SASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Tepat 29 Mei 2023, Tom Beanal menghembuskan nafas terakhirnya di salah satu rumah sakit di singapore, dan pada 29 Mei 2025 tepat dua tahun usia kepergiannya.
Istri mendiang thom beanal, Bertha Kum saat ditemui awak media Kamis, 29 Mei 2025 tepatnya di Makam Tom Beanal mengungkapkan isi hatinya yang dipendam semenjak kepergian sang suami tercinta dua tahun lalu.
Bertha mengungkapkan, dalam situasi krisis di akhir 1980-an di Amungsa, Tom Beanal adalah anak Amungsa yang muncul sebagai pemimpin, namun sejak kepergiannya, jasa itu seakan dilupakan.
“Dia adalah Kepala Suku Besar Amungme (Torei Negel) orang yang berjasa dan berpengaruh untuk Tanah Amungsa, bahkan Papua secara umum, namun setelah dia meninggal dan sampai hari ini, kami dilupakan baik Freeport maupun pemerintah,” katanya.
Sebagai contoh adalah makan mendiang Tom Beanal yang beralamat di Mile 32 yang sejak dimakamkan, hingga kini tidak ada lagi diperhatikan.
“Kuburan ini, saya bikin sedikit pusara ini, mungkin dengan itu pemerintah atau Freeport datang lihat bisa bantu ka, Triplek tiga dari yang waktu penguburan masih tinggal sampai sekarang dan sudah lapuk-lapuk, Dari waktu penguburan, cor lantai habis tinggal sampai sekarang begini sudah, saya hidup tinggal disini, ibadah disini, tiap Minggu saya dilayani disini. Pagar ini, layaknya seperti inikah, seorang Tom Beanal dihargai seperti inikah?
Yang komisaris Freeport, yang dulu orang bilang orang bilang hebat seperti begini ka dihargai,” begitu ungkapan Bertha Kum.
Menurutnya semasa hidup, Tom Beanal memiliki hati dan jiwa untuk mengurus orang Amungme dan Kamoro, mempersatukan mereka dan selalu memperjuangkan 5 suku kekerabatan.
“Coba pemerintah dan Freeport perhatikan pagar ini, pusara ini yang sudah tidak layak, tidak ada satupun yang datang ketuk pintu, mama kami mau lihat itu tidak ada, dari bapa meninggal sampai sekarang saya sudah cape lumpuh dan tidak bisa jalan, saya harus ribut-ribut terus ka? Saya malu, saya sudah tua, saya minta supaya kasi keluar di media supaya mereka tahu bahwa ada orang yang tinggal disini, ada harga diri orang besar yang sudah pergi tinggalkan kita dan sejarah panjang orang Amungme dan kabupaten Mimika ini,” ungkapnya.
Dikatakan Tom Beanal selama hidup dengan ide untuk membangun masyarakatnya namun pusaranya sendiri tidak dihiraukan oleh para petinggi Pemerintah maupun Freeport.
“Saya rasa heran, orang ini masih hidup itu dunia gempar, Freeport ada apa-apa itu selalu dia di ujung tombak, dia yang duluan, tapi sekarang ternyata sudah jadi debu, tidak ada yang lihat dan kenyataan seperti ini. Apa yang saya minta tidak ada yang berikan, portacamp sedikit juga tidak bisa, dan itu sudah sakit hati,” ujarnya.
Bertha mengaku kecewa sebab tidak ada satu orang dari Freeport maupun pemerintah yang menanggapi apa yang menjadi harapan mereka.
“Waktu hidup, kamu senang-senang dengan dia, apa yang dia sampaikan kamu junjung dan senang dengar, tapi kalau seperti ini ya sudah, bunga sudah layu tidak ada yang dengar,” ungkapnya.
Jeritan Istri Terkasih
Mama Bertha Kum mengatakan perjuangan Tom Beanal untuk berjuang bagi masa depan orang Amungme hingga kini hanya sebatas kenangan.
“Saya pikir bapak sudah kasih mandat kepada Florentinus Beanal untuk menjadi torei negel yaitu pemimpin adat laki-laki Amungme. Saya tekankan, Freeport harus perhatikan, apa yang bapak buat” katanya.
Bertha mengaku selama ini ia hanya bisa tinggal di pondok yang ada di sekitar makam Tom Beanal.
“Saya tinggal di pondok ini tiap hari, sakit, susah senang, tidak ada yang datang lihat saya. Kapan Freeport dan pemerintah datang bikin pagar tempat kubur ini baik-baik supaya saya bisa bebas, tidak harus disini terus menjaga bapa punya kuburan dengan kondisi ini. Kayu sudah lapuk-papuk tidak bisa buat apa-apa, pohon beringin tumbang, begitu keadaan disini,” ujanya.
Dalam perayaan dua tahun kepergian suami tercintanya, Tom Beanal, Bertha hanya bisa berharap agar ada perhatian.
“Saya mau bicara apa, janda yang tidak punya apa-apa, tidak diperhatikan, dibuang seperti dia yang sudah mati, sama kami tidak diperhatikan. Tidak ada yang datang toki pintu tanya mama bagaimana keadaan tidak pernah. Semua itu saya yang bikin, Tuhan baik lihat keadaan ini,biarlah saya tanam tanaman di pinggiran ini, tumbuh subur, saya bisa petik sayur dan makan juga,” ujarnya.
Harapan Anak Kandung
Florentinus Beanal, anak tertua dari Tom Beanal ikut buka suara. Ia mengarahkan ayah tercintanya merupakan seorang tokoh orang Amungme.
Banyak hal yang Tom Beanal sudah lakukan dan selalu menjadi penengah bagu masyarakat
“Bapa selalu menjadi penengah untuk semua menjadi satu. Bagaimana semua bisa jalan sampai pembangunan bisa menjadi baik, seperti LPMAK, SLD, Lemasa, semua bapak buat hanya untuk masyarakat supaya bagaiman bisa saling keterikatan antara satu dengan yang lain,” ungkapnya.
Menurutnya peran Tom Beanal dalam membuat lembaga untuk memihak kepada masyarakat dan menginginkan agar ada persatuan dalam masyarakat asli pemilih hak sulung di Tanah Mimika.
“Jadi dia yang buat semua baru kenapa tidak bisa lihat dia, mungkin dalam momen ini dihari kematiannya dan juga hari kenaikan Tuhan Yesus, merupakan momen baik ini.
Kita bicara disini supaya informasi ini bisa sampai ke semua orang bahwa ini ada bapak Tom yang perintis disini, jadi semua yang ada saat ini,” kata Florentinus
Khusus untuk Orang Amungme kata dia harus bersatu jangan ada perpecahan.
“Semua harus bersatu. Untuk bangun sesuatu yang baru. Lemasa itu dibuka disini, honai atau torei itu dibuka pertama disini.
Jadi dia pesan kepada masyarakat untuk bagaimana bisa bersatu, membangun kedepan untuk lebih baik,” pungkasnya.