SASAGUPAPUA.COM, Nabire – Telkom Group dan PT Palapa Timur Telematika (PTT) menggelar Forus Diskusi bersama Ketua DPR Kabupaten Nabire, Nancy Worabay, Perwakilan Polda Papua Tengah dan Media.
Kegiatan ini berlangsung di Nabire, Papua Tengah pada 30 Oktober 2025.
Pertemuan ini diselenggarakan sebagai salah satu upaya penjelasan dari Telkom Group mengenai gangguan jaringan kepada pemangku kepentingan di kabupaten Nabire
Sekaligus sebagai upaya perbaikan komunikasi ke masyarakat terkait insiden yang sering dialami yakni terputusnya fiber optic sehingga menyebabkan terganggunya layanan internet selular maupun wifi di kabupaten Nabire dan sekitarnya akhir-akhir ini.
Dalam penyampaiannya, pihak Telkom Group menjelaskan sumber layanan internet di kabupaten Nabire dan sekitarnya, saat ini semua bekerjasama dengan infrastruktur jaringan milik Bakti Kominfo melalui PT Palapa Timur Telematika (PTT).
Dimana Ada 3 jalur sambungan fiber optic yang melayani Nabire, yaitu Serui-Nabire (jalur laut), Manokwari-Nabire (jalur laut) dan Timika-Nabire (jalur darat).
“Namun, karena adanya rangkaian insiden longsor bawah laut, gempa bumi, dan faktor non teknis lain, kedua jalur laut (dari Manokwari dan Serui) sejak September mengalami putus sambungan, menyisakan satu jalur darat dari Timika,” kata mereka.
Sehingga, dengan hanya satu jalur tersebut, maka kondisi layanan Nabire tidak lagi ada backup yang memadai dan hal ini menjadi kondisi yang sangat kritis.
Dampaknya, beberapa kali terjadi gangguan internet dikarenakan jalur penopang satu-satunya yang tersisa yakni jalur darat Timika-Nabire.
Jalur ini juga sering mengalami kendala putus karena tanah longsor, efek dari pengerjaan proyek pihak ketiga, sampai dengan adanya pengrusakan atau vandalisme pihak tertentu.
Namun, kata mereka setiap kejadian longsor di jalur darat Timika-Nabire, petugas teknis dari PTT dan juga Telkom Group selalu bergerak cepat dan berusaha semaksimal mungkin, dengan dukungan dari Pihak keamanan TNI dan Polri, mengupayakan agar jaringan segera kembali tersambung.
Berdasarkan pantauan media ini melalui presentasi visual yang dijelaskan oleh PT PTT, tim selalu berupaya agar masyarakat bisa menikmati jaringan yang baik dengan berbagai usaha.
Melewati medan jalur darat yang sulit, menaiki tebing, melintasi medan yang curam, menembus jalan yang sudah longsor ditengah hutan yang sepi untuk memastikan kabel penghantar sinyal penghubung Nabire-Timika bisa cepat diperbaiki selalu mereka lakukan setiap jaringan mengalami kerusakan.
Bahkan alat berat juga diturunkan untuk memperbaiki jalan yang harusnya bukan menjadi tugas mereka. Namun harus mereka kerahkan untuk membantu proses perbaikan.
“Namun tetap saja banyak hal yang menjadi kendala di lapangan, terkait akses jalan, keamanan, hingga hal yang tidak dapat diprediksi lainnya, yang sering kali menyebabkan waktu perbaikan yang lebih lama,” jelasnya.
Selain itu, ketika jalur darat Timika-Nabire tersebut putus, Telkom Group selalu mengadakan backup tambahan melalui satelite maupun radio, agar kebutuhan komunikasi masyarakat tetap bisa dilakukan meskipun dalam kondisi yang terbatas dan kurang stabil.
Sementara itu, pihak PT PTT menjelaskan perbaikan kedua kabel laut yang putus tersebut, jika berjalan lancar dan tanpa kendala, maka akan dapat selesai pada 2-November 2025 (jalur Serui) dan pada 11-November (jalur Manokwari).
“Setelah tanggal tersebut maka kondisi jaringan di Nabire dan sekitarnya akan kembali stabil karena sudah ditopang kembali dengan 3 jalur yang dapat saling menjadi backup satu sama lain,” ungkap mereka.
Pihak Telkom dan PTT juga akan menindaklanjuti pertemuan bersama dengan Ketua DPRD, Polda Papua maupun media.
Hal ini, demi pelayanan internet yang semakin baik ke depannya bagi pelanggan, khususnya di kabupaten Nabire.
“Diusulkan forum lanjutan antara Telkom Group, PTT, DPRD, termasuk dengan Dinas Pekerjaan Umum, aparat POLRI dan TNI untuk sinergi dan kolaborasi upaya recovery dengan cepat jika terjadi insiden fiber optic putus,” pungkasnya.







