SASAGUPAPUA.COM, Sorong Selatan – Hutan adat Knasaimos kembali memberikan kesaksian pahit tentang laju kerusakan lingkungan yang kian tak terkendali. Sebuah insiden memilukan terjadi di tepi Sungai Kali Nanis, Kampung Mlaswat, Distrik Saifi, Kabupaten Sorong Selatan, beberapa waktu lalu.
Seekor anak Kanguru Hutan (Walabi Papua) ditemukan dalam kondisi kritis, lemas, dan kebingungan setelah terpisah paksa dari induknya akibat aktivitas penebangan liar (illegal logging).
Satwa endemik Papua tersebut diselamatkan oleh Ewil M. Woloin, seorang pemuda adat Knasaimos sekaligus aktivis lingkungan setempat.
Kronologi: Mencari Udara Segar, Menemukan Tragedi
Peristiwa bermula sekitar pukul 11.20 WIB. Saat itu, Ewil memasuki hutan dengan niat sederhana: mencari udara segar atau “O2” karena suhu panas yang menyengat di area kampung.
Namun, niat “ronda” santai tersebut berubah drastis menjadi misi penyelamatan saat kesunyian hutan dipecahkan oleh suara bising mesin gergaji (chainsaw) dan debum kayu tumbang.
“Saya dengar bunyi kayu jatuh karena ada penebangan oleh operator (senso kayu). Saya kaget. Dua kanguru, yang satu besar kemungkinan induknya dan yang satu kecil, berlarian dari arah jatuhnya kayu. Yang kecil turun ke dalam air, yang besar lari ke darat. Terpisah,” ungkap Ewil.
Momen Penyelamatan yang Mengharukan
Anak walabi tersebut ditemukan basah kuyup dan tidak berdaya di tepian air. Alih-alih melarikan diri saat didekati manusia, hewan malang itu justru diam, seolah meminta pertolongan.
Saya bersyukur bahwa kanguru ini menemukan saya. Jika menemukan pemburu liar, habislah riwayat dia,” tutur Ewil.
Ia kemudian mengawal satwa tersebut, membantu mengurut kakinya yang kaku, hingga akhirnya anak walabi itu mampu berlari kembali ke darat.
Namun, kebingungan masih terlihat jelas pada hewan tersebut yang kehilangan arah dan jejak induknya akibat habitat mereka yang diobrak-abrik.
Ancaman Bagi Sumber Air Kehidupan
Lokasi penemuan di Kepala Air Nanis dan Pantai Air Nanis bukanlah tempat sembarangan.
Sungai ini merupakan urat nadi kehidupan bagi masyarakat Kampung Mlaswat. Air inilah yang digunakan sehari-hari untuk minum, memasak, dan mencuci.
Aktivitas penebangan liar di hulu tidak hanya mengancam ekosistem satwa, tetapi juga secara langsung membahayakan ketersediaan dan kualitas air bersih bagi masyarakat adat.
Seruan Keras untuk Penegak Hukum
Bagi Ewil, nasib anak walabi ini adalah indikator nyata dan “alarm bahaya” atas meningkatnya eksploitasi hutan di wilayah Distrik Saifi.
Ia menyampaikan kritik keras kepada pemerintah dan penegak hukum di Papua Barat Daya.
“Satwa yang ada di dalam hutan tersesat begini, apalagi kita manusia? Kalau hewan yang ada di hutan tersesat seperti kanguru hutan ini, itu berarti tanda eksploitasi ilegal logging sudah meningkat drastis!” tegas Ewil.
Insiden ini menjadi bukti tak terbantahkan bahwa selama suara chainsaw masih merajalela di Hutan Knasaimos, nyawa satwa endemik dan kelangsungan hidup masyarakat adat akan terus berada di ujung tanduk.
Penyelamatan satu nyawa walabi hari ini adalah peringatan keras untuk menyelamatkan ribuan nyawa lainnya di masa depan.








