Cerita · 12 Jun 2024 18:20 WIT

Cerita dari Tenda Para Korban Kebakaran di Timika


Garis polisi terpasang saat kebakaran terjadi di Jalan Yos Sudarso, Depan Bank Papua. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com Perbesar

Garis polisi terpasang saat kebakaran terjadi di Jalan Yos Sudarso, Depan Bank Papua. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Oleh: Kristin Rejang

SIANG itu, tanggal 7 Juni 2024, sekitar pukul 14.40 wit, aktivitas warga kos-kosan satu atap dengan konsep kamar berhadapan, berdinding kayu di Jalan Ki Hajar Dewantara, tepatnya belakang bengkel sepeda Soponyono, Kabupaten Mimika, Papua Tengah tampak seperti biasa saja.

Ada yang mencuci pakaian, ada yang berbaring sembari mengutak-atik handphone, ada pula yang duduk di depan pintu dan bercerita dengan tetangga lainnya, sementara terlihat anak-anak sibuk bermain di luar kos-kosan.

Tampak, seorang ibu, Haspira (47) namanya, duduk didepan lorong kos-kosan menanti anak bungsunya pulang mengaji.

Tepat pukul 15.07 wit, kondisi menjadi berubah. Penghuni kos-kosan berlarian keluar, “ada kebakaran, ada kebakaran,” begitu teriakan-teriakan yang membuat gempar seisi kos-kosan.

Haspira sontak kaget, kala menengok ke atas, api sudah bersarang di atas plafon kamarnya.

Panik, sedih, takut semua bersarang dalam pikirannya. Dengan air mata menetes, Haspira berlari nekat masuk ke kamarnya hanya untuk mengangkat sebuah tas berisi berkas-berkas yang dianggap penting. “Saya langsung lari keluar dengan pakaian di badan,” ungkapnya.

Haspira, korban kebakaran di jalan Ki Hajar Dewantara. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

22 tahun sudah ia dan suaminya tinggal di kos-kosan tersebut.”Sejak 2000 datang ke Timika, tidak pernah pindah di mana-mana karena yang punya kos ini baik sekali, biar kita mau tambah kamar juga tidak masalah,” ucapnya.

Ibu dua anak ini, mengaku dengan tinggal di kos tersebut menurutnya sesuai dengan kemampuan.”Suami saya ojek, cuman kos ini yang bisa kami tinggali yang lain satu juta lebih, mahal sekali,” terangnya.

Tidak sampai 10 menit, bangunan berbahan kayu yang sudah puluhan tahun hangus terbakar.

“Kayu sudah puluhan tahun jadi kena api itu macam bakar dengan gabus ka kapas ka. Cepat sekali,” begitu kata Sudirman yang kerap disapa Udin.

Bekas lokasi kos-kosan milik warga yang terbakar. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Menurut keterangan Udin, bangunan tersebut dibangun berkonsep panggung karena rawa.”Baru ini satu atap saja menyatu semua berdempetan. Makanya kebakaran itu api tidak naik keatas tapi taputar didalam saja,” terangnya.

Sebelum kejadian, Udin sedang berada didalam rumah dengan posisi berbaring mengutak atik hp. Saat itu asap hitam mulai membuat mata Udin kesakitan.

“Saya buka pintu kamar, api sudah didepan kami, mau selamat apapun tidak bisa, Saya punya anak tiga saya lari kasih keluar mereka, motor sa kasih tinggal mo tabakar, tabakar sudah. Sempat dua kali saya kena balok yang hangus terbakar baru jatuh ke bawah kena saya,” ungkap Udin.

Istrinya saat itu baru selesai mencuci pakaian, hanya memakai baju dan sarung menutupi badannya lari keluar dari kos-kosan tersebut.

“Istri saya cepat selamatkan ijazah anak-anak lalu lari keluar dengan pakaian dibadan,” ucap Udin.

