SASAGUPAPUA.COM, NABIRE – Ketua Fraksi Gabungan DPRK Kabupaten Intan Jaya, Tianus Bagau mengatakan saat ini masyarakat yang ada di Kampung Bulapa dan sekitarnya memilih mengungsi dan mencari tempat perlindungan.
Hal ini kata dia buntut dari situasi perndropan militer TNI non organik di Intan Jaya.
“Masyarakat Trauma dan mengungsi untuk mencari tempat perlindungan kampung yang terdekat dan hutan,” katanya kepada media ini, Jumat (26/9/2025).
Dijelaskan, setelah militer diturunkan di Ibu Kota Sugapa, mereka lalu masuk ke distrik dan kampung bahkan masuk ke hutan.
“Ini yang menyebabkan sehingga masyarakat trauma karena masyarakat sipil selalu jadi korban maka mereka mengungsi ke tempat aman untuk melindungi diri mereka,” ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat sering merasakan konflik seperti yang terjadi pada tahun 2018 hingga 2024.
“Masyarakat bisa bertahan walaupun sebagian besar mengungsi ke Nabire dan Timika tetapi sebagian besar juga bertahan Intan Jaya dan kampung halaman mereka,” katanya.
Namun kata dia memasuki tahun 2025 ini banyak pendropan militer di Intan Jaya yang masuk di kampung dan hutan.
“Masyarakat merasa susah bergerak karena di kampung maupun di hutan masyarakat seperti diawasi betul,” ungkapnya.
Sebagai Anggota DPRK yang mewakili rakyat di Intan Jaya, Tianus Bagau melihat sendiri bagaimana masyarakat merasa trauma dengan kehadiran militer Non Organik yang menurut masyarakat sangat padat dan sangat banyak menguasai kampung dan hutan membuat masyarakat menjadi tidak nyaman.
Sehingga Tianus berharap agar militer di Intan Jaya bisa ditarik keluar sehingga masyarakat bisa merasa lebih nyaman dalam melakukan aktivitas.
“Masyarakat hidup dalam tekanan diatas tanah sendiri, sehingga tidak ada solusi lain selain penarikan dari Intan Jaya,” pungkasnya.






