Menu

Mode Gelap

Pemerintahan · 30 Sep 2025 21:00 WIT

Mengenal MEPA Boarding School yang Diresmikan Meki Nawipa- ‘Semua Gratis, Kami Hanya Belajar’


Papan Nama Yayasan Generasi Unggul Papua, MEPA Boarding School. (Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com) Perbesar

Papan Nama Yayasan Generasi Unggul Papua, MEPA Boarding School. (Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com)

SASAGUPAPUA.COM, NABIRE –Damianus Kudiai merasa bangga karena menjadi salah satu dari 98 orang yang dipilih untuk masuk sekolah unggulan MEPA Boarding School.

Damianus berasal dari SMP YPPK Santo Aloysius Timida di Paniai.

Bermula mendapatkan informasi dari teman-teman, ia akhirnya mendaftar dan lulus.

“Saya senang sekali, karena orang tua saya tidak sanggup untuk biaya saya cari uang susah jadi saya sudah senang dapat sekolah asrama yang gratis begini,” ungkap Damianus ketika diwawancarai media ini, Selasa (30/9/2025).

Kesempatan itu, ia ingin memberikan yang terbaik untuk orang tuanya yang telah berjuang menyekolahkan dan mendidik sejak SD hingga SMP.

“Mereka (orang tua) selalu berjuang untuk biaya saya, jaga saya didik saya dan sekarang saya sudah SMA saya merasa saya sudah dewasa sekarang saya masuk di asrama ini, saya mengucap syukur kepada Tuhan,” kata pria yang bercita-cita menjadi dokter ini.

Siswa SMA Unggulan MEPA Boarding School, Damianus Kudiai. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Ia merasa senang bisa bergabung dengan MEPA Boarding School. “Dari hari pertama masuk kesini langsung ada teman-teman, bermain bersama, semua adalah teman-teman yang turun dari pedalaman semua kami kumpul disini sehingga saya senang,” katanya.

Ia berkomitmen untuk belajar yang giat untuk mengejar cita-citanya menjadi dokter.

Ia juga menaruh harapannya agar teman-teman sejawatnya yang mungkin belum menerima kesempatan seperti dirinya agar tetap semangat dan terus berjuang serta belajar yang giat.

“Saya mengucapkan terimakasih karena sudah bantu lewat asrama ini kami bisa tinggal gratis, dapat sekolah gratis untuk itu Terimakasih kepada gubernur dan Ketua Yayasan,” pungkasnya.

Mulai belajar Disiplin

Alex Yeimo sudah dua hari tinggal di asrama Sekolah Unggulan MEPA Boarding School setelah ia menghabiskan masa SMP di Bakti Mandala Nabire.

Masuk ke asrama sekolah meskipun baru dua hari, Alex sudah merasakan disiplin dan belajar untuk mengatur waktunya.

“Disini saya sudah dua hari tinggal di Asrama, dalam asrama ada berbagai peraturan, saya sekarang mulai menyesuaikan jam 4 subuh sudah bangun,” cerita Alex.

Usia bangun tidur mereka berdoa dan diajarkan berbagai aktivitas pagi kemudian bersiap untuk bersekolah.

Siswa SMA Unggulan MEPA Boarding School, Alex Yeimo. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com.

“Saya bersukur Puji Tuhan bisa terima disini setelah saya ikut tes, makanan sudah disiapkan mulai pagi, siang, malam, pokoknya kami hanya siap sekolah saja,” ujarnya.

Dibangun Dalam Waktu Empat Bulan

MEPA Boarding School hadir berdasarkan MoU antara Yayasan Honai Generasi Unggul Papua dengan Pemerintah Provinsi Papua Tengah.

Seolah ini berlokasi di Jalan Palapa XX, SP2 Kampung Kali Semen, Distrik Nabire Barat, Provinsi Papua Tengah.

Seperti yang Dilaporkan oleh Ketua Panitia, Alpius Toam Dalam rangka mewujudkan visi pendidikan yang unggul dan berkarakter  di Tanah Papua secara khusus di Provinsi Papua Tengah Yayasan Honai Unggul Papua mendirikan sekolah baru terintegrasi.

Dilaksanakan berbagai tahapan sejak bulan Mei tahun 2025 untuk mendirikan satuan pendidikan MEPA Boarding School di Nabire, Papua Tengah.

Pendidikan dirancang sebagai lembaga terpadu mulai dari tingkat Paud, SD, SMP dan SMA dengan sistim boarding school atau sekolah berpola asrama.

