SASAGUPAPUA.COM, Jakarta – Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kekerasan bersenjata dan operasi keamanan di berbagai wilayah Papua yang telah memakan korban jiwa dari masyarakat sipil maupun aparat, serta menyebabkan gelombang pengungsian masif.
Dalam siaran persnya, Ketua Umum PGI, Pdt. Jacklevyn F. Manuputty, menyoroti kondisi kemanusiaan yang kritis. Berdasarkan data Dewan Gereja Papua, jumlah pengungsi akibat konflik bersenjata disebut telah melampaui 100.000 orang.
“Banyak di antara mereka berada dalam kondisi kemanusiaan yang kritis, tersebar di wilayah-wilayah terpencil yang sulit dijangkau, serta mengalami keterbatasan akses terhadap pangan, layanan kesehatan, dan pendampingan pastoral,” demikian pernyataan PGI.
PGI menyadari kompleksitas persoalan Papua yang memerlukan dialog dan waktu. Namun, PGI menegaskan bahwa perlindungan nilai-nilai kemanusiaan dan keselamatan warga sipil harus menjadi prioritas utama yang tidak dapat ditunda di tengah konflik yang masih berlangsung.
Tuntutan dan Sikap PGI
Menyambut perayaan Natal, PGI mengeluarkan lima poin sikap resmi, yang intinya mendesak penghentian kekerasan dan penjaminan akses kemanusiaan.
1. Koridor Kemanusiaan: Mendorong penerapan koridor kemanusiaan sepanjang masa Natal hingga akhir tahun 2025, untuk menjamin akses yang aman dan bebas hambatan bagi pelayanan kemanusiaan di wilayah terdampak.
2. Hentikan Kekerasan: Mengimbau seluruh pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata di Papua untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan menahan diri.
3. Perlindungan Pengungsi: Menegaskan pentingnya perlindungan terhadap kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, dan lansia, agar penanganan pengungsian dilakukan secara aman, bermartabat, dan berkeadilan.
4. Akses Bantuan: Mendesak pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memastikan distribusi bantuan kemanusiaan, termasuk pangan, layanan kesehatan, psikososial, dan pastoral, dapat menjangkau seluruh pengungsi tanpa diskriminasi.
5. Doa Natal: Mengajak gereja-gereja untuk mengingat dan mendoakan para korban konflik bersenjata di Papua dalam perayaan Natal.
PGI berharap, melalui penerapan koridor kemanusiaan, para pengungsi di Papua dapat merayakan Natal dalam suasana yang lebih aman dan manusiawi, serta merasakan damai sejahtera yang sejati.
Pdt. Jacklevyn F. Manuputty mengakhiri siaran pers tersebut dengan mengutip firman Tuhan dari Lukas 2:14: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”