Site icon sasagupapua.com

Ikut PKN, Rumah Kreatif Hallelujah Rawat Budaya Dengan Pertunjukan Tradisi ‘Onaki’ di Atuka

Tim RKH berfoto bersama dalam kegiatan PKN di Atuka. (Foto: Istimewa For Sasagupapia.com)

SASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Rumah Kreatif Hallelujah (RKH) mendapatkan kepercayaan ikut dalam kegiatan Fase Rawat Pekan Kebudayaan Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI)  melalui Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) tahun 2024.

Dari 18 Kabupaten atau kota yang terlibat dalam kegiatan PKN, RKH sebagai komunitas kreatif yang terpilih bukan saja mewakili Kabupaten Mimika namun mereka juga mewakili Provinsi Papua Tengah.

Founder RKH, Kevin Nanlohy menjelaskan dalam kegiatan PKN 2024 ini mereka telah melakukan kegiatan Riset Mengenal Gastronomi Suku Kamoro Melalui Fase Rawat PKN.

Founder RKH, Kevin Nanlohy berfoto bersama dalam kegiatan PKN 2024. (Foto: Istimewa For Sasagupapia.com)

Dimana Indonesia sebagai negara kepulauan yang kaya akan keanekaragaman budaya, memiliki beragam tradisi yang mencerminkan identitas lokal dan sejarah panjang interaksi antar komunitasnya.

“Salah satu tradisi yang kaya akan nilai budaya dan sosial adalah Makan Kerang dan Sagu yang disebut dalam Bahasa Kamoro Onaki,” jelasnya.

Onaki adalah sebuah ritual memakan bersama yang dilakukan oleh masyarakat Papua, khususnya suku Kamoro dalam Kegiatan Adat.

Ritual ini tidak hanya berfungsi sebagai metode memakan tetapi juga sebagai manifestasi dari kebersamaan, solidaritas, dan ungkapan syukur yang mendalam dalam kehidupan komunitas.

Suasana pertunjukan tradisi Onaki di Atuka. (Foto: Istimewa For Sasagupapua.com).

“Tradisi “Onaki” biasanya dilaksanakan pada momen-momen penting seperti perayaan Adat Suku Kamoro,” jelasnya.

Dalam konteks PKN kata dia, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program Fase Rawat sebagai bagian dari strategi pelestarian budaya.

Fase Rawat regional Maluku dan Papua berfokus pada upaya pemeliharaan dan revitalisasi warisan budaya Indonesia, termasuk kuliner tradisional yang kaya akan kearifan lokal dan potensi gastronomi. Program ini sejalan dengan kebijakan strategis pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan pengentasan masalah stunting melalui pemanfaatan pangan lokal yang bernutrisi tinggi.

“Tradisi ‘’Onaki’’ pada beberapa Kegiatan Adat Suku Kamoro, Timika-Papua Tengah merupakan sebuah budaya Gastronomi yang mempunyai nilai-nilai budaya yang sangat kuat dan harus di angkat agar dapat di kenal oleh semua orang yang hidup di wilayah Timika dan Papua tetapi juga Indonesia,” ungkapnya.

Suasana kegiatan pertunjukan tradisi Onaki di Atuka. (Foto: Istimewa For Sasagupapua.com)

Kevin menuturkan, tradisi ini tidak hanya untuk dikenal tapi juga melalui kegiatan Budaya Gastronomi ini dapat tercatat dan tersimpan didalam Museum Budaya di Timika.

Bertempat di Kampung Atuka – Distrik Mimika Tengah, RKH mewujudkan komitmen merawat budaya dengan mengadakan Kegiatan Riset Terkait Makanan Budaya Onaki.

Kegiatan ini, kata Kevin berlangsung selama lima hari yakni 28 September – 02 Oktober 2024.

“Puncak Dari Kegiatan Ini Adalah Pertunjukan Pembuatan dan Penyajian Onaki di Pertunjukkan ini dimainkan oleh kelompok Masyarakat seperti tokoh adat, tokoh desa, masyarakat,” jelasnya.

Dalam Kegiatan Fase Rawat Ini Hadir Juga Komunitas Kreatif Dari Ternate (Hub Maluku) Wilayah Timur yg bersama sama ada untuk melakukan Riset Gastronomi.

Kevin menjelaskan ada empat tujuan dari kegiatan yang mereka laksanakan

Tujuan pertama adalah memberikan Edukasi Fase Rawat PKN kepada peserta yakni tim RKH dan kelompok masyarakat tentang tujuan dan prinsip Fase Rawat dalam Pekan Kebudayaan Nasional, yang berfokus pada pelestarian dan pemeliharaan budaya lokal.

“Jadi kita memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana tradisi kuliner, khususnya tradisi Kerang dan Sagu “Onaki” pada kegiatan Adat Suku Kamoro,” terangnya.

Tujuan kedua adalah mengidentifikasi Gastronomi Lokal yang mana identifikasi dilakukan berdasarkan  isu-isu gastronomi yang relevan pada suku Kamoro-Mimika, termasuk tantangan dan peluang dalam pelestarian dan promosi kuliner tradisional.

“Membahas potensi kuliner lokal dan bagaimana tradisi seperti Onaki dapat berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan masuk dalam program makan gratis disekolah sekolah, yang tentunya bersinergi dengan program Presiden Republik Indonesia,” katanya.

Masyarakat saat mengikuti pertunjukan tradisi Onaki di Atuka. (Foto: Istimewa For Sasagupapua.com).

Tujuan ketiga adalah Promosi Tradisi Kuliner Melalui Pertunjukan. Melalui kegiatan ini mampu mendorong kolaborasi antara pemangku kepentingan dari berbagai kabupaten atau kota di Papua dan sektor pentahelix untuk memperkuat jaringan dukungan dalam upaya pelestarian budaya dan gastronomi lokal.

“Juga memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara daerah yang berbeda untuk meningkatkan efektivitas strategi yang dirumuskan,” katanya.

Tujuan keempat yakni mengadakan evaluasi dan dokumentasi yang mana dengan mengumpulkan data dan feedback dari riset serta hasil pertunjukan untuk evaluasi dan dokumentasi.

Juga menyusun laporan akhir yang mencakup temuan dan rencana tindak lanjut untuk memastikan implementasi yang efektif dari strategi yang telah dirumuskan.

“Kegiatan Riset ini bertujuan mengidentifikasi dan mengekplorasi isu-isu Gastronomi local (Onaki), serta merumuskan strategi yang efektif untuk mempromosikan dan melestarikan tradisi kuliner ini. Partisipasi Tokoh Budaya, Komunitas dan Media. Diharapkan dapat memperkuat jaringan kolaborasi dan mendukung Upaya pelestarian budaya,” pungkasnya.

 

 

Berikan Komentar
Exit mobile version