Tujuannya adalah memberikan generasi muda Papua Tengah yang tidak diunggulkan yang akan dijadikan unggul dengan disiplin dan integritas.

“Ada tahapan yang kami lalui, pertama rapat persiapan kami lakukan di tanggal 10 mei panitia penyelenggara rapat perdana rencana kegiatan karena ini waktunya singkat,” terangnya.

Dalam rapat itu panitia menetapkan jadwal dengan pembagian tugas kerja mulai dari rekruitmen tenaga guru itu kami mulai dari bulan Mei sampai dengan Juni,

Tenaga SDM kepala sekolah dan tenaga guru, kemudian tenaga kependidikan, administrasi, penanggung jawab asrama dan pengasuh asrama, dan teknisi lainnya.

“Seleksi dilakukan dalam tahapan verifikasi berkas, tes kompetensi dan wawancara, ada 62 orang yang lamar yang diterima hanya 29 orang,” ungkapnya.

Sosialisasi dan rekrutmen peserta didik dilakukan dari bulan Juni sampai Juli, pendaftar peserta didik baru yang dibuka melalui kegiatan sosialisasi baik di Nabire, Paniai dan sekitarnya.

“Seleksi siswa meliputi tes akademik dan tes pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kesiapan siswa mengikuti pendidikan boarding school,” jelasnya.

Jumlah pendaftar saat itu adalah 161 siswa, jumlah siswa yang mendaftar ulang 122 calon siswa.

Kemudian ada pemeriksaan kesehatan yang dilakukan dari 122 siswa 24 calon siswa dinyatakan perlu perawatan berkelanjutan sehingga siswa yang masuk di MEPA Boarding school sebanyak 98 siswa dengan rincian SMP 59, SMA 39 siswa. Dengan pembagian SMP 3 kelas dan SMA 2 kelas.

Penataan dan pembangunan lokasi sekolah ini mulai dibangun dari 12 Mei sampai 28 September.

Aula MEPA Boarding School yang bisa menampung dengan kapasitas 500 orang. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Penataan lokasi dan pembangunan sarana dan prasarana dilakukan hanya dalam waktu 140 hari atau empat bulan.

“Fokus utama kami membangun ruang kelas untuk belajar, asrama siswa, dapur umum, pembangunan aula berukuran 16 x 37 meter dengan daya tampung 500 orang diselesaikan dalam waktu 2 bulan,” terangnya.

Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan fasilitas sanitasi dan kamar mandi, penyediaan air bersih dan listrik, dan tahapan awal difokuskan untuk memastikan proses belajar mengajar dan kehidupan asrama dapat berjalan dengan baik saat operasional sekolah dimulai dan itu akan dimulai pada besok hari (1 Oktober 2025).

Yayasan Honai Generasi Unggul Papua menandatangani Nota Kesepahaman dengan Pemerintah Provinsi Papua Tengah.

Momen Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, Anggota DPR RI Komarudin Watubun, dan pihak Yayasan saat menggunting pinta sebagai tanda peresmian MEPA Boarding School, Selasa (30/9/2025). Foto:  Humas Pemprov Papua Tengah. 

“Perjanjian ini mengatur pemanfaatan aset pemerintah daerah untuk kepentingan pendidikan MEPA Boarding school di Nabire Papua Tengah. MoU ini menjadi dasar hukum penggunaan dan bangunan sekolah,” katanya.

Grand launching hari ini dilaksanakan sebagai tonggak MEPA Boarding school Nabire Papua Tengah dan akan mulai beroperasi secara resmi tanggal 1 Oktober 2025.

Sementara itu ada pula kegiatan Honai Training Center yaitu pelatihan terpadu bagi guru dan seluruh civitas sekolah untuk menyamakan persepsi kerja bersama untuk membangun generasi yang tidak diunggulkan menjadi generasi unggul di Papua Tengah.

“Seluruh rangkaian kegiatan dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan penuh dari berbagai pihak antara lain Pemprov Papua Tengah, tokoh masyarakat dan tokoh adat,  lembaga mitra pendidikan calon orang tua siswa dan seluruh panitia dan relawan yang bekerja.  Diharapkan MEPA Boarding School Papua Tengah akan beroperasi secara optimal dan memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan di Tanah Papua,” pungkasnya.

Mereka juga berkomitmen agar tahun 2028 nanti sebanyak 98 akan lulus.

“Kami tidak janji di awal tapi kami akan buktikan di tahun 2028 jika Tuhan ijinkan bapak gubernur datang melepas 98 anak,” pungkasnya.