Sudirman, korban kebakaran yang terjadi di Jalan Ki Hajar Dewantara, Timika. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Satu motor kesayangan sang istri ludes terbakar, begitu pun dua motor milik mertua Udin ikut hangus dilalap api.

“Motor itu pas istri ulang tahun baru saya beli, makanya istri sedih sekali dia paling sayang motor itu,” katanya.

Hanya tersisa satu motor yang angsurannya baru berjalan tiga bulan. Motor itu sebagai penunjang Udin menjadi nafkah sebagai tukang ojek.”ini lagi saya bingung tanggal 27 bulan ini sudah jatuh tempo harus bayar motor, mau cari uang bagaimana,” kata udin.

“Belum lagi tetangga-tetangga punya motor juga ada yang terbakar,” lanjutnya.

Masih ada kalimat syukur yang terucap dari Udin. Pasalnya yang terlintas dalam pikirannya kejadian tidak terjadi malam hari.

“Ini lorong kos kecil, kalau malam motor full berjejer terus diujung-ujung kos ditutupi pagar semua, bagaimana sudah kalau kejadiannya malam,mau sibuk buka pagar ka, panik semua apa yang akan terjadi kita tidak tau, jadi masih bersyukur karena Tuhan masih lindungi,” pungkasnya.

Tidur di Tenda ditengah Musim Hujan

Akibat kebakaran sebanyak 48 Kepala Keluarga (KK) dan 162 jiwa terdampak di wilayah RT 5 Kelurahan Dingo Narama, Distrik Mimika Baru tersebut, 31 orang adalah anak-anak dan 9 bayi yang membutuhkan asupan makanan serta tempat tinggal yang layak.

Sejak Jumat, 7 Juni 2024 sore sebagian dari warga yang terdampak tidur didalam dua tenda yang dibangun oleh Dinas Sosial. Mereka masak bersama didalam tenda. “Hari ini kami makan mi rebus, ini tempat masak (sambil menunjuk), kami masak disini,” ujar salah seorang korban kebakaran.

Kondisi tempat masak korban kebakaran. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com 

Mereka kesulitan jika hujan melanda kota Timika. Pasalnya lokasi yang mereka tinggali sangat rawan dengan banjir. “Sempat semalam hujan jadi agak bocor, tapi mau bagaimana lagi,” katanya.

Mewakili Pemerintah tingkat RT 5 Kelurahan Dingo Narama, Serly Baransano menjelaskan hampir seluruh korban kebakaran keluar dari rumah hanya dengan baju dibadan.

“Untuk mau cari kos kosan susah, makan saja mereka susah, karena semua hancur. Kos kosan sekarang ini mahal,” kata Serly.

Dijelaskan masyarakat khususnya penghuni kos-kosan sudah melakukan komunikasi dengan pemilik kos-kos yang saat ini tidak berada di Timika.

“Hasil komunikasi, mereka (penghuni kos) diijinkan lagi untuk membangun baru, ibu (pemilik kos) juga sementara lagi berobat, tidak memiliki dana untuk membangun lagi,” jelas Serly.

Perwakilan RT 5, Dingo Narama, Serly Baransano. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Sehingga saat ini, para korban kebakaran membutuhkan bantuan bahan bangunan.

“Jadi mereka butuhkan itu bahan bangunan kayu papan, seng, paku dan lainnya, minimal kamar-kamar untuk mereka bisa tempati,” jelasnya.

Serly menjelaskan, saat ini para korban juga sudah mendapatkan bantuan dari berbagai elemen masyarakat, ormas keagamaan, juga pemerintah terkait kebutuhan sembako dan pakaian, obat-obatan, percetakan dokumen oleh Dukcapil dan lainnya.

Dugaan Karena Kompor Meledak

Kebakaran terjadi tak hanya dialami oleh puluhan kos-kosan di Jalan Ki Hajar Dewantara tepatnya di belakang gedung-gedung depan Bank Papua pada Jumat, 7 Juni 2024 lalu.

