Menu

Mode Gelap

Budaya · 21 Des 2025 20:47 WIT

Melkias Muyapa Nakhodai Suku Besar Mee Provinsi Papua Tengah Lima Tahun ke Depan


Momen foto bersama usai pemilihan Kepala Suku Mee Provinsi Papua Tengah, Minggu (21/12/2025). Foto: Yulian Boma for Sasagupapua.com Perbesar

Momen foto bersama usai pemilihan Kepala Suku Mee Provinsi Papua Tengah, Minggu (21/12/2025). Foto: Yulian Boma for Sasagupapua.com

SASAGUPAPUA.COM, Nabire – Musyawarah besar untuk menentukan Kepala Suku Besar Mee Provinsi Papua Tengah akhirnya tuntas dilaksanakan pada Minggu, (21/12/2025).

Dalam kegiatan yang berlangsung di Aula PUPR Kabupaten Nabire tersebut, Melkias Muyapa yang mewakili Kabupaten Paniai resmi terpilih untuk memimpin Suku Mee selama lima tahun ke depan (2026-2030).

Dukungan Penuh Pemerintah Provinsi Papua Tengah

Sekretaris Kesbangpol Provinsi Papua Tengah, Otto Pakage, saat membawakan sambutan pembukaan Musyawarah Suku Mee yang pertama di Provinsi Papua Tengah menyampaikan sebelumnya sudah ada beberapa ormas atau lembaga yang melaporkan diri dan melaksanakan tugas organisasi, namun musyawarah untuk suku besar seperti Suku Mee ini baru pertama kali dilaksanakan secara resmi oleh Kesbangpol di Provinsi Papua Tengah.

Otto Pakage memberikan apresiasi mendalam terhadap jati diri Suku Mee yang disebutnya sebagai suku yang memiliki rahasia dan sejarah yang sangat kuat.

- Advertising -
- Advertising -

Ia juga menekankan Suku Mee memiliki kekayaan cerita rakyat yang luar biasa, yang sudah ada bahkan sebelum masuknya pengaruh Injil maupun Katolik ke tanah Papua.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari perintah  Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa untuk merevisi atau memperjelas keberadaan suku-suku yang ada di Papua Tengah, baik suku asli dari delapan kabupaten maupun suku-suku Papua lainnya.

Di akhir arahannya, ia berharap agar seluruh masyarakat memberikan dukungan penuh kepada siapa pun yang nantinya terpilih dari lima kandidat yang tersedia.

“Saya berharap kita semua, ini pertama, jadi siapa yang terpilih kita dukung. Seperti Gubernur kita sudah dukung karena orang Mee pertama kali maju Gubernur kita dukung orang Mee. Sekarang Kepala Suku juga siapa yang terpilih dia yang terbaik, kita berikan dukungan untuk dia,” tegasnya.

Setelah pemilihan selesai, susunan badan pengurus yang terpilih nantinya akan diserahkan ke Kesbangpol untuk disatukan dengan badan pengurus dari suku-suku lain yang sudah lebih dulu melaksanakan musyawarah.

Mekanisme Pemilihan: Demokrasi dan Aklamasi Lima Kabupaten

Proses pemilihan ini dipimpin oleh Badan Formatur yang diketuai oleh Yohanes Nawipa, didampingi Sekretaris Yustinus Tebai dan Bendahara Apniel Doo. Yohanes menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah melalui tahapan panjang, mulai dari sosialisasi kriteria hingga verifikasi lima calon yang mewakili wilayah Meepago, yakni Kabupaten Paniai, Deiyai, Dogiyai, Nabire, dan Mimika.

“Kami panitia berani mengambil keputusan untuk melakukan musyawarah karena calon sudah ada dari perwakilan tiap kabupaten. Kami menggunakan dua cara, yakni demokrasi di antara lima calon itu sendiri dan juga aklamasi,” ujar Yohanes Nawipa.

Setelah melalui pemilihan juga diskusi mendalam di antara para kandidat, yakni Melkias Muyapa, Dominggus Adii, Yopi Degei, Fabianus Tebai, dan Deki Tenouye akhirnya Melkias Muyapa mendapatkan jumlah suara tertinggi.

