Menu

Mode Gelap

Olahraga · 20 Jun 2025 17:46 WIT

Perjalanan Olahraga Rugbi di Indonesia yang Berawal dari Kwamki Narama Timika


Coach George Deda saat bermain rugbi. Perbesar

Coach George Deda saat bermain rugbi.

Oleh: Kristin Rejang

“Rugbi ini dimulai dari Papua, di Timika tepatnya di Kwamki Narama, dan ide mulai muncul dari Kwamki Narama akhirnya mulai berkembang di Kota Timika hingga keluar,” begitu yang diungkapkan oleh Pelatih Senior rugbi yang juga merupakan Ketua Persatuan Rugbi Union Indonesia (PRUI) Kabupaten Mimika, dan Kepala Pelatih Timnas Rugbi Indonesia, George Deda.

George Deda ketika hadir di Podcast ‘Bincang Jurnalis’ oleh media Sasagupapua.com dan Taparemimika.com bercerita dan mengingat kembali bagaimana perkembangan olahraga rugbi.

George mengatakan, rugbi berkembang di Papua tepatnya di Timika dan lebih khusus di Kwamki Narama sejak tahun 1996.

Ia bercerita kala itu, temannya yang berasal dari Australia yang juga pimpinan di tempat kerjanya yakni PT Freeport Indonesia, Paul Quaglia saat itu tahun 1965 bertugas bersama di Kwamki Narama. Disana Paul mengajak George untuk membuat sesuatu yang bermanfaat bagi anak-anak muda di Kwamki Narama.

“Dia (Paul) bilang ini saya ada olahraga, dia kasih tunjuk rugbi,” jelasnya.

Pada tahun 1996 Paul membentuk satu tim yang melibatkan rekan-rekan karyawan asli Papua yang ada di Mile 38 Lowland

“Paul ajak mereka bermain rugbi, waktu itu saya sendiri pun belum terlalu tertarik dengan rugbi, tapi Paul yakinkan saya. Deda, kami kerja di daerah konflik, olahraga ini penting sekali, bagaimana dia mengajarkan kita untuk strategi, bagaimana ajar kita untuk bisa cepat mengambil keputusan dan lain-lain, jadi banyak hal yang bisa dipelajari dari olahraga rugby, karena kita kerja di daerah konflik,” ungkap George.

Akhirnya ia bersama teman-temannya mulai fokus latihan dan saling membantu.

Pertama Turnamen di Bali

Dengan ide dan pembentukan tim tersebut sebagai bukti bahwa olahraga rugbi di Indonesia Berawal dari Kwamki Narama pasalnya tahun itu, olahraga Rugbi belum ada di Indonesia.

Dimana kata George olahraga rugbi berkembang di daerah lain yang ada di Indonesia sekitar tahun 2010 dan terdaftar resmi pada tahun 2012.

Tahun 1996 mereka mengawali perjalanan perkembangan rugbi pertama mereka dengan mengikuti turnamen Ten Series International 1996.

“Jadi kami mulai main di Indonesia tahun 1996, itu belum ada di Indonesia yang main rugbi,  kami main waktu itu pertama kali di sponsori oleh Freeport di Bali,” jelasnya.

Kejuaraan Open Tournament di Bali Dari Tahun 2006.

George mengatakan perjalanan tim rugbi pertama tersebut bernama Irian Jaya Rugbi, hingga tahun 2000 ada perubahan nama Irian Jaya menjadi Papua, maka nama tim tersebut juga berubah menjadi Papua Rugbi.

Dimana berawal dari pekerjaan George dan Paul di Divisi Pengembangan Masyarakat PTFI.

Rugbi itu kata George bisa dibilang menjadi salah satu bahan kontak mereka dengan masyarakat khususnya dalam hal pengembangan.

“Awalnya hanya seperti itu, sebagai bahan kontak untuk masyarakat atau anak-anak disini, kami pun tidak menyangka rugbi akan berkembang hingga saat ini,” tutur George.

Awal Memperkenalkan dan Mengajak Orang Bermain Rugbi

Menurut George Deda, saat itu untuk meyakinkan sesuatu yang baru memang tidaklah mudah namun Paul memiliki berbagai strategi untuk meyakinkan anak-anak muda di Kwamki Narama saat itu.

Dimana Paul memberikan informasi bahwa akan ada pertandingan di Bali.

“Akhirnya motivasi berangkat inilah yang ada dalam diri anak-anak dan mulai berlatih hingga kami mulai ikut turnamen di Bali. Jadi waktu itu nama tim rugbi nya adalah Irian Jaya Rugbi dan juga logonya belum seperti yang sekarang, tapi ada logo anak panah,” jelasnya.

