SASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Hari Ke-2 Kegiatan perlombaan membuat Mahkota, Kawitok dan Noken yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga (Disparbudpora) bidang Kebudayaan sementara berlangsung.
Para peserta yang terdiri dari 12 kelompok tersebut terlihat lihai dan serius dalam membuat aneka kerajinan tangan tersebut. Upaya saling bekerjasama antar anggota kelompok terlihat dalam proses pembuatan tiga jenis kerajinan asli suku Amungme, Selasa (20/5/2025).
Tim pembuat noken terlihat serius ada yang bertugas memintal benang secara manual, ada yang mulai menganyam, begitupun tim pembuat mahkota ada yang sudah berhasil menyelesaikan pembuatan mahkota, ada pula yang masih merangkai mahkota yang berbahan dasar bulu kasuari itu.
Selain itu, ada proses yang rumit yang sementara dilakukan oleh para peserta lomba yaitu membuat Kawitok atau kalung khas suku Amungme, dimana terlihat laki-laki menyiapkan bahan dengan cara memotong kerang menjadi segi empat berbagai ukuran untuk dijadikan manik-manik, lalu ada proses bor, hingga amplas dan nantinya akan dibentuk menjadi kalung.
Mereka harus mengejar waktu hingga Kamis, 22 Mei 2025 untuk penilaian.
Menjaga dan melestarikan Warisan Budaya Dengan Melibatkan Anak Muda
Kepala Bidang Budaya Pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga, Lidya Uden Tuling, SS.MSi menjelaskan budaya Amungme secara lengkap memang masih jarang diketahui oleh masyarakat luas.
Sehingga pihak Dinas Pariwisata berusaha untuk mengangkat, melestarikan bahkan mengembangkan potensi budaya Amungme.
Kegiatan yang dilakukan dari Bidang Kebudayaan sehubungan dengan suku Amungme yaitu mereka mengadakan berbagai pelatihan-pelatihan yang memang seringkali hanya diikuti oleh para orang tua.
“Kami berpikir bahwa ini satu saat akan menjadi punah apabila kita tidak menjaring anak-anak muda, jadi kami mulai mencari cara agar anak-anak muda juga tertarik untuk ikut dalam kegiatan kebudayaan,” katanya ketika ditemui di lokasi lomba, Selasa (20/5/2025).
Diakui selama ini ketika mengadakan kegiatan pameran budaya dari Suku Amungme masih sangat kurang.

Kepala Bidang Budaya Pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga, Lidya Uden Tuling, SS.MSi. (Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com)
Bahkan kata dia, sanggar Amungme yang terdaftar di Disparbudpora secara resmi baru enam sanggar di Kabupaten Mimika.
“Kami akhirnya bekerjasama juga dengan Lemasa dibawah kepemimpinan bapak Karel Kum (untuk perlombaan sekarang),” jelasnya.
Dimana pada tahun 2024 lalu Dinas sudah memberikan pelatihan kepada enam kelompok tersebut juga enam kelompok kerajinan dari Lemasa kemudian disatukan untuk melaksanakan kegiatan perlombaan kerajinan asli suku Amungme tersebut.
“Kenapa kami harus menjaring anak-anak muda ? kita buat kegiatan lomba supaya mereka tertarik karena kita tau anak-anak muda sekarang dekat dengan media sosial jadi setidaknya mereka akan mempromosikan itu,” ujarnya.
Sehingga kata dia, hasil-hasil dari kegiatan ini bisa dipromosikan sehingga masyarakat luas juga bisa mengetahui.
Berupaya Mendapatkan HAKI dan Jadi Warisan Budaya tak Benda
Uniknya yang dijelaskan oleh Lidya pihaknya harus mengangkat salah satu kerajinan yang diperlombakan adalah Kawitok atau kalung dan juga mahkota.
Untuk Kawitok juga kata dia sebenarnya ada dalam lambang Pemkab Mimika yang selalu dipakai dan melekat di baju dinas para ASN.
“Tapi mungkin diantara kita pemerintah Kabupaten Mimika tidak sadar yah bahwa sebenarnya Kawitok itu ada di lambang Pemda,” terangnya.
Kemudian Kawitok juga kata dia terbuat dari kerang dengan proses pembuatan yang cukup rumit hingga menjadi sebuah kalung.
“Kalung ini sebenarnya juga memang menurut narasumber dari kepala suku ataupun lembaga adat bahwa ini memang digunakan untuk petinggi petinggi jadi tidak sembarang juga orang memakai untuk kepala kepala suku di lembaga-lembaga adat, petinggi di pemerintah juga,” katanya.

Seorang anak muda Amungme saat membuat mahkota asli suku Amungme. (Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com)
Pihak Dinas juga mendapatkan masukan dari Kementerian Kebudayaan bagian urusan warisan budaya tak benda yang menyarankan untuk diusulkan menjadi salah satu warisan budaya tak benda nasional.
“Mereka katakan kalau bisa ini segera diusulkan untuk menjadi salah satu warisan budaya tak benda nasional karena untuk Kawitok ini hanya berada di Kabupaten Mimika yang berasal dari suku Amungme termasuk mahkota,” jelasnya.
Pihaknya juga akan berupaya menindaklanjuti untuk segera membuat usulan ke pusat untuk ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda.
Selain itu juga kami Dinas Pariwisata sudah mengusulkan pada tahun lalu untuk mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Kemenkumham.
“Kami sudah upayakan tahun lalu juga untuk HAKI berkas-berkas dari Kawitok dan piligit ini kami sudah usulkan dan itu sudah mendapatkan respon dari Kemenkumhan,” pungkasnya.