Yohanes menekankan pentingnya persatuan bagi seluruh masyarakat Suku Mee setelah pemilihan ini. Ia berharap tidak ada lagi perdebatan mengenai kepemimpinan suku karena wadah ini dibentuk untuk menaungi masyarakat di tingkat provinsi.

“Kepala Suku Mee sampai sekarang di Provinsi Papua Tengah itu belum terbentuk sebelumnya. Yang kami tahu hanya Dewan Adat atau lembaga-lembaga organisasi lain. Karena itu, seluruh masyarakat mari segera merapatkan barisan. Kita adalah Suku Mee, harus bersatu,” tegasnya.

Ketua Badan Formatur Musyawarah Pemilihan Kepala Suku Mee, Yohanes Nawipa (Tengah) didampingi Sekertaris, Yustinus Tebai dan Bendahara, Apniel Doo. Foto: Yulian Boma for Sasagupapua.com.

Lebih lanjut, Yohanes menitipkan pesan agar kepala suku terpilih bisa menjadi figur yang jeli melihat kondisi masyarakat, baik dari sisi budaya, ekonomi, maupun sosial. Ia juga meminta agar pemerintah provinsi memberikan ruang bagi keberadaan lembaga adat ini.

“Hari ini masyarakat sedang membutuhkan perhatian, sehingga kepala suku harus jeli melihat rakyat kecil di balik gunung sana karena mereka membutuhkan kasih sayang. Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk agenda pengukuhan nanti,” pungkas Yohanes.

Visi Melkias Muyapa: Menjaga Budaya dan Sinergi dengan Pemerintah

Dalam pernyataan resminya, Melkias menegaskan seluruh prosedur telah dijalankan sesuai aturan.

“Hari ini pemilihan Kepala Suku Besar Provinsi Papua Tengah dari suku Mee, semua tahapan kami sudah lalui sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ungkapnya.

Ia menjelaskan persaingan dalam pemilihan tersebut mencakup keterwakilan wilayah yang luas.

“Kami lima orang calon dari masing-masing kabupaten, dari Timika, dari Nabire, dari Deiyai, dari Dogiyai, dan dari Paniai. Saya sebagai salah satu calon yang di antara itu yang terpilih sebagai Kepala Suku Mee di Provinsi Papua Tengah ini,” kata Melkias.

Melkias juga menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat dan rekan sejawatnya.

“Saya juga terima kasih kepada seluruh masyarakat yang tadi mengantarkan kami pada acara musyawarah ini dan akhirnya saya terpilih sebagai ketua, kepala suku besar Mee di Provinsi Papua. Dan juga saya terima kasih kepada teman-teman kepala-kepala suku dari setiap kabupaten yang mana mereka memberikan dukungan dan kepercayaan,” tuturnya.

Menatap masa depan kepemimpinannya, ia mengajak seluruh elemen suku Mee untuk bersatu.

“Dengan ini kesempatan yang indah ini juga saya sampaikan kepada seluruh masyarakat, mari kita bergandengan tangan untuk memajukan daerah kami, Provinsi Papua Tengah, dan lebih khusus lagi daerah wilayah geografis suku Mee yang ada di Provinsi Papua Tengah ini,” ajak Melkias.

Fokus utama kepemimpinannya adalah menjaga akar budaya.

“Mari kita satukan, kita mempertahankan nilai-nilai budaya adat yang mana sudah ditanamkan oleh leluhur kita. Dan juga ke depan mari harapan-harapan nilai-nilai budaya itu kita mempertahankan dari generasi ke generasi. Budaya itu sudah memang sudah melekat, itu sudah dipatok, dari sebelum pemerintah sudah ada, sebelum adat budaya sudah ada,” tegasnya.

Melkias juga menekankan pentingnya sinergi antara lembaga adat dan negara.

“Kami kepala-kepala suku adalah mitra dengan pemerintah, baik pemerintah provinsi, baik tingkat kabupaten, bahkan tingkat distrik. Pemerintah adalah wakil Allah, yang mereka menempatkan di atas negeri ini untuk melayani tugas-tugas pemerintahan, dan juga mereka butuh untuk masing-masing adat dan kesukuan yang ada di daerah ini,” jelasnya.

