua Tengah.

Acara tersebut dibuka secara langsung oleh penggagas kebijakan di Provinsi Papua Tengah, seorang Gubernur yang selalu menggaungkan tentang pentingnya pendidikan di  Daerah Otonomi Baru (DOB) yang masih berusia tiga tahun ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas P dan K Provinsi Papua tengah, Nurhaidah Meki Nawipa. (Foto: Humas Pemprov Papua Tengah.

Saat itu hadir Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XIV Dr. Suriel Semuel Mofu S.Pd., M.Ed. TEFL., M.Phil, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Tengah, Nurhaidah, SE, ketua MRP Ppaua Tengah Agustinus Anggaibak, SE, Wakil Ketua II DPRD Papua Tengah, Dr. Drs. Izaack Petrus Suripatty, M.Si, Plt Kepala Bapperida Papua Tengah Elieser Yogi, S.STP, M.Si, sejumlah unsur pimpinan organisasi perangkat daerah, unsur akademisi dan perguruan tinggi se Papua Tengah, tokoh masyarakat dan juga para narasumber diantaranya Niko Kobepa, S.Pd, MA, Dr. Deny Iyai, S.Pt, M.Si, Prof. Dr. Dra. Dumilah Ayuningtyas, Apt, M.A.R.S, Prof. Dr. Ninuk Lustiyantiem, M.Pd, dan Prof. Dr. drg. Soehardjo, MS, Sp. RKG (K).

“Kami dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah, menyambut baik kehadiran Universitas Negeri di Papua Tengah. Sebab langkah tersebut untuk mewujudkan mimpi besar masyarakat Papua Tengah,” begitu ungkapan yang disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas P dan K Provinsi Papua tengah, Nurhaidah Meki Nawipa ketika membawakan sambutan dalam acara tersebut.

Katanya, Papua Tengah adalah tanah yang kaya akan budaya, adat dan sumber daya alam, namun masih merindukan akses pendidikan tinggi yang merata dan berkualitas agar generasi penerus bisa disiapkan sejak dini demi masa depan negerinya sendiri.

”Pendirian Universitas Negeri di Papua Tengah ini sejalan dengan semangat otonomi daerah dan visi besar Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa, yang menjadikan pendidikan sebagai jalan utama menuju Papua Tengah terang. Pendidikan gratis dan inklusif sedang kami rancang dan kawal. Maka kehadiran kampus negeri ini adalah wujud dari visi itu, membuka akses pendidikan yang adil, merata, dan relevan dengan budaya lokal,” ujarnya.

Apresiasi tulus dari Nurhaidah atas keterlibatan LLDIKTI Wilayah XIV serta para akademisi dan intelektual Papua Tengah, yang berkomitmen dengan gagasan, kajian, dan keberpihakan untuk masa depan daerah.

Dengan penuh keyakinan, Nurhaidah menyampaikan universitas yang akan dibangun bukanlah universitas biasa, namun sebuah kampus yang merepresentasikan identitas Tanah Papua Tengah, yang menyatu dengan budaya, mengangkat potensi lolak menjadi kekuatan akademik dan menjembatani generasi muda dari pesisir hingga gunung untuk belajar tanpa meninggalkan kampung halaman.

‎“Universitas ini harus menjadi pusat penelitian kearifan lokal, pusat inovasi, pengembangan sumber daya wilayah, serta rumah pembentukan karakter generasi Papua Tengah yang beriman, unggul, dan berdaya saing global,” katanya.

Ada ketegasan penting yang disampaikan oleh Nurhaidah bahwa pendirian universitas negeri di Papua Tengah bukan sekadar proyek pembangunan, tetapi proses panjang yang membutuhkan sinergitas lintas sektor, solidaritas, dan ketulusan.

“Pemerintah daerah menyambut inisiatif ini dengan penuh semangat dan komitmen, serta siap menjadi bagian aktif dalam realisasinya. Kami sangat berharap ini menjadi titik terang. Dulu hanya mimpi, sekarang mulai tampak nyata,” katanya.

Fokus Perhatian Juga Mimpi yang Akhirnya Nyata

Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa adalah seorang anak Asli Papua yang selalu mengejar mimpinya. Selalu berambisi positif untuk dunia pendidikan. Hal ini ia buktikan dari dalam dirinya. Ia mampu mengejar mimpi berawal dari kampung hingga menjadi seorang pilot Orang Asli Papua (OAP) pertama.

