SASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Komisi II, Deddy Sitorus menyoroti terkait dengan situasi yang terjadi di tanah Papua dalam momen Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait empat Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua pada 13 Maret 2025 lalu.
Dalam momen tersebut, Politikus PDI Perjuangan mengingatkan kepada empat Gubernur yakni Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat Daya dan Papua Selatan untuk melihat yang pertama adalah yang menerima dampak pemekaran adalah harus rakyat.
“Hal sederhana, soal gedung, kantor segala macam tapi apakah itu bermanfaat langsung untuk masyarakat atau tidak, itu yang menjadi pertanyaan,” ucapnya.
Ia juga menyinggung yang selalu viral di tiktok terkait dengan kondisi masyarakat yang masih menukar pangan lokal dengan mi instan.
“Terus terang saya agak miris yang viral di tiktok itu bapak ibu, ketika saudara saudara kita OAP datang ke rumah-rumah orang membawa pisang, membawa ikan, ditukar dengan beras dan Indomie terus terang itu bikin sakin hati. Karena tanah Papua yang kaya tapi tapi rakyatnya begitu, sakit hati pak lihatnya,” serunya.
Berikutnya adalah ia menyinggung mengenai kondisi hutan di Papua. “Kedua saya titip Papua jangan karena dimekarkan, seluruh hutannya habis. Seluruh kekayaan sumber daya alamnya diperkosa , dibawa keluar pak. Tolong bisa bermanfaat untuk rakyat disana. Kalau tidak bermanfaat untuk rakyat disana, tidak ada guna pemekaran,” ucapnya.
Ia berharap agar para gubernur bisa memperjuangkan hak masyarakatnya sebab selama ini OAP menderita bahkan ia menyinggung para oknum pejabat yang ‘kaya’ ketika selesai dari Papua.
“Cukuplah OAP menderita semua, pejabatnya punya rumah semua di pondok indah, kebangetan, bukan hanya OAP, yang tugas dari secara struktural juga apakah alat penegak hukum dan yang lain pak, kaya raya semua, habis dari Papua. Jadi tolong bapak-bapak yang duduk disini punya tanggung jawab moral, sedih saya lihat orang tengah malam hanya untuk satu dua bungkus Indomie berjalan berkilo meter malu kita pak. Saya berharap bapak-bapak gak sering-sering datang ke Jakarta tolong perhatikan rakyat kita,” pungkasnya.