ASRAMA mahasiswa Tambrauw di kota studi Daerah Istimewa Yogyakarta dilaporkan dalam keadaan rusak dan tidak layak lagi ditempati.
Mahasiswa meminta Pemerintah Kabupaten Tambrauw untuk segera melakukan renovasi asrama mahasiswa yang menjadi aset Pemerintah sejak tahun 2014 itu.
Ketua Ikatan mahasiswa Tambrauw kota studi Yogjakarta, Mersi Sidik mengaku sejak asrama mahasiswa Tambrauw di Yogyakarta menjadi milik Pemda Tambrauw belum pernah dilakukan renovasi.
“Pemda Tambrauw belum pernah merenovasi asrama Tambrauw di Yogya. Padahal, asrama ini merupakan aset milik pemda,” katanya Sabtu (16/12/2023).
Mersi menyebutkan kondisi asrama dua lantai yang di huni puluhan mahasiswa Tambrauw di Yogyakarta tersebut sangat memprihatinkan dan rusak.
Dimana kondisinya atap kamar bocor, plafon kamar mandi mengalami kerusakan.
“Atap genteng di beberapa kamar juga bocor, plafon rusak karena kayunya sudah lapuk akibatnya buku-buku juga rusak. Kondisi ini sudah lama terjadi,” ujarnya.
Selain atap plafon yang rusak, Mersi juga mengakui profil yang digunakan untuk penampung air sangat kecil.
“Profil air ini juga kecil ukuranya, daya tampungnya hanya 520 liter. Sementara jumlah kami mahasiswa ini ada puluhan. Soal listrik, soal kontak listrik rusak. Pembayaran rekening listrik itu dari patungan penghuni asrama,” ujarnya.
Dilanjutkannya, pihaknya sudah berulangkali mendesak Pemkab Tambrauw di-era mantan Bupati Gabriel Asem untuk melakukan renovasi asrama mahasiswa Tambrauw.
Bahkan, hingga kini dipimpin Pejabat Bupati Engelbertus Kocu namun belum juga memberikan respon.
“Sudah berulang kali disampaikan ke Pemda Tambrauw, tapi belum direspon juga,” katanya.
Mersi Sidik menceritakan dengan kondisi asrama seperti itu, tentu menggangu proses belajar mengajar bagi penghuni asrama. Bahkan, ada mahasiswa yang terpaksa pindah atau memilih tinggal di kost.
“Di Asrama Mahasiswa Tambrauw Yogyakarta ada sekitar 30 kamar. Awalnya dipenuhi mahasiswa, namun kini hanya tinggal beberapa orang yang menghuni asrama, lantaran hampir semua atap dan plafon kamar rusak. Ada banyak mahasiswa yang memilih keluar karena kondisi asrama rusak parah. Bahkan satu kamar yang harusnya dihuni 3-4 orang kini harus dihuni 5-6 orang.” jelasnya.
Meskipun Pemerintah Kabupaten Tambrauw pernah mengutus tim untuk mendata kondisi asrama namun hingga saat ini belum ada kejelasan.
“Pernah ada pihak yang mengaku dari Pemda Tambrauw datang dan melihat langsung kondisi asrama tapi sampai saat kami mahasiswa belum tau hasilnya seperti apa,” ungkapnya.
Untuk itu, mahasiswa Tambrauw di Yogyakarta sangat berharap secepatnya Pemerintah Kabupaten Tambrauw merenovasi asrama.
“Klau hujan itu air masuk dalam kamar yang berada di lantai dua. Sementara di lantai hujan deras air masuk karena tidak ada drainase. Kami berharap Pemkab Tambrauw bisa secepatnya merenovasi asrama ini, sehingga kami dapat tinggal dan belajar dengan baik, ” harapnya.
Penulis: Red