Menu

Mode Gelap

Pemerintahan · 26 Jul 2025 19:46 WIT

Mengenal Distrik Mimika Barat Jauh: Tempatnya Rusa, Pantai Hingga Senja yang Indah


Kepala Distrik Mimika Barat Jauh, Ever Kukuareyau (baju putih) Perbesar

Kepala Distrik Mimika Barat Jauh, Ever Kukuareyau (baju putih)

SASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Distrik Mimika Barat Jauh merupakan distrik terluar di Wilayah Barat Kabupaten Mimika. Distrik ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kaimana, Papua Barat.

Distrik Mimika Barat Jauh terbagi dalam lima kampung yaitu Kampung Potowaiburu

Kampung Yapakopa, Kampung Aindua, Kampung Tapormai dan Kampung Umar.

“Mimika Barat Jauh ada 5 Kampung, satu kampung yaitu Kampung Potowaiburu itu ada dua delta, satu delta Potowai Kampung dan satu delta merupakan lokasi kantor distrik yang terdiri dari dua RT,” jelas Kepala Distrik Mimika Barat Jauh, Ever Kukuareyau.

Untuk sampai ke Distrik Mimika Barat Jauh bisa menggunakan jalur udara maupun laut, namun masyarakat lebih banyak menggunakan jalur laut. Untuk sampai kesana dari Pelabuhan Timika, Pomako memakan waktu 8-12 jam untuk ukuran fiber besar. Sementara jika menggunakan mesin fiber 15-40 masyarakat biasa menempuh perjalanan hingga sehari jika mengalami kendala diperjalanan seperti cuaca dan lainnya.

Ever menjelaskan jumlah Kepala Keluarga yang terdata tahun 2024 berdasarkan data kartu keluarga berjumlah 1.600 KK ada pula yang belum memiliki kartu keluarga.

“Yang belum memiliki kartu keluarga ada banyak, sekitar 2000 mereka adalah keluarga baru tapi belum membuat kartu keluarga,” terangnya.

Suku asli yang mendiami Distrik Mimika Barat Jauh adalah Kamoro.

Pendapatan Masyarakat

Masyarakat di Distrik Mimika Barat Jauh merupakan nelayan tradisional karena Distrik Mimika Barat Jauh memiliki potensi ikan yang banyak. Selain nelayan mereka juga suka berburu di hutan.

“Nah di Mimika Barat Jauh tepatnya di Potowaiburu  itu banyak sekali rusa, jadi masyarakat berburu juga bisa dapat rusa,” ungkapnya.

Kondisi lahan pertanian di Mimika Barat Jauh sangat bagus untuk menanam, namun karena kondisi sosial kehidupan masyarakat  di Mimika Barat Jauh adalah nelayan sehingga masyarakat lebih banyak konsen pada profesi nelayan.

 

“Sehingga lahan tanah yang keras itu tinggal saja begitu tapi lebih ke nelayan lokal, tradisional. Tapi kalau tidak salah tahun kemarin itu dari Pokja YPMAK memang masyarakat ada buat kelompok pertanian sayuran, mereka coba tapi itu masih saring,” ujarnya.

Hasil tangkapan nelayan tradisional di Mimika Barat Jauh rata-rata dijual ke pengusaha.

“Selain itu mereka juga jual ke perusahaan kayu seperti ikan, maupun rusa mereka,” katanya.

Ever menjelaskan, akomodasi transportasi menjadi salah satu penyebab para pengusaha membeli ikan di nelayan lokal dengan harga murah.

“Karena pengusaha juga mereka hitung BBM yang cukup mahal sehingga hasil tangkapan nelayan lokal juga tidak bisa dibeli dengan harga yang mahal,” terangnya.

Potensi Wisata

Distrik Mimika Barat Jauh menawarkan beberapa keindahan alam.

Memiliki Pantai yang bersih, sir terjun, bahkan lanngitnya juga menawarkan panorama yang indah.

Langit di Distrik Mimika Barat Jauh menawarkan keindahan senja yang selalu dinikmati oleh masyarakat.

Menurut ever, potensi wisata di Mimika Barat Jauh bisa dikembangkan lebih baik.

Potensi air terjun di Distrik Mimika Barat Jauh. 

“Langitnya ada fenomena senja yang mungkin karena dekat dengan kaimana sehingga langit Mimika Barat Jauh ikut menerima indahnya. Air lautnya juga sudah beda dengan air yang ada di barat tengah, barat jauh itu airnya warna biru hijau, jernih, ada kelapa. Ini potensi bahari yang ada di Mimika ada di Potowaiburu,” jelasnya.

