SASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Mimika menggelar Kegiatan pembinaan Kesenian yang masyarakat pelakunya dalam daerah kabupaten/kota.
Kegiatan ini berupa peningkatan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia, kesenian dan tradisional.
Ketua Panitia Kegiatan, Santy Sondang menjelaskan tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk mengangkat dan melestarikan nilai kebudayaan lokal daerah, menjadi sarana untuk meningkatkan keterampilan dalam menciptakan kerajinan tangan berkualitas, dapat menjadikan motivasi bagi generasi muda untuk mengembangkan kreativitas sebagai generasi penerus dalam melestarikan dan mengembangkan budaya lokal.
“Memperkenalkan budaya Papua ke masyarakat luas dan meningkatkan pariwisata serta perekonomian lokal, Menjaring langsung keadaan real tentang objek kemajuan kebudayaan di tingkat paling dasar yang sehari hari berlangsung dalam masyarakat yang nantinya dapat dituangkan dalam dokumen sebagai warisan budaya,” jelasnya.
Narasumber dalam kegiatan ini berasal dari Kementerian Kebudayaan Pusat dan pihak Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA).
Dijelaskan, metode pelaksanaan kegiatan ini selain pelatihan juga dibuat lomba kerajinan tangan. Dimana ada tiga jenis kerajinan tangan yang diperlombakan yaitu Kawitok, Noken dan Mahkota kegiatan berlangsung dari Senin, 19 – 22 Mei 2025 di salah satu hotel yang ada di Timika.
“Tiga jenis kerajinan tangan ini akan dibuat dan diselesaikan dalam waktu tiga hari dan hari keempat adalah penilaian dewan juri untuk pengumumannya,” jelasnya.
Ia menjelaskan peserta berasal dari sanggar masyarakat Amungme Binaan Dinas dan Kelompok Binaan Lemasa yang berjumlah 12 kelompok dimana setiap kelompok diwakili oleh tujuh orang. Dua orang sebagai pendamping yang lainnya peserta dari kaum muda.
“Kami memilih kaum muda sebagai regenerasi agar jangan sampai Kawitok, Noken dan Mahkota ini bisa punah, sehingga kita terus melakukan kegiatan ini kami harapkan tiap tahun agar generasi muda bisa tau dan paham, bisa membuat Kawitok (kalung), Noken dan Mahkota,” ujarnya.
Ia menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan sehingga kegiatan tersebut bisa terlaksana dengan baik.
Apresiasi Dari Wakil Bupati: Wujud Nyata Dukungan dan Perhatian Pemerintah
Kegiatan perlombaan ini dibukan oleh Wakil Bupati Kabupaten Mimika, Emanuel Kemong, Senin (19/5/2025).
Wakil Bupati mengatakan keberagaman kebudayaan daerah merupakan kekayaan dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia.
Untuk itu kata dia, diperlukan langkah strategis berupa upaya pemajuan kebudayaan melalui perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan guna mewujudkan masyarakat yang berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
“Salah satu upaya strategis adalah dengan cara mengadakan lomba kerajinan tangan daerah yang merupakan cerminan dari kekayaan budaya dan keterampilan masyarakat kita di Mimika,” katanya.
Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, kesenian tradisional, kerajinan tangan suku Amungme sebagai upaya meningkatkan produktifitas pengrajin suku Amungme yang memang masih kurang dari segi kualitas maupun kuantitas.
“Hal ini seiring dengan kurangnya hasil kerajinan tangan amungme yang ditampilkan saat kegiatan pameran budaya lokal,” ujarnya.
Ia mengatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata dukungan dan perhatian pemerintah terhadap pengrajin lokal yang diharapkan nantinya akan dapat
menghasilkan sebuah karya seni yang berciri khas Amungme untuk dapat dipromosikan atau dikenalkan ke masyarakat yang lebih luas.
Wakil Bupati memberikan apresiasi atas semangat dan kreatifitas para peserta dalam menghasilkan karya kerajinan tangan yang luar biasa.
Lomba ini diharapkan dapat menjadi ajang untuk saling belajar dan berbagi pengalaman serta mendorong inovasi dalam dunia kerajinan tangan lokal.
