SASAGUPAPUA.COM, NABIRE – “Hari ini saya merasa tidak ditinggalkan, saya akhirnya dijemput dengan Gubernur dan Wakil Gubernur lewat Kepala Dinas Sosial, saya berterimakasih kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah,” begitu ungkapan dari Ronaldo Aweyda Yogi setelah dijemput oleh Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Ronaldo Yogi adalah anak yang masih bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (SD) memiliki cerita perjuangan yang panjang hingga akhirnya dijemput oleh Pemprov Papua Tengah.
Dalam momen kegiatan penyerahan anak atas nama Ronaldo Aweyda Yogi oleh
Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan ke pihak keluarga dari pemerintah provinsi Papua Tengah, Selasa (14/10/2025), di halaman Kantor Dinsos Pemprov Papua Tengah, tampak raut wajah bahagia terpancar dari senyuman manis Ronaldo yang akhirnya pulang ke rumah.
Ronaldo mengungkapkan, ayah dan ibunya telah meninggal dunia, dalam momen tersebut ia harus ikut bersama mama Ade (keluarga almarhum mama) untuk ke Jayapura melanjutkan sekolah.
“Sampai disana saya ikut teman dari Jayapura ke Ternate, Manado, Bali, ke Jakarta dan akhirnya ke Medan,” ungkap Ronaldo.
Awal Mula Dinsos Menjemput Ronaldo
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Papua Tengah, Rony Misikmbo menjelaskan kronologi awal pihaknya akhirnya menjemput Ronaldo Aweyda Yogi.
Sebagai OPD yang bertugas untuk merangkul masalah sosial, Rony merasa terpanggil untuk membantu Ronaldo yang merupakan anak yatim piatu yang kini berapa di tanah orang tepatnya di Binjai, Sumatera Utara (Sumut).
“Jadi awalnya mama Ade bawa ke Jayapura hanya saja mungkin sedang dalam kesibukan sehingga anak ini ikut teman hingga ke Binjai,” jelasnya.
Sekitar satu tahun Ronaldo berada di Medan. Syukurnya disana ia bertemu dengan orang-orang baik yakni pihak Gereja Petra dan tinggal bersama pendeta disana.
Dari pihak gereja menghubungi Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak berharap agar anak Ronaldo Aweyda Yogi bisa dijemput untuk kembali ke kampungnya yakni berada di Papua Tengah.
“Mereka (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Papua) telfon saya, harus segera dijemput kalau tidak statusnya sebagai anak terlantar dan akan diserahkan ke kementerian,” katanya.
Akhirnya Kadinsos Pemprov Papua Tengah mengkomunikasikan ke Wakil Gubernur Papua Tengah dan mendapatkan mandat untuk menjemput langsung anak tersebut di Sumatera Utara.
“Akhirnya kami berangkat dan jemput anak ini di Binjai kami ketemu dengan pendeta dan mereka menangis haru karena mereka sudah sama-sama dengan Ronaldo, dia anak yang cerdas, populer, dan sangat aktif di gereja,” katanya.
Disana, mereka juga banyak berdiskusi tentang anak Ronaldo Yogi dengan pihak gereja dan Pemprov.
“Anak ini sangat senang, terharu sekali dia tidak menyangka kalau pemerintah yang akan jemput dia,” jelas Rony.
Meskipun jarak antara Papua Tengah dan Sulawesi Utara terbilang jauh, namun menurutnya pihaknya harus segera selamatkan anak Ronaldo.
“Saya sangat senang sekali karena adik Ronaldo bisa kita jemput. Sudah menjadi tugas kami untuk mengurus anak-anak Yatim Piatu, berkebutuhan khusus, anak-anak yang hilang harapan. Ini tugas mulia bagi saya sebagai kepala Dinsos,” ungkapnya.

Dinas Sosial Provinsi Papua Tengah saat bertemu dengan pihak Pemprov Sumatera Utara. (Foto: Istimewa)
Ia berharap nantinya Ronaldo bisa bergabung didalam program pemerintah Provinsi Papua yang saat ini sedang gencar menjadi fokus Pemprov Papua Tengah yakni pendidikan dengan program yang akan dijalankan yakni Sekolah Rakyat dan Sekolah Sepanjang hari.
“Ini merupakan program Presiden terkait Sekolah Rakyat agar anak-anak tidak merasa sendiri begitupun sekolah sepanjang hari yang dicanangkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur kita dan Ronaldo akan kita bantu untuk mendapatkan manfaat dari program tersebut,” pungkasnya.
Apresiasi Keluarga
Mewakili Keluarga, Yehuda Gobai menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang telah membantu memulangkan anak Ronaldo Yogi.
“Saya menyampaikan terimakasih kepada bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Tengah, bersama dengan Kepala Dinas Sosial dan staf juga pimpinan saya ucapkan terimakasih Tuhan memberkati,” kata Yehuda.

Momen penyerahan anak Ronaldo Aweyda Yogi dari Dinas Sosial Provinsi Papua Tengah kepada keluarga. (Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua)
Yehuda menjelaskan dirinya merupakan kakek (tete atau almarhum ayah dari Ronaldo Yogi memanggilnya om).
“Bapak dan mama-nya sudah meninggal jadi kami akan usahakan disekolahkan dan berikan perhatian,” katanya.
Baginya semua proses hingga Ronaldo bertemu keluarga adalah rencana Tuhan. Ia berpesan juga agar sejarah baru yang dibuat oleh Dinas Sosial Papua Tengah ini menjadi semangat agar Pemprov Papua Tengah terus membantu anak-anak yang mengalami kesulitan khususnya anak Yatim Piatu dan lainnya.
“Kami juga berharap agar Pemprov terus memberikan perhatian membantu masyarakat dalam program pendidikan untuk anak Yatim Piatu mendapatkan sekolah yang terbaik, mohon salah satunya adalah Ronaldo,” pungkasnya.
DPRP Papua Tengah: Dinsos Papua Tengah Jadi Contoh
DPR Provinsi Papua Tengah (DPRP) Komisi V, Gabriel Wakerkwa memberikan apresiasi kepada Dinas Sosial, Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Papua Tengah yang meskipun merupakan Daerah Otonom Baru (DOB) tapi menunjukan kerja yang nyata dengan memberikan perhatian kepada anak-anak yang harus ditolong.
“Ini adalah pekerjaan yang bagus melalui program Gubernur dan Wakil Gubernur bagaimana mengupayakan masyarakat Papua Tengah salah satunya menghadirkan kerja dari Dinsos, ini adalah awal yang baik,” ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah harus terus melindungi masyarakat khususnya anak-anak Papua Tengah yang merupakan masa depan di Tanah Papua.
“Kami harap Dinsos Papua Tengah terus memberikan perhatian kepada anak-anak yang terlantar, yatim piatu dan yang berada di Pantai asuhan, agar mereka merasakan pemerintah hadir. Kami DPR Papua Tengah siap akan mendukung,” katanya.
Baginya, Dinas Sosial Provinsi Papua Tengah menjadi contoh bagi delapan Dinas Sosial di tingkat Kabupaten lainnya agar ikut memberikan perhatian kepada anak terlantar yang mungkin masih berada di luar Tanah Papua.
“Kalau bisa harus ada inisiatif seperti apa untuk melindungi anak anak terlantar. Bila perlu panti asuhan di seluruh Indonesia ini harus dicek apakah ada anak-anak dari Papua Tengah ini yang dititipkan,” pungkasnya.