SASAGUPAPUA.COM, NABIRE – Pemerintah Provinsi Papua Tengah melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meriahkan puncak Hari Sumpah Pemuda (HSP) dengan berbagai kegiatan.
Kegiatan berlangsung di Lapangan Bandara Lama Nabire, Selasa (28/10/2025).
Momen tersebut diawali dengan upacara bendera, parade budaya hingga berbagai perlombaan serta pameran UMKM.
Perlombaan yang dilaksanakan berbagai jenis, diantaranya adalah menganyam noken dan lomba pangan lokal, video kreatif, fotografer, desain logo, melukis dan lainnya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Papua Tengah, Jem Telenggen menjelaskan perlombaan ini difokuskan bagi pemuda Orang Asli Papua (OAP).

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Papua Tengah, Jem Telenggen saat diwawancarai awak media. Foto: Kristin Rejang/sasagupapua.com
“Lebih khususnya lagi yang berusia sekolah mulai tingkat SMA/SMK dan perguruan tinggi. Kita fokuskan kepada anak Papua yang memiliki talenta dan ingin berkembang di beberapa lomba yang kami laksanakan,” jelasnya.
Perlombaan yang digelar ini untuk mengangkat potensi anak muda Papua.
Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Papua Tengah ingin memberikan ruang kepada anak muda agar lebih banyak berkreasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
“Sehingga mereka bisa berkembang, berkreasi dan kita juga bisa memberikan semangat agar mereka bisa bersaing hingga ke dunia luar,” ucapnya.
Dengan hasil lomba ini, kata dia pihaknya akan terus mendorong dan membina agar bisa mengikuti event yang lebih besar hingga tingkat Nasional maupun internasional.
“Disinilah momen dan tempat dimana kami akan menemukan bibit- bibit muda yang memiliki potensi di Papua Tengah,” ucapnya.
Lebih lanjut, Jem mengungkapkan pihaknya merasa perlu membuka peluang bagi anak muda dimulai sejak usia sekolah. Hal ini kata dia menjadi tugas dan tanggung jawab dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif.
“Sehingga kedepannya kami juga mau melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengangkat dan menemukan potensi anak muda di Papua Tengah, agar bisa melahirkan anak-anak Papua Tengah yang punya potensi,” ujarnya.
Pihaknya mengangkat pangan lokal dan budaya lokal dalam momen Hari Sumpah Pemuda ini agar anak-anak tetap mempertahankan budaya sebagai warisan.
“Mereka harus kembangkan, berkreasi, sehingga para pemuda Papua mampu mempertahankan budaya dan mendorong anak muda supaya tetap jaga identitas mereka sebagai anak Papua,” kata Jem.

Ny. Nurhaidah Nawipa yang dipercayakan sebagai Juri saat menilai para peserta menganyam noken dalam momen perlombaan yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam rangka Hari Sumpah Pemuda, Selasa (28/10/2025). Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com
Di momen HSP ini, menurutnya anak-anak muda asli Papua memiliki kemampuan yang luar biasa hanya saja harus diberikan ruang sehingga ia berharap melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif bisa mendorong para anak muda untuk lebih maju.
“Banyak anak-anak muda yang kami lihat punya kemampuan luar biasa. Hanya ruang ruang yang harus kita buka. Bukan saja di dinas pemuda olahraga tapi di dinas dinas lain yang punya kesempatan yang sama untuk mereka berikan ruang yang sama,” tuturnya.
Dikatakan jika mau merubah sesuatu daerah harus dimulai dari anak-anak muda. Sehingga kedepannya tidak krisis Sumber Daya Manusia (SDM).
“Sebagai mana visi misi gubernur saat ini Papua Tengah emas. Artinya manusianya punya nilai yang luar biasa itu yang menjadi semangat untuk kami mendorong anak-anak muda usia muda,” pungkasnya.
Kegiatan ini mengundang antusias dari para peserta lomba. Seperti perlombaan anyam noken, tak hanya perempuan yang lihai merajut, laki-laki pun tak kalah lincah dalam merajut menghasilkan noken yang indah dan menarik.
Seperti yang disampaikan oleh Nanda Mote salah satu peserta anyam noken.
Nanda mengatakan meskipun ia sering menganyam noken, bahkan ia sering mengikuti perlombaan namun ia merasa gugup ketika mengikuti lomba tersebut.
“Karena bukan saya saja yang bisa menganyam noken ternyata banyak juga, tapi Puji Tuhan sa bisa selesaikan,” ungkapnya.
Ia berharap anak muda Papua bisa terus melestarikan budaya noken.
“Noken ini kan budaya kita, semoga anak muda asli Papua yang belum tau buat noken bisa belajar buat,” katanya.
Ia memberikan apresiasi kepada Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif yang telah selenggarakan kegiatan ini.
“Terimakasih karena telah melaksanakan kegiatan ini, semoga kedepannya makin banyak kegiatan yang diselenggarakan,” pungkasnya.

Yosias Badii (baju hitam) saat bersama teman-temannya mengikuti perlombaan menganyam noken yang diselenggarakan oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Papua Tengah, Selasa (28/10/2025). Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com
Yosias Badii mengaku suka merajut noken sejak tahun 2020. Ia membuat noken sesuai dengan pesanan pelanggan.
Mahasiswa ini tertarik membuat noken karena suka dengan keindahan warna yang terpadu didalam karya noken, kemudian ia mencoba untuk merajut.
“Saya senang ikut lomba ini dan sudah menjadi keinginan saya selama ini. Kepada dinas Kepemudaan, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif terimakasih karena sudah buat lomba seperti begini semoga nanti berikutnya ada lomba seperti ini dan kami bisa ikut lagi,” pungkasnya.