Hidupkan Chemistry Anak Papua Dengan Rugbi

Olahraga sepak bola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh anak-anak Papua dan merupakan bakat alami. Sementara kata George negara Papua New Guinea (PNG) yang menjadi kegemaran dan orang PNG disegala sudut lebih banyak bermain rugbi.

George menjelaskan mengapa ada perbedaan tersebut ? Hal itu dikarenakan memiliki keterkaitan sejarah.

Dimana Papua adalah peninggalan Belanda dan Belanda meninggalkan sepak bola untuk orang Papua. Sementara PNG merupakan negara jajahan Inggris dimana seluruh negara jajahan Inggris hingga kini olahraga yang menonjol adalah rugbi.

“Makanya mulai dari Papua New Guinea sampai di Pasifik mereka main rugbi semua, kita tidak heran melihat Fiji yang begitu hebat di dunia,” ujarnya.

Papua Rugbi tahun 2016 silam

Didunia ini kata dia yang memiliki gaya bermain paling beda ada di Pasifik khususnya Fiji.

“Karena mereka menikmati itu dan mengkolaborasikan antara budaya dan olahraga. Budaya, olahraga, dan spiritual bisa dari adat dan bisa juga dari agama, dia padukan itu dan saya tertarik sekali lihat Fiji main karena dia punya gaya main rugbi itu ternyata budaya. Budaya mereka dan agama mereka padukan itu kedalam,” tuturnya.

Sehingga saat itu khusus di Papua yang terkenal adalah sepak bola. Namun kata dia Paul terus berusaha untuk meyakinkan mereka, dimana kata dia saat itu, olahraga rugbi ini bisa membentuk karakter orang Papua.

“Dan memang benar kata Paul, olahraga ini akan membentuk karakter kita yang untuk kuat hadapi tekanan, berfikir keras, dan lain-lain. Karna di dalam rugbi ini banyak Skali kita belajar strategi, jadi cocok skali dengan karakter kita,” ungkapnya.

“Kemudian Paul juga yakinkan kami bahwa olahraga ini sebenarnya sama saja dengan kita bermain sepakbola yang juga disukai anak-anak Papua,” sambungnya.

Setelah anak-anak yang mereka rangkul dan notabene adalah anak-anak muda mulai bermain ternyata dapat chemistry dan cocok dengan karakter anak Papua.

“Di dalam lapangan itu bebas mau buat apa saja, dan hampir rata-rata orang Papua suka yang seperti begitu. Mungkin kalau kita lihat dari luar seperti ekstrim juga, karena berbenturan dan tabrakan selalu terjadi di dalam lapangan, tapi setelah coba dan bermain kita akan menikmati Skali, sangat menikmati untuk anak-anak Papua,” terangnya.

Olahraga Rugbi dan Budaya Bakar Batu

Khususnya Rugbi juga memiliki hubungan karakter yang kuat bagi anak Amungme. Hingga kini rugbi jika dimainkan oleh anak Amungme memiliki karakter yang berbeda mulai dari gaya hingga tipe bermain.

“Gaya bermain rugbi Papua itu beda dengan teman-teman yang lain, seperti di daerah lain. Kami di Papua saja, gaya main seperti yang di Jayapura, Timika, dan di beberapa daerah itu berbeda, saya sudah mendalami itu,” katanya.

Khusus anak-anak Asli Papua yang hidupnya di pegunungan memiliki gaya bermain yang berbeda ternyata kata George terbentuk dari budaya bakar batu, tarian, dan perang.

“Itu semua terbawa dalam gerak-gerik di gaya bermain mereka. Itu sangat cocok dengan olahraga ini, gaya mereka saat bakar batu, perang dan lain-lain. Dan itu sangat luar biasa. Kalau istilahnya di sepakbola gaya khas bermain suatu negara seperti contohnya brasil dengan gaya ‘tarian samba’, di dalam rugby, anak-anak Amungme punya itu,  khas dan berbeda, dan itu cocok dan khas skali dengan style bermain mereka,” ungkapnya.

Prestasi

Berawal dari Kwamki Narama, mereka kembangkan ke wilayah Banti, dalam kota Timika, hingga berprestasi hingga ke kancah Internasional kata George hal ini juga berkat kepedulian dari Freeport saat itu.

“Kalau saya mau bilang, olahraga ini adalah buah karyanya Freeport, dan sekarang sudah ada di Indonesia dan nasional,” katanya.

Sejak tahun 1996 di Bali, banyak sekali turnamen yang mereka sudah mereka ikuti, mengikuti open turnamen di Jakarta.

