DEWAN Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) melaksanakan Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) di salah satu hotel yang ada di Jalan Yos Sudarso, Kamis (20/6/2023).
Kegiatan dihadiri oleh perwakilan denominasi gereja, serta pengurus DPC Mimika.
Kegiatan dibuka oleh Asisten III Setda Mimika, Hendritte Tandiono. Saat membacakan sambutan Pj Bupati Mimika, Hendritte mengatakan PWKI merupakan salah satu organisasi wanita yang juga berperan aktif mensukseskan pembangunan di Kabupaten Mimika.
Ia berharap dengan Muscablub menjadi wadah bagi wanita Kristen Indonesia dalam mengambil keputusan dan rekomendasi penting untuk eksistensi PWKI Mimika.
“Semoga bisa membawa semangat baru untuk meningkatkan pelayanan kepada Tuhan dan menjaga persaudaraan, tetap solid dan bersinergi bersama pemerintah Kabupaten Mimika dalam menjaga kedamaian dan kenyamanan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua DPD PWKI Provinsi Papua, Dorince Mehue mengatakan Muscablub ini berlangsung untuk memberikan penyegaran dan memajukan PWKI DPC Mimika.
“Jadi Muscablub ini bukan berarti ada permasalahan didalam PWKI Kabupaten Mimika, namun ini untuk merangkul semua wanita kristen bukan untuk mencerai beraikan,” ungkapnya.
Dorince juga menyampaikan tahun 2027 akan dilaksanakan Musyawarah tingkat Nasional di Papua diikuti dengan pemekaran DPD di empat DOB baru.
Saat ini di Papua sudah ada 18 DPC yang resmi. Dan saat ini, pihaknya sementara mempersiapkan untuk melakukan konsolidasi pembentukan DPC di beberapa wilayah seperti Boven Digoel, Mappi, Asmat, Yalimo, Yahukimo, dan lainnya.
“Panji PWKI harus kami kibarkan supaya perempuan kristen tetap menjadi lilin dan harus menjadi terang di setiap kabupaten kota,” ungkapnya.
Selain itu, PWKI juga kini mencoba untuk memperhatikan terkait isu stunting. Dorince mengatakan pihaknya merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah untuk membangun, menjangkau semua yang tidak terjangkau.
“Untuk bisa memberikan solusi terhadap masalah masalah sosial yang terjadi termasuk isu stunting. Karena isu stunting ini adalah ancaman besar bagi generasi Papua dan PWKI harus ambil peran itu,” pungkasnya.
Penulis: Kristin Rejang