Ia pun menyatakan kesiapan mendukung program pembangunan jangka panjang.

“Mari kita satukan harapan kami untuk mendukung program-program pemerintah yang lima tahun akan datang. Nanti, setelah dilantik, kami akan buat sesuai dengan program kami. Tugas kami yang sebagai kepala suku, kita akan kerja sesuai dengan masing-masing tupoksi tugas yang sudah dibebankan kepada pemerintah maupun kepada adat,” tutupnya.

Kepala Suku Mee Papua Tengah terpilih, Melkias Muyapa saat menandatangani berita acara, Minggu (21/12/2025). Foto: Yulian Boma For Sasagupapua.com.

Harapan Kaum Perempuan dan Pemuda

Harapan besar muncul dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kaum perempuan hingga tokoh pemuda. Mereka berharap kepemimpinan yang baru ini dapat menjadi jembatan dalam menyelesaikan berbagai persoalan kompleks yang melanda wilayah tersebut.

Mewakili kaum perempuan Suku Mee, Yulita Muyapa menegaskan perempuan adalah pondasi utama dalam keluarga, masyarakat, gereja, hingga pemerintahan. Oleh karena itu, ia meminta agar kepala suku yang terpilih memberikan perhatian serius terhadap masalah-masalah yang dihadapi kaum perempuan, terutama para lansia.

“Kami ibu-ibu ini butuh perhatian. Mama-mama yang lansia sudah tidak bisa berjalan jauh, mereka harus diperhatikan. Masalah kecil apa pun di lima kabupaten harus menjadi perhatian kepala suku,” ujar Yulita.

Ia juga menyoroti pentingnya akses dan mobilitas bagi warga dari lima kabupaten yang sering bepergian di wilayah Provinsi Papua Tengah.

Senada dengan hal tersebut, Alpius Doo yang mewakili suara pemuda dan masyarakat umum, menekankan bahwa Provinsi Papua Tengah memiliki permasalahan yang sangat kompleks, mulai dari isu politik, ekonomi, hingga hak ulayat.

Ia mendesak agar kepala suku yang telah terpilih agar bekerja nyata. Wilayah ini kata dia luas mencakup Kabupaten Paniai, Deiyai, Dogiyai, Nabire, hingga Mimika.

“Tugas pokok kepala suku adalah menuntaskan konflik sosial dan masalah hak ulayat yang selama ini tidak jelas. Kami meminta bapak-bapak kepala suku turun tangan langsung dan berkoordinasi dengan pihak pemerintah,” tegas Alpius.

Masyarakat berharap, di bawah kepemimpinan kepala suku yang baru, koordinasi antara adat dan pemerintah dapat berjalan lebih harmonis demi menciptakan stabilitas sosial dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di wilayah Mee.

Berikan Komentar
penulis : Kristin Rejang
Artikel ini telah dibaca 198 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Mahkota Indah Jelang Natal: Jasa Anyam Rambut di Nabire Banjir Pesanan

23 Desember 2025 - 16:04 WIT

Menjaga Nadi Tradisi ‘Manusia Mulia’: Ikrar Melkias Muyapa, Kepala Suku Mee Papua Tengah

21 Desember 2025 - 23:43 WIT

BRIN Percepat Pembangunan Bandar Antariksa di Biak

21 Desember 2025 - 22:30 WIT

Hutan Hilang, Identitas OAP Habis: Epo D’Fenomeno Kritik Penjajahan ‘Lidah’ dan Hutan Papua Diganti Sawit

21 Desember 2025 - 15:03 WIT

Siap Gelar Mubes, Berikut Lima Nama Calon Kepala Suku Mee Provinsi Papua Tengah

20 Desember 2025 - 23:07 WIT

Menjemput Natal di Tanah Leluhur: Jejak Syukur Persekila dan Martha dalam Mudik Hangat Freeport

18 Desember 2025 - 18:14 WIT

Trending di Peristiwa