Mereka juga pernah membela Timnas dari tahun 2004-2005 hingga ikut Sea Games di Manila .

Timnas Sea Games 2005 di Manila

“Hampir semua skuad timnas di dominasi oleh pemain Papua, saya kebetulan ditunjuk sebagai kapten kesebelasan padahal waktu itu rugbi belum resmi terdaftar di nasional atau KONI pusat, dan belum resmi di Indonesia, tapi diundang untuk ikut sea games itu,” katanya.

Saat itu mereka berjumlah 9 orang dari Papua untuk berangkat ke Manila mengikuti pertandingan Sea Games didukung oleh pihak Freeport.

Mereka juga pernah mewakili Indonesia mengikuti turnamen Asia XV Series di Kamboja.

Menunjukan Kualitas

Setiap mereka mengikuti pertandingan, tak hanya sekedar bertanding namun benar-benar menunjukan kualitas terbaik, dibuktikan hingga ada kepercayaan. Hingga regenerasi berlangsung, George yang dulunya sebagai pemain kini menjadi pelatih yang handal, dan hingga kini George membawa olahraga Rugbi tetap eksis dan semakin berkembang.

George bercerita sebelum PON XX Papua, mereka mengikuti eksebisi PON di Jawa

“Taulah cabang eksebisi kan bisa ikut dan bisa tidak tapi kami coba meyakinkan itu dan waktu itu kami diikut sertakan dan kami tunjukan prestasi dan waktu itu kami dapat emas putra dan putri,” ungkapnya.

Momen PON XXI Papua

Emas tersebut akhirnya menjadi tolak ukur untuk mempertimbangkan suatu Cabor masuk dalam perhelatan PON.

Ia berjuang dan meyakinkan melalui prestasi untuk cabang olahraga rugbi mengikuti PON Papua dimana saat itu keputusan terakhir adalah putusan dari gubernur waktu itu sebagai tuan rumah penyelenggara.

“Saya coba meyakinkan itu dan puji Tuhan karena punya prestasi yang bagus, nilai jual ada, saya mempresentasikan itu di depan KONI untuk bagaimana rugbi untuk meyakinkan, semua cabang diundang untuk mempresentasikan termasuk rugbi

Saya presentasi dan hari itu juga langsung ditentukan masuk dalam 10 besar cabor  dan kami nomor urut 7 dari 32 cabor kalau tidak salah,” ujarnya.

Dalam PON XX Papua, mereka menurunkan seluruh atlet adalah Asli Papua dan menoreh prestasi gemilang.

Momen kejuaraan PON XXI Aceh-Sumut

Tak hanya sampai di PON Papua, saat PON XXI di Aceh para atlet didikan George Deda dan teman-teman ini juga menoreh prestasi.

Banyak prestasi yang sudah diraih seperti tahun 2023 mereka pernah mengikuti kejuaraan di PNG dan masih banyak lagi, terbaru tahun 2025 mengikuti Kejuaraan Rugbi Asia Tenggara di Singapura, yang sebagian besar atletnya berasal dari Papua.

Menjadi Pelaku Jangan Hanya Penikmat

George mengatakan dulu rugbi hanya bisa dinikmati saja, ketika rugbi menjadi olahraga resmi di Indonesia, maka proses pengembangan harus berjalan tidak bisa stak hanya sekedar bermain saja

“Kalau memang olahraga ini mau berkembang berarti pembinaan dan pengembangan harus berjalan,” katanya.

Momen melatih anak-anak di Kokonao.

Akhirnya saat ini mereka menjalankan program pelatihan untuk anak usia dini yang kini dikembangkan terus.

Khusus di Timika, mereka berfokus di asrama sehingga mempermudah pemusatan latihan.

Momen melatih anak-anak di Banti

Mereka sudah melaksanakan pelatihan di Sentral Pendidikan, kemudian tiga tahun sudah berjalan di Asrama Taruna Papua, mereka juga menjalankan pembinaan di Asrama yang berada di kota tua, Kokonao, mereka juga melakukan pembinaan di Banti.

“Dengan apa yang kami sudah jalankan, kita harus tunjukan dan buktikan dulu,” katanya.

Tongkat Estafet dari Paul ke George Deda

Mengulang kembali kisah di tahun 2000, George bercerita ada momen yang mengharukan dimana tahun itu, Paul harus pulang ke Australia.

“Waktu dia pulang itu dia cuman titip pesan ke saya dengan dia punya satu tas besar isi dokumen rugbi dengan baju baju pertama kami. Dia bilang Deda ini bibit yang saya kasih untuk ko, mudah-mudahan ko bisa jaga dia dan bisa tumbuh, dan akhirnya saya coba jaga itu dengan baik karena komitmen dan olahraga rugbi ini dari tahun 2000 sampai 2025 rugbi bisa hidup sampai hari ini,” katanya.

