SAMBIL menggendong tas berwarna hitam, Elesius Awiyuta, Kepala Kampung Iwaka terlihat serius menandatangani daftar hadir di Aula Distrik Iwaka untuk mengikuti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Musrenbang tingkat Distrik sudah diikuti oleh Elesius selama lima tahun (2019-2024). Sama seperti tahun lalu (2023-red) Musrenbang Distrik Iwaka dilaksanakan setiap bulan Maret. Tahun ini dilaksanakan pada Kamis (7/3/2024). Di Aula Distrik.
Hanya melalui Musrenbang, membawa harapan bagi Elesius untuk membantu menyuarakan kebutuhan masyarakatnya di Kampung Iwaka yang dinaungi oleh penduduk asli Mimika Wee (Kamoro).
Elesius bertutur selama lima tahun masih banyak yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Mulai dari pendidikan, kesehatan, pemberdayaan hingga infrastruktur.
“Dari tahun ke tahun kami sudah usul banyak-banyak tapi yang diakomodir hanya sedikit jadi harapan kami nanti musrenbang tahun ini bisa direalisasikan banyak kegiatan bisa dilaksanakan di kampung kami, karena kami adalah kampung dengan penduduk asli Mimika,” tuturnya.
Musrenbang tahun ini, Elesius bersama aparat kampung lainnya melanjutkan usulan masyarakat untuk kebutuhan infrastruktur dan lainnya.
“Kami usul untuk sekolah dan kesehatan lebih diperhatikan juga ada perbaikan balai kampung Iwaka, pengadaan kendaraan laut karena akses kami selain lewat darat juga lewat sungai,” katanya.
Sekertaris Kampung Mulia Kencana SP7 Martinus Dogomo mengungkapkan pihaknya lebih memprioritaskan jalan aspal di Kampung yang banyak mengalami kerusakan.
Selain itu melalui Musrenbang tahun 2024 ini pihaknya juga mengusulkan adanya pembangunan jembatan untuk mempermudah akses anak sekolah dan para guru menuju ke SD Inpres Timika 7, juga adanya normalisasi sungai secara menyeluruh untuk mencegah terjadinya banjir.
“Sempat kami laksanakan melalui ADD tapi tidak mampu jadi kami butuh perhatian dari provinsi hingga pusat,” katanya.
Ia berharap apa yang telah menjadi prioritas bisa dikerjakan tahun depan.
“Semoga tahun ini juga ada pembangunan karena kalau kita cuman kumpul saja datang Musrenbang sampaikan keluhan, terus tidak ada realisasi, tidak ada titik terangnya, sama saja. Jadi kami berharap bisa ada pembangunan merata di kampung-kampung,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan pemerintah memiliki perhatian yang cukup baik, dimana tahun 2023 apa yang menjadi harapan masyarakat bisa direalisasikan melalui perbaikan jalan utama ke SP7.
“Ada yang direalisasi tapi ada juga belum sehingga kami berharap bisa dibantu,” ungkapnya.
Sesuai dengan tema Musrenbang tahun 2024 ini yakni Pembangunan infrastruktur untuk peningkatan ekonomi berbasis lokal dan penguatan daya saing ekonomi, Kepala Kampung Limau Asri Barat, Elarius Amokwame menginginkan adanya pembangunan infrastruktur membantu masyarakatnya yang merupakan petani.
Mereka mengusulkan sebagai prioritas adalah akses jalan ke kebun milik masyarakat transmigrasi.
“Jadi banyak lahan masyarakat yang hutan karena akses jalan yang sulit sehingga tidak dimanfaatkan, untuk itu kami mengusulkan akses jalan ke lahan 2 milik warga transmigrasi agar masyarakat bisa manfaatkan tanahnya untuk berkebun dan lainnya,” tuturnya.
Menurutnya banyak sekali kebutuhan dari masyarakat, namun selama ini belum ada yang terealisasi secara penuh.
“Yang direalisasi hanya jalan aspal masuk ke Kampung saja, lainnya kami usul tapi belum dijawab. Kita selalu ajukan segala macam usulan tapi tidak terjawab. Distrik sudah ajukan ke pemerintah tapi tidak terjawab sehingga tahun ke tahun usulan kita banyak,” pungkasnya.
Sementara itu, Lalu Sukri selaku Kepala Kampung Naena Muktipura SP6 merasa puas dengan kegiatan musrenbang. Lalu mengungkapkan, di kampungnya ada perubahan pembangunan.
“Tahun lalu ada bangunan SD, TK. Jadi melalui Musrenbang memang kami sangat puas karena ini kan sekian lama sekolah-sekolah juga tidak pernah di rehab akhirnya bisa diperhatikan,” ungkapnya.
Tahun ini, rencanannya ada banyak pembangunan yang akan dilaksanakan seperti pembangunan pagar sekolah dan lainnya membuat ia merasa manfaat dari Musrenbang terasa bagi kampungnya.
Tahun 2024 ini, ada kegiatan prioritas yang kembali diusulkan yakni lanjutan pembangunan jalan aspal di jalan utama dan jalur-jalur kampung SP6 yang merupakan kampung transmigrasi.
