Site icon sasagupapua.com

Wajah Sejuk Papua Tengah: Saat Suara Adzan dan Lonceng Gereja Saling Menghormati Hingga Ajakan Toleransi

(Foto: sasagupapua/Ilustrasi)

SASAGUPAPUA.COM, Papua Tengah – Semangat toleransi beragama terpancar kuat dari jantung Provinsi Papua Tengah menjelang perayaan Natal 2025. Dua kabupaten besar, Nabire dan Mimika, melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat, mengeluarkan seruan resmi untuk menjaga kekhusyukan ibadah umat Kristiani serta merawat persaudaraan antar umat beragama.

Nabire: Pembatasan Volume Toa Masjid demi Kekhusyukan Natal

Di Kabupaten Nabire, MUI bekerja sama dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengeluarkan surat imbauan bersama nomor 025/MUI/XII/2025. Surat tersebut ditetapkan pada 23 Desember 2025.

Terdapat dua poin utama yang ditekankan kepada seluruh pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan Mushalla di wilayah Nabire:

1. Pembatasan Volume Suara: Penggunaan pengeras suara luar (Toa luar) masjid pada malam perayaan Natal, mulai tanggal 24 Desember 2025 pukul 18.00 WIT hingga 25 Desember 2025 pukul 06.00 WIT, diminta untuk dibatasi atau dikurangi volumenya.

2.Komitmen Sosialisasi: Para Ketua DKM se-Nabire diharapkan berkomitmen untuk mensosialisasikan kesepakatan ini kepada seluruh pengurus masjid, marbot, hingga jamaah di lingkungan masing-masing.

Surat tersebut ditandatangani langsung oleh Ketua MUI Kabupaten Nabire, K.H. Rohimin Abdurrahman, S.Pd., dan Ketua DMI Kabupaten Nabire,H. Abdul Rahman.

Pihak MUI dan DMI menegaskan bahwa himbauan ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang damai, aman, dan harmonis bagi seluruh masyarakat Nabire yang sedang merayakan hari besar keagamaan.

“Semoga kesepakatan ini dapat memperkuat kerukunan umat beragama serta menciptakan suasana damai di Kabupaten Nabire,” tulis pernyataan dalam surat tersebut.

Mimika: Menjaga “Rumah Bersama” dengan Wajah Islam yang Ramah

Sementara itu di Kabupaten Mimika, MUI mengeluarkan taushiah resmi bernomor B-007/MUI-MMK/XII/2025. Ketua MUI Mimika, KH. Muhammad Amin, menekankan filosofi Eme Neme Yaware (Bersatu, Bersaudara Membangun) sebagai landasan menjaga ketertiban umum.

Dalam seruannya, KH. Muhammad Amin mengajak umat Islam untuk menunjukkan wajah Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin (rahmat bagi semesta alam).

“Mimika adalah rumah kita bersama. Maka, merawat kedamaian adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen warga. Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga stabilitas keamanan dan saling menghormati saudara kita yang merayakan Natal dengan penuh harmoni,” tegas KH. Muhammad Amin.

Dalam Taushiah/Himbauan tersebut, MUI Kabupaten Mimika menekankan enam poin utama sebagai panduan masyarakat:

1. Mimika adalah Rumah Bersama (Eme Neme Yaware) Bersatu Bersaudara untuk Membangun:  Maka seluruh masyarakat Kabupaten Mimika wajib menjaga dan merawat daerah ini agar tercipta suasana yang aman, nyaman, dan penuh kebersamaan demi kelancaran pembangunan.

2. Penghormatan terhadap Toleransi: Menjaga stabilitas keamanan serta saling menghormati saudara-saudara yang sedang merayakan Natal dengan harmoni dan damai. Masyarakat diharapkan melewati pergantian tahun dengan rasa syukur tanpa aktivitas yang mengganggu kenyamanan publik.

3. Menghindari Perilaku Negatif: Mengimbau agar pergantian tahun tidak diisi dengan kegiatan hura-hura, pesta minuman keras (miras), penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, maupun tindakan lain yang berpotensi mengganggu ketenangan serta melanggar norma agama dan hukum.

4. Mengedepankan Sikap Solidaritas: Menghimbau umat Islam untuk menunjukkan wajah Islam yang _Rahmatan lil ‘Alamin_ dengan ikut menjaga kerukunan antar umat beragama, guna memperkokoh tali persaudaraan kebangsaan (Ukhuwah Watoniyah).

5. Optimalisasi Kegiatan Positif: Mengajak para tokoh agama, pengurus masjid, dan pimpinan ormas Islam untuk mengisi malam tahun baru dengan kegiatan bermanfaat seperti dzikir bersama, muhasabah (evaluasi diri), atau kajian keagamaan di lingkungan masing-masing demi memohon  keberkahan bagi Kabupaten Mimika di tahun yang baru.

6. Kepedulian Sosial dan Lingkungan: Mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan kebersihan lingkungan serta menunjukkan empati kepada sesama yang membutuhkan, sebagai wujud syukur atas nikmat Allah SWT selama setahun terakhir.

Berikan Komentar
Exit mobile version