Timnas Rugby Indonesia Asia XV Series di Kamboja.

Rugbi yang hidup hingga 2025 ini membuktikan bahwa ada yang mengerjakan, juga menghidupkan.

“Barang ini (rugbi) dia tidak bisa tumbuh sendiri kalau tidak ada yang siram, tidak ada yang rawat, tidak ada yang jaga, hari ini orang banyak menikmati rugbi, bahkan sekarang banyak orang yang berebutan menjadi pengurus untuk rugbi, dulu kan kitong mau suruh orang jadi pengurus saja dorang bilang itu barang apa, sekarang ini orang rebutan mau jadi pengurus rugbi,” ungkapnya.

“Saya bangga karena barang ini sudah berkembang saya puas. Karena orang sudah lihat berarti rugbi ini seksi,” sambungnya.

Coach George Deda ketika dipercayakan sebagai Kepala Pelatih Timnas Rugbi Indonesia 2015 ikut kejuaraan rugby Asia Tenggara di Singapura

Hingga kini George dan Paul masih berkomunikasi dan sempat bertemu di Bali, Paul melihat bukti bahwa George Deda berhasil membawa bibit menjadi  bertumbuh semakin banyak. Tak hanya bertumbuh di Timika, namun berkembang dan George membantu untuk olahraga ini ada di Jayapura-Papua, di Papua Pegunungan, Papua Tengah dan persiapan untuk pembentukan di Papua Selatan.

George juga tak hanya menjadi pendiri, pengembang rugbi, ia banyak berperan untuk kemajuan Rugbi di Papua bahkan Indonesia, ia pernah menjadi kepala pelatih tim putra dan putri PON XX Papua, Kepala Pelatih Putra Putri PON Aceh XXI, Kepala Pelatih Timnas Rugbi Indonesia tahun 2025.

Pesan

George mengatakan saat ini rugbi di Papua sudah menjadi olahraga yang seksi sehingga ia berpesan agar siapapun yang mengurus olahraga tersebut di Tanah Papua agar mengurus dengan profesional.

“Jaga dia, jaga harga diri martabatnya dengan baik, jangan misalnya hanya gara gara kepengurusan kita mulai buat kacau dan segala macam saya tidak mau lihat begitu. Karena kami bangun ini barang bukan dengan cepat. Tapi perlu waktu, tenaga, pikiran bahkan uang pun,” ujarnya.

Coach George Deda

George menghitung sejak terbentuknya Rugbi sudah sekitar tujuh generasi.

“Rugbi yang pertama di Indonesia dari Timika dan berawal dari Kwamki Narama.

Jadi mungkin saya punya pesan saja untuk generasi baru di Tanah Papua, kalau mau supaya rugbi ini berkembang, tentulah kita tidak bisa duduk duduk saja,” ungkap George Deda.

Ia mengatakan jangan hanya menjadi penikmat namun harus menjadi pelaku tak harus menjadi seorang pemain rugbi, namun bisa memberikan dukungan dengan berbagai hal misalnya menyuarakan olahraga rugbi.

“Rugbi punya potensi luar biasa sekali tapi kalau tong tidak menjadi pelaku dengan baik akhirnya kitong harus setengah mati saya ajak kita semua generasi baru yang main rugbi mari sama sama kembangkan rugbi ini,” pungkasnya.

Berikan Komentar
Artikel ini telah dibaca 143 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Meki Nawipa Resmi Kukuhkan 40 Paskibraka Tingkat Papua Tengah 2025

15 Agustus 2025 - 17:28 WIT

Perkuat Sinergi Antar BUMN, Pertamina Patra Niaga-Bank Mandiri Bahas Distribusi Energi dan UMKM di Wilayah Papua

15 Agustus 2025 - 11:35 WIT

Berikut Nama Paskibraka 2025 Dari Tanah Papua yang Akan Tampil di Istana Negara

14 Agustus 2025 - 20:22 WIT

Meningkatnya Kriminalitas Di Nabire, Ketua DPRK : Situasi Ini Tak Lepas Dari Perkembangan Kota

13 Agustus 2025 - 19:55 WIT

Rekonsiliasi Data Pegawai PPT, Kepala BPKSDM: Sangat Penting Untuk Administrasi ASN

13 Agustus 2025 - 14:12 WIT

Pasca Gempa Papua, Pertamina Pastikan Operasional Berjalan Lancar

13 Agustus 2025 - 12:23 WIT

Trending di Umum