Diresmikan Gubernur Papua Tengah

Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa meresmikan Sekolah Terpadu dan Training Guru MEPA Boarding School, Selasa (30/9/2025).

Momen tersebut tampak berbagai pejabat ikut hadir, salah satunya adalah  anggota DPR RI Fraksi PDIP Komarudin Watubun ikut hadir menyaksikan acara tersebut.

Dalam sambutannya, Komarudin memaparkan kunci selamatkan anak Papua yang pertama adalah harus sekolah dengan baik, kedua adalah memiliki kesehatan yang baik, dan yang ketiga adalah jangan menjual tanah.

“Yang Tuhan ciptakan tambah itu manusia tapi tanah tidak diciptakan tambah lagi,” katanya.

Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Komarudin Watubun saat membawakan sambutan dalam momen peresmian MEPA Boarding School, Selasa (30/9/2025). Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com.

Ia juga berharap agar guru dan siswa dalam Sekolah MEPA Boarding School harus bersatu dan para siswa harus menunjukan perubahan, memiliki kemauan dan ingin belajar.

“Saya juga pesan ketua yayasan tempat ini ciptakan anak anak Papua itu satu. Satu untuk Papua dan Papua itu satu. Jangan ada perbedaan ini orang gunung, ini orang pantai, kita ini semua satu,” serunya.

Ia juga berpesan kepada Gubernur agar terus menggaungkan pentingnya pendidikan.

“Tanah-tanah ini akan berkurang terus jadi pendidikan tetap menjadi prioritas. Saya istilahkan pindahkan dusun ke kepala mereka masing-masing. Mau tanah habis ka, mereka ada di dunia mana saja, dusun yang ada di kepala itu yang menyelamatkan mereka,” ungkapnya

Sementara itu, Ketua Yayasan Honai Generasi Unggul Papua, Nehes Jon Fallo memberikan apresiasi kepada Gubernur Papua Tengah karena memiliki hati untuk mencintai anak negeri.m di Tanah Papua.

“Ada banyak tantangan dan hambatan tapi kami sudah memutuskan untuk maju panjang mundur,” ujarnya.

Ia juga berterimakasih kepada dukungan dari Dinas Pendidikan Papua Tengah.

Nehes juga berpesan kepada para siswa angkatan pertama agar belajar dengan baik.

Foto bersama dalam momen peresmian MEPA Boarding School, Selasa (30/9/2025). (Foto: Humas Pemprov Papua Tengah)

“Negeri ini kamu punya, negeri ini kamu punya belajar baik-baik bergantung pada kekuatan Tuhan yang tidak terbatas untuk belajar menjadi orang yang berdiri dan melayani di atas tanah ini apapun itu tidak usah takut tidak usah lihat kebelakang, semua orang dari tidak bisa,” ungkapnya.

Kepada orang tua, ia juga memberikan apresiasi karena telah mempercayakan anak-anaknya kepada Yayasan Honai Generasi Unggul Papua untuk dididik.

“Percayalah bahwa didalam Yayasan Honai Generasi Unggul ini adalah honai besar dimana didalamnya ada kekeluargaan, ada persahabatan, pertemanan, saling melengkapi satu sama yang lain untuk bertumbuh bersama, mencapai segala sesuatu yang diinginkan secara bersama-sama karena tidak ada satu orangpun bisa hidup dimuka bumi ini sendiri,” katanya.

Ia juga memegang teguh dalam proses mendidik anak selalu menggunakan kekuatan Tuhan baginya Allah adalah Roh, diaman Roh Allah berada maka disitu ada kemerdekaan.

“Jadi pastikan semua orang yang ada dibawah honai generasi unggul ada roh Allah didalamnya supaya anda bebas, merdeka. Semua anak yang ada didalam mepa boarding school harus merdeka bagaimana caranya kita harus membawa mereka bertemu dengan Tuhan karena pertemuan dengan tuhan itulah yang merubah jalan hidup,” pungkasnya.

Didikan Seorang Gubernur Anak Adat

Meki Nawipa lahir dari seorang anak adat yang menjadi Gubernur. Didikan yang ia sampaikan dalam momen peresmian MEPA Boarding School dihadapan banyak orang menyampaikan nasehat keras seperti didikan orang tua Papua pada umumnya, keras dan tegas.

Dalam momen tersebut, Meki Nawipa mengatakan sekolah tersebut berdiri untuk mendidik anak-anak menjadi lebih baik.