“Kami juga ada usulan jalan tani menuju lahan sagu. Ini kami usul agar bisa mempermudah masyarakat untuk mengakses ke hutan sagu, Diharapkan minimal bisa direalisasikan tahun depan,” pungkasnya.
Tiga Pilar di Distrik Iwaka Jadi Fondasi Pembangunan di Kabupaten Mimika
Musrenbang Distrik tahun anggaran 2024 yang berlangsung di Aula Distrik Iwaka, menghadirkan peserta yang terdiri dari Kepala Kampung, Sekertaris Kampung, Bamuskam, Kepala Suku, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan, Tokoh Pemuda, Kepala Sekolah dan Pihak Puskesmas hingga Pustu.
Ketua Panitia pelaksana kegiatan, Sagiyem menjelaskan, manfaat yang diharapkan dari penyelenggaraan kegiatan ini, adalah mampu meningkatkan koordinasi kerja antara legislatif dan eksekutif lebih efektif dan efisien dalam penyelenggaraan pembangunan daerah khususnya di bidang pembangunan kampung.
“Menimbulkan rasa semangat kebersamaan dalam pelaksanaan dan pengendalian secara terencana, terarah dan terpadu untuk lebih mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembangunan,” katanya.
Kepala Distrik Iwaka, Linus Dolame mengatakan, Distrik Iwaka perlu menjadi perhatian dari pemerintah, sebab menurutnya terdapat tiga pilar yang menjadi fondasi pembangunan di Kabupaten Mimika.
Pertama, Distrik Iwaka menjadi pusat lokasi pengambilan material seperti batu dan pasir untuk pembangunan infrastruktur di Kabupaten Mimika.
Kedua, pusat pertanian ada di wilayah Distrik Iwaka.”Masyarakat mau cari sayur mayur semua ada di Distrik Iwaka,” katanya.
Ketiga, di salah satu wilayah Distrik Iwaka menjadi pusat tempat pembuangan sampah dari seluruh penjuru Kabupaten Mimika.
“Itu tiga pilar yang saya selalu suarakan untuk diperhatikan. Sehingga pembangunan untuk wilayah tujuh kampung yang ada di Distrik Iwaka ini bisa dijamah oleh pemerintah tertinggi,” katanya.
Visi Distrik Iwaka adalah Profesional, Aspiratif, Inofatif Dalam Membina, Melayani dan
Memfasilitasi Masyarakat Menuju Sejahtera yang Bermartabat.
“Untuk mewujudkan Visi ini maka ada beberapa Misi yang jelas dan terukur melalui
program-program kegiatan yang telah ditetapkan melalui rencana strategis di Distrik Iwaka. Tentu dibutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat dan Stakeholder yang ada melalui sinergitas seluruh pihak untuk membangun Distrik Iwaka,” ungkapnya.
Mengutamakan yang Urgen
Mewakili pihak Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Regina Wenda, menjelaskan pihaknya merupakan tim asistensi untuk mengkawal apa yang diusulkan oleh tiap Kampung untuk kepentingan perencanaan pembangunan.
Dikatakan periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kepemimpinan Bupati Eltinus Omaleng dan Wakil Bupati, Johannes Rettob akan berakhir pada tahun 2024. Sehingga pihak Bappeda saat ini sedang memasuki masa transisi untuk masuk dalam penyusunan RPJMD Bupati dan Wakil Bupati kedepan.
“Tugas kami adalah menampung aspirasi, melihat itu dan menyampaikan kepada dinas terkait, nanti yang mengeksekusi adalah dinas-dinas, kami hanya melihat, menampung, memeriksa semua usulan dari tingkat bawah,” katanya.
Ia mengibaratkan, APBD seperti kue ulang tahun yang harus dibagi-bagi dan harus adil dan merata dirasakan oleh 18 distrik yang ada di Mimika.
“Jadi bapak, ibu selalu melihat mengeluh, sudah usul ini, itu tapi tidak direalisasikan. Sebenarnya kami memproses semua usulan. Namun kami juga mencoba untuk melihat perencanaan yang paling urgen, supaya kue APBD itu bisa dirasakan untuk semua Distrik,” ujarnya.
Menurutnya, harus ada sinergi antara APBD dan dana kampung. Yangmana ada beberapa pekerjaan yang bisa ditanggulangi oleh dana desa.
Dijelaskan saat ini yang menjadi konsentrasi di Mimika antara lain masalah pendidikan dan kesehatan.
“Kami selalu optimis bisa membangun Mimika lebih baik. Isu stunting itu penting dan itu arahan semua harus memperhatikan itu. Saya berharap kepala kampung yang hadir bisa melihat itu juga untuk diusulkan,” serunya.
Selain itu bisa memperhatikan dengan mengusulkan sesuatu yang berhubungan dengan menjaga bumi.
“Bumi hanya satu dan kita berkewajiban menjaga bumi. Dan itu menjadi isu global, misalnya mengenai hutan. Jadi usulan yang disampaikan yakni melihat pembangunan yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Penulis: Kristin Rejang