“Kita sadar bahwa tanpa bantuan masyarakat tentu kita tidak bisa berbuat banyak untuk membangun daerah, melestarikan budaya lokal, kebersamaan sangatlah penting dikedepankan agar kita dapat membangun daerah lebih baik dan maju,” jelasnya.
Sehingga ia mengajak semua pihak agar kedepan kita bergandengan tangan untuk menanamkan jiwa seni dan budaya sehingga kita dapat menciptakan
pilar pilar kesenian tradisional yang berakar dan saling berkesinambungan dari generasi ke generasi.
“Saya berharap lomba ini akan terus berlanjut dan semakin meriah di masa depan,” pungkasnya.
Memberikan Semangat Untuk Tampil Terbaik
Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Mimika, Elisabeth Cenawatin mengatakan perlombaan yang digelar bukan untuk mencari juara seperti olahraga.
“Adat itu kita tidak akan rubah, bentuknya sama, bahannya juga tetap sama. Hanya bagaimana kami tampilkan yang lebih indah, bagus, menarik dan rapih, dan kreatif, itu yang akan dinilai,” jelasnya.

Kepala Dinas Parawisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, Elisabeth Cenawatin. (Foto: Edwin/sasagupapua)
Ia mengatakan, kerajinan tangan harus dibuat sebaik mungkin untuk ditampilkan di luar Timika.
“Untuk itu kita mau lihat tangan-tangan terampil disini kami latih supaya mereka buat secara bagus sebelum kita keluar (pameran dan lain sebagainya),” jelasnya.
Ia mengatakan 12 kelompok binaan dari Pemda maupun Lembaga Adat ini akan berlomba dan diberikan nilai yang terbaik.
Budaya Kebanggaan Masyarakat Papua
Perwakilan dari Kementerian Kebudayaan, Tubagus Sukmana yang juga merupakan juri mengatakan salah satu yang diperlombakan adalah Noken.
Noken merupakan kerajinan tangan yang sudah ditetapkan sebagai warisan dunia dari UNESCO dan itu merupakan suatu kebanggan dari masyarakat Papua.
“Jadi otomatis kegiatan seperti ini merupakan bagian dari upaya untuk mempublikasikan dan melestarikan nilai budaya kita. Noken ini kan bagian dari kemajuan obyek kebudayaan atau karya budaya tak benda itu,” katanya.
Ia mengatakan seni dan budaya perlu untuk dilestarikan, dikembangkan dan dimanfaatkan fungsinya
“Dan juga dilakukan pembinaan-pembinaan ini untuk pelestarian atau mentransfer ilmu untuk generasi-generasi yang akan datang agar tidak hilang nilai dan budaya ini,” pungkasnya.
Ketua Lemasa Beri Apresiasi
Ketua Lemasa, Karel Kum yang menggelar kegiatan tersebut. Dimana saat ini Kerajinan Suku Amungme bisa diketahui oleh masyarakat secara luas.
“Selamat ini lebih banyak Budaya Kamoro yang menonjol sementara budaya Amungme belum terlalu digaungkan sehingga kami berikan apresiasi untuk pemerintah untuk mengangkat budaya atau kearifan lokal dari Amungme,” katanya.
Dikatakan, saat ini mereka mengutamakan untuk bermitra dengan pemerintah dan semua pihak untuk mengangkat budaya atau kearifan lokal.
“Sehingga bisa dilihat di luar bahwa inilah budaya kami, seperti juga noken, kita tahu bersama bahwa semua tujuh suku punya noken, tapi model anyaman tentu berbeda baik suku Amungme maupun 7 suku lainnya, inilah yang kami ingin perkenalkan disini melalui lomba,” ungkapnya
Begitupun juga dengan mahkota dan Kawitok, dimana kata dia selama ini orang tidak tahu tentang mahkota kebesaran dari suku Amungme juga Kalung atau Kawitok.
“Untuk itu kami akan angkat atau lombakan disini. Agar orang-orang diluar sana tahu tentang mahkota, noken, dan kawitok kebesaran suku Amungme,” pungkasnya.