SEBANYAK 34 masjid yang ada di Mimika diawasi oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika saat melakukan pemotongan hewan kurban.
Kepala Disnakkeswan Mimika, drh. Sabelina Fitriani menjelaskan pihaknya menyebarkan petugas sebanyak 36 orang.
“Jadi kita melakukan hal yang sama, pangawasan dan pemeriksaan hewan kurban jadi bagaimana perlakuan mulai dari pemotongan, hingga pengemasan,” jelasnya ketika melakukan pemeriksan di Masjid Miftahul Huda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Kamis (25/6/2023).
Fitriani menerangkan, mereka juga memberikan contoh plastik yang layak digunakan untuk membungkus daging.
“Jadi bukan plastik keresek apalagi yang warna hitam, karena karbonnya bisa meresap dan tidak sehat, sehingga harus dikemas sesuai standar, berwarna bening untuk disimpan di kulkas,” terbangnya.
Pemeriksaan yang dilaksanakan saat proses pemotongan disebut dengan postmortem sementara sebelumnya sudah dilaksanakan pemeriksaan antemortem di kandang pemasok sebelum dilakukan pemotongan dan dinyatakan sehat.
Di Mimika salah satu masjid yang lengkap dan memenuhi kesejahteraan hewan adalah Masjid Miftahul Huda LDII misalnya sapi yang masih hidup, kemudian saat mau dipotong, setelah di sembelih, kemudian dipotong mulai dari tulang-tulang daging semua memiliki tempat yang terpisah.
“Misalnya dipotong tidak dilihat oleh sapi lain dan oleh anak anak. Walaupun sapi tapi harus diperlakukan sebaik mungkin sehingga tidak menimbulkan stres pada sapi dan bisa menghasilkan kualitas daging yang baik.
Namun, kata Sabelina sudah ada beberapa masjid yang sudah mulai baik dalam proses pemotongannya.
Selain itu, Sabelina juga menjelaskan jika saat pemotongan ditemukan cacing hati namum tidak merusak bagian dalam organ sapi maka tidak menjadi masalah dan masih bisa dikonsumsi namun harus dimasak dengan suhu yang panas, dan tidak dianjurkan memakan mentah atau di bakar, atau dibuat sate.
Jika cacing sudah merusak bagian dalam organ sapi, maka sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi maka harus dibuang dan tidak boleh dimakan.
Penulis: Kristin Rejang