Semangat mengejar mimpi itu ingin disampaikan dan diwujudkan kepada seluruh generasi muda yang ada di Papua Tengah. Ia menjadikan pendidikan adalah salah satu fokus perhatian di era kepemimpinannya. Lewat inisiasi pendirian perguruan tinggi negeri di Papua Tengah menjadi bukti mimpi itu terlahir menjadi sebuah kenyataan.

Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa. Foto: Humas Pemprov Papua Tengah.

Dengan lantang, Meki Nawipa saat membuka kegiatan Seminar dan Workshop Tentang Inisiasi Pendirian Univesitas Negeri di Papua Tengah menyampaikan rencana pendirian Universitas Negeri di Papua Tengah bukan sekadar rencana administratif namun hal itu merupakan sebuah bagian dari misi besar dirinya bersama Wakil Gubernur Deinas Geley untuk memutus ketimpangan akses pendidikan dan membangun masa depan generasi Papua Tengah.

“Kita bukan pewaris, tapi perintis. Kita sedang meletakkan batu karang yang kokoh, supaya anak-anak di negeri ini kelak jadi pemimpin di atas tanahnya sendiri,” katanya.

Ia mengatakan di Papua Tengah perlu dibangun sebuah pendidikan tinggi berbasis local yang tidak kehilangan akar budaya, namun tetap unggul secara keilmuan.

“Kampus dibangun di Nabire atau Timika bisa sama hebatnya dengan universitas di luar negeri, asal dirancang dengan komitmen dan semangat keberpihakan. Selama ini anak-anak Papua Tengah yang tidak mampu hanya bisa berkuliah di sekitar Nabire atau Timika, sementara yang berasal dari keluarga mampu melanjutkan studi ke Jawa bahkan ke luar negeri. Dengan adanya universitas negeri di Papua Tengah, peluang pendidikan akan terbuka lebih luas bagi seluruh lapisan masyarakat,” kata Meki.

Dimulai dari Seminar dan Workshop

Gubernur Pertama Papua Tengah ini juga memberikan ketegasan berawal dari seminar dan workshop. Dimana kegiatan tersebut dalam rangka membahas konsep dan rancangan pendirian Universitas Negeri Papua Tengah termasuk mengumpulkan masukan dari berbagai stakeholder terkait.

“Saya berharap dalam menyusun rekomendasi strategis untuk tahapan pendirian universitas, membangun komitmen bersama dalam mendukung inisiasi pendirian universitas dan juga merancang struktur organisasi, skema pembiayaan, dan aspek legalitas,” katanya.

Sementara itu, ketua Panitia, Dr. drg. Yohanes Tebai, MH.Kes, mengatakan, kegiatan ini bertujuan mendukung visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam menghadirkan perguruan tinggi negeri di Provinsi Papua Tengah. Seminar dan workshop ini menjadi langkah awal untuk merancang dan mempersiapkan dokumen-dokumen penting sebagai dasar pendirian universitas.

Sumber foto: Humas Pemprov Papua Tengah

“Seminar ini kami rancang dalam dua bentuk, pertama adalah, seminar panel bersama narasumber dari kementerian dan para akademisi, kedua kita laksanakan workshop berbentuk lokakarya yang membahas dan menyusun sepuluh dokumen utama sebagai dasar rencana induk pendirian universitas,” jelasnya.

Inisiasi pendirian universitas itu merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 1 fahun 2022, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan lzin Perguruan Tinggi Swasta, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

Berikan Komentar
penulis : Kristin Rejang
Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

CERITA FOTO: Pelaksanaan Upacara Bendera HUT ke-80 RI di Mimika Barat Jauh

18 Agustus 2025 - 17:40 WIT

Masyarakat Distrik Mimika Barat Jauh Rayakan HUT RI Dengan Tifa Duduk Selama Dua Malam

18 Agustus 2025 - 17:13 WIT

Ever Kukuareyau: Semoga HUT ke-80 RI Masyarakat MBJ Rasakan Merdeka Sesungguhnya

18 Agustus 2025 - 17:04 WIT

HUT ke-80 RI di Papua Tengah, MEGE Gunakan Pakaian Adat Saireri dan Lapago 

17 Agustus 2025 - 19:30 WIT

Soal Kondisi Keamanan, Pemkab Nabire Akan Bangun Pos Hingga Pasang CCTV

17 Agustus 2025 - 14:27 WIT

Momen HUT ke-80 RI di Nabire, Begini Pesan Mesak Magai

17 Agustus 2025 - 13:55 WIT

Trending di Pemerintahan