Oleh: Kristin Rejang
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mimika menggelar Soisalisasi dan Koordinasi dengan kepala kelurahan dan ketua rukun tetangga.
Sosialisasi yang digelar di Timika, Jumat (17/5/2024) ini diikuti oleh Kepala dan RT dari Kelurahan Kamoro Jaya, Distrik Wania Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Sosialisasi dan koordinasi yang digelar oleh KPU terkait persiapan pemutahiran daftar pemilih untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak yang akan dilaksanakanpada bulan November 2024 mendatang.
Dalam kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Polrses Mimika, Kejaksaan Timika, dan KPU Mimika.
Ketua Panitia, dan juga sebagai Kasubag Program Data KPU Mimika,Irmayani dalam laporannya mengatakan, Pemilu legislatif Tahun 2024 di Kabupaten Mimika masih menyisakan beberapa persoalan, salah satu diantaranya adalah data pemilih.
Dimana ada poin permasalahan seperti ketidaklengkapan beberapa elemen, alamat yang tertera di identitas kependudukan yang bisa berimplikasi pada pemetaan tps dan penetuan lokasi koordinat TPS.
Seehingga TPS yang dihasilkan belum akurat mendekati dengan data real di lapangan.
“Beberapa warga harus memilih di TPS yang jauh padahal ada TPS yang terdekat sesuai dengan alamat identitas kependudukanya,” katanya.
“Tujuan kegiatan ini adalah menghasilkan data pembanding valid yang akan digunakan sebagai bahan pemetaan TPS pada tanggal 23 Mei – 13 Juni 2024, kemudian akan dijadikan bahan rujukan dalam kegiatan pencocokan dan penelitian (coklit) pada tanggal 24 Juni – 24 Juli 2024, sehingga data yang dihasilkan akan lebih akurat dan valid, baik dari segi aturan maupun dari kenyataan (data real) dilapangan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua KPU Mimika, Dete Abugau yang diwakili Kordiv Hukum KPU Mimika, Hironimus Kiaruma dalam arahnya berharap semoga kegiatan yang berlangsung selama 5 hari ini bisa mencakup dan tercover semua.
“Harapan kita, tentu dengan adanya sosialisasi dan koordinasi yang intesif sehingga bisa menghasilkan pilkada yang bermartabat. Artinya semua orang bisa menerima hasil pilkada itu dengang lapang dada,” ungkapnya.
Kalau prosesnya sendiri ada dugaan dugaan yang mungkin secara nyata terlihat maka hasilnya tentu tidak bisa diterima oleh semua orang, dan itu potensinya akan ke MK,” sambungnya.