Untuk mencapai keberhasilan, tidak ada yang instan.

“Anak-anak yang baru sekolah, kalau kamu nakal-nakal, no kompromi, harus hitam putih kalau tidak mau sekolah, silahkan orang tuanya urus, masih ada orang yang mau masuk kesini.  Kalau sekolahnya benar, baik,  masa depannya bagus kita jalan sama-sama,” tegasnya.

Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa saat membawakan sambutan dalam momen peresmian MEPA boarding School, Selasa (30/9/2025). Foto: Kristin Rejang/sasagupapua.com

Baginya tidak menjadi masalah jika yang mau maju hanya sedikit orang dari pada tidak ada sama sekali.

“Semua harus melalui proses yang sulit untuk mendapatkan keberhasilan. Saya mau sekolah ini satu atau dua orang tapi dia qualified, satu atau dua tapi dia mau bekerja, tapi dia punya kemampuan untuk mengubah negeri ini,” katanya.

Baginya jika anak-anak Papua bisa sukses maka Tuhan akan senang, Surga akan senang dunia akan senang bahkan seluruh manusia akan senang.

Ia berpesan untuk para siswa bersekolah di MEPA Boarding School harus menjadi anak yang jujur dan berintegritas.

“Jaga integritas supaya harga diri kejujuran supaya masa depanmu diberkati. Anak-anak jangan mengemis, jangan ada mental minta-minta,” serunya.

Ia juga berharap agar para orang tua, meskipun anak-anak sudah dalam pengawasan pihak Yayasan namun perlu perhatian dari orang tua juga.

Para siswa SMP dan SMA Unggulan MEPA Boarding School saat berpose usai acara peresmian, Selasa (30/9/2025). Foto: Kristin Rejang/sasagupapua.com.

“Kalau ada rapat. Orang tua harus datang kesini, orang tua yang tidak datang, kalau orang tuanya tidak datang, mama anaknya kita sanksi, satu kali, dua kali sampai tiga kali kita kasih keluar, ini terdengar kasar tapi ini harus dilakukan, harus bertanggung jawab, kita sebagai orang tua harus siap dalam posisi kesibukan apapun,” ungkapnya.

Harapan Orang Tua

Stepanus Degei mempercayakan anaknya untuk masuk dan didik di sekolah MEPA Boarding School.

Menurutnya hadirnya MEPA Boarding School ini membantu sebagian orang tua yang tersebar di delapan Kabupaten yang ada di Papua Tengah.

Ia percaya semua pihak akan mendorong sekolah ini agar membawa kemajuan Pendidikan di Papua Tengah.

“Bagi kami orang tua sangat bahagia sekali karena lingkungannya berkualitas sangat bagus dan layak sekali untuk anak kami,” katanya.

Orang tua siswa MEPA Boarding School, Stepanus Degei. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Ia berharap para guru bisa lebih sabar dalam mendidik dan mendorong anak-anak agar bisa menjadi manusia yang maju dihadapan Tuhan, gereja, pemerintah dan masyarakat.

“Mungkin anak-anak belum paham tentang perkembangan sekarang jadi guru-guru juga bisa membantu walaupun anak-anak kita ini mungkin kalah dalam hal tidak tau baca walaupun sudah masuk dalam tingkat SMP, SMA tapi ada juga belum tau itu yang kami harapkan supaya para guru bisa semangat mendidik anak kami,” pungkasnya.

Berikan Komentar
penulis : Kristin Rejang
Artikel ini telah dibaca 30 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Kadistrik MBJ: Penggunaan Dana Kampung di Mimika Barat Jauh Belum Inovatif

30 September 2025 - 10:07 WIT

Penjelasan Gubernur Papua Tengah Soal KUAPPAS

29 September 2025 - 16:02 WIT

AJI: Pencabutan Kartu Identitas Liputan Istana Pembungkaman Terhadap Pers

29 September 2025 - 08:55 WIT

Dewan Pers Minta Semua Pihak Hormati Kebebasan Pers

29 September 2025 - 08:38 WIT

Maskapai Airnorth dari Australia Resmi Mendarat di Biak- Berikutnya Pesawat Air Nugini

28 September 2025 - 20:42 WIT

Maskapai Airnorth ketika tiba di Bandar Biak. (Foto: Capture video Humas pro Biak)

Aner Maisini: Militer Non Organik di Intan Jaya Masuk Tanpa Sepengetahuan Pemkab

27 September 2025 - 17:22 WIT

Trending di Pemerintahan