Tampak watercanon milik kepolisian dan mobil milik damkar terparkir untuk memadamkan api. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Api juga menghanguskan beberapa toko yang ada di depan Bank Papua, Jalan Yos Sudarso Timika.

Pihak Pemadam Kebakaran (DAMKAR) terus berjuang memadamkan api yang ganas merambat ke setiap sudut bangunan-bangunan ditambah angin yang kencang membuat api semakin berkobar.

Plt.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Moses Yarangga mengatakan semua armada Damkar yaitu dua unit kendaraan berkapasitas 10.000 liter, dua unit, dua unit dengan kapasitas 5000 liter, dan satu unit kendaraan berkapasitas 8000 liter.

“Semua armada dan tenaga damkar dari dua pos kita turunkan,” katanya.

Kejadian kebakaran, kata dia kejadian kebakaran menurut versi BPBD ada tiga unsur yaitu kejadian alam, non alam dan kejadian sosial. “Yang sekarang terjadi adalah non alam. Artinya kejadian yang tidak diduga-duga, kejadian tiba-tiba,” ucapnya.

Plt. BPBD Kabupaten Mimika, Moses Yarangga. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Petugas pun kewalahan lantaran hari itu, dua lokasi sekaligus terjadi kebakaran.

“Kendala kami memang akses yang susah tempatnya sempit jadi pergerakan agak susah,selain itu animo masyarakat untuk menonton juga sangat tinggi sekali,” ucapnya.

Pihak BPBD menduga kebakaran terjadi akibat kompor meledak.

“Kami sarankan untuk masyarakat lebih waspada ketika masak atau buat sesuatu tolong dijaga. Penyebabnya duga sementara informasi dari masyarakat katanya kompor meledak,” ungkapnya.

Selain armada Damkar, pihak kepolisian juga menurunkan watercanon untuk membantu memadamkan api.

Sample Hasil Olah TKP Kebakaran Dikirim ke Labfor Polda Papua

Tim Inafis Satreskrim Polres Mimika akan mengirim sample hasil olah TKP kebakaran di Jalan Ki Hadjar Dewantara, tepatnya di belakang bengkel Soponyono ke Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Papua.

Kasatreskrim Polres Mimika, Iptu Fajar Zadiq sampaikan bahwa olah TKP telah dilakukan tanggal 8 Juni 2024. Dalam olah TKP ada tujuh titik yang diduga kuat sebagai sumber api hingga terjadinya kebakaran.

Kasatreskrim Polres Mimika, Iptu Fajar Zadiq. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

“Olah TKP sudah dilakukan, kami akan kirim sample ke Labfor Polda Papua,” ujar Iptu Fajar, Senin (10/6/2024) lalu.

Disampaikan, bahwa ada empat orang saksi yang telah diperiksa merupakan pemilik kios, penghuni kos-kosan, pemilik rumah petakan dan pemilik toko. Namun, dari empat saksi yang telah diperiksa belum menemukan kesaksian yang kuat.

“Kita belum pastikan berapa unit rumah yang terbakar dan berapa jumlah kerugian, karena setelah terjadi kebakaran semua korban memilih tinggal di tempat yang berbeda-beda dan sulit ditemui,” jelasnya.

Dinas Sosial Serahkan Bantuan Sembako

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Sosial menyalurkan bantuan Sembako kepada korban kebakaran di Jalan Ki Hajar Dewantara pada Senin (10/6/2024).

Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Sosial Mimika Petrus Yumte, didampingi Kepala Kelurahan Dingo Narama, Oktaviana Na’a.

Adapun bantuan yang berikan oleh Pemkab Mimika meliputi, Beras 15kg 100 sak, telur 100 rak, gula 60 kg, kopi 500 gram 50 kg,150 liter minyak gorang, serta air kemasan 220