Ia mengatakan, untuk mengembangkan potensi wisata di Mimika Barat Jauh memang dibutuhkan koordinasi sebab transportasi yang masih menjadi kendala.

Program

Saat ini Distrik Mimika Barat Jauh sedang fokus agar masyarakat mendapatkan akses air bersih dan listrik.

“Listrik untuk Potowaiburu sendiri sudah hanya dua kampung yang belum tapi tahun ini tim sudah turun untuk dua kampung itu,” ungkapnya.

Ia menjelaskan untuk ibu kota Potowaiburu saat ini sudah memiliki satu genset besar dari PLN namun belum beroperasi.

“Jadi semua sudah terpasang tinggal beroperasi saja. Kami berharap bisa cepat beroperasi. Instalasi terakhir bulan Juni sudah terpasang. Itu di Potowai Distrik sedangkan di kampung pakai tenaga surya, sedangkan air bersih hanya di Potowai Distrik,” ungkapnya.

Mulai Perlahan Membangun

Selain listrik, pihak Distrik yang terbantu dengan program pada karya mulai fokus membangun kampung sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Tahun 2024alu, mereka mendapatkan dana padat karya senilai Rp5 miliar yang dimanfaatkan untuk membuat 50 jamban sekalian bak penampung air yang tersebar menjadi 10 jamban setiap kampung.

“Memang saat ini masih membutuhkan air bersih, tapi kita akan berusaha menjawab kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.

Kegiatan padat karya, masyarakat membuat jalan tailing untuk akses ke gereja.

Tahun ini, mereka hanya kelola dana Rp3 miliar. Dana ini mereka membuat jalan tailing untuk akses bagi masyarakat kampung Ararau dari kampung ke gereja.

“Jadi karena konsepnya padat karya jadi masyarakat yang kerja sendiri. Kami berharap ada kegiatan melekat di distrik tidak hanya padat karya sehingga bisa menjawab apa yang menjadi kebutuhan masyarakat,” katanya.

Pihak distrik juga terkendala dengan BBM, dimana anggaran rutin yang paling banyak harus dikeluarkan adalah terkait BBM.

Dimana selama ini jarak antara Pomako ke Distrik Mimika Barat Jauh membutuhkan BBM sekitar 2.500 liter.

“Jadi rutin juga banyak habis di BBM, tahun kemarin kita buat satu hari semalam di kampung, kita bermalam di ararau, pindah di tmapermai, susahnya BBM karena kita pakai genset bukan hanya perahu, banyak tantangan,” jelas Ever.

Mantan Kepala Lurah Kamoro Jaya ini menjelaskan kebutuhan BBM bukan hanya untuk perahu, namun dipergunakan untuk listrik tapi untuk genset, kendaraan roda tiga, dan lainya.

Karena akses transportasi menjadi hal penting, Ever mengatakan mau ke Pomako bisa menggunakan jalan darat.

“Semoga kedepannya pemerintah bisa perhatikan jalan darat, ada jalan X Jayanti sudah sampai ke Kapiraya, dari Kapiraya nanti bisa ke Potowaiburu. Kita mau mencoba kawal misalnya ada usaha-usaha kesana untuk harganya seimbang itu tidak bisa karena BBM disana harga barang mahal karena BBM,” pungkasnya.

Berikan Komentar
penulis : Edwin Rumanasen
Artikel ini telah dibaca 166 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Mengenal MEPA Boarding School yang Diresmikan Meki Nawipa- ‘Semua Gratis, Kami Hanya Belajar’

30 September 2025 - 21:00 WIT

Kadistrik MBJ: Penggunaan Dana Kampung di Mimika Barat Jauh Belum Inovatif

30 September 2025 - 10:07 WIT

Penjelasan Gubernur Papua Tengah Soal KUAPPAS

29 September 2025 - 16:02 WIT

AJI: Pencabutan Kartu Identitas Liputan Istana Pembungkaman Terhadap Pers

29 September 2025 - 08:55 WIT

Dewan Pers Minta Semua Pihak Hormati Kebebasan Pers

29 September 2025 - 08:38 WIT

Maskapai Airnorth dari Australia Resmi Mendarat di Biak- Berikutnya Pesawat Air Nugini

28 September 2025 - 20:42 WIT

Maskapai Airnorth ketika tiba di Bandar Biak. (Foto: Capture video Humas pro Biak)
Trending di Pemerintahan