SEKOLAH Tinggi Teologi (STT) Russell Timika terus meningkatkan mutu pelayanan sejak puluhan tahun berdiri.
Telah dipercayakan oleh para mahasiswa sejak tahun 2013 dan pada tahun 2023 ini, Institusi STT Russell Timika telah resmi terakreditasi B secara institusi. Di STT Russell terdapat dua program studi yakni Pendidikan Agama Kristen dan Teologi Kristen yang sementara menunggu hasil akreditasi.
STT Russell ini diperuntukan bagi para calon pendeta dan guru agama kristen yang akan melayani di gereja dan di sekolah-sekolah yang ada di tanah Papua bahkan seluruh Indonesia.
Dimana, STT Russel juga terbukti telah menjangkau ke berbagai pelosok wilayah yang ada di tanah Papua seperti Kabupaten Intan Jaya, Puncak Nabire, Paniai dan lainnya yang ikut bergabung untuk berkuliah di STT Russell Timika.
Kampus yang beralamat di Jalan Baru, Kelurahan Kwamki Baru, Distrik Mimika Baru ini dipilih oleh berbagai mahasiswa karena mutu pendidikan, dimana saat ini terdapat 17 dosen yang mengajar lebih dari 100 mahasiswa.
Wakil Ketua II dan Ketua Operator pada STT Russell Timika, Mikel Tabuni menjelaskan setiap tahun terjadi peningkatan mahasiswa baru.
“Memang sebelumnya belum ada akreditasi tapi sekarang mulai banyak mahasiswa yang dulunya pindah dari sini (STT Russell-red) memilih kembali lagi kesini bahkan banyak juga yang minta buka program sertifikat bagi mereka yang sudah lanjut usia, mereka bilang karena usia mereka tidak bisa lanjut kuliah sehingga minta sertifikat jadi peningkatan kepercayaan itu dimulai dari beberapa tahun jelang akreditasi hingga sudah akreditasi,” ujarnya, Jumat (17/11/2023).
Dijelaskan, mahasiswa yang kuliah di STT Russell sebagian sudah merupakan pendeta.
“Jadi ada yang sudah merintis pelayanan baru, ada yang sudah ada tempat pelayanan namun masih menunggu selesai pendidikan,
Jadi hampir 95 persen mereka sudah ada tempat pelayanan,” katanya.
Besok, Sabtu (18/11/2023) akan dilaksanakan proses wisuda bertempat di Gedung Gereja GKII Maranatha, Jalan Hassanudin Timika.
Mikel mengungkapkan saat ini persiapan yang dilakukan sudah hampir 100 persen.
“Kenapa kita memilih tempat di gedung gereja bukan di tempat lain karena kita tidak ingin membebani mahasiswa, mahasiswa juga rata-rata berprofesi sebagai hamba Tuhan sehingga kami memilih di gereja,” ungkapnya.
Pada esok nanti, sebanyak 12 orang yang akan diwisudakan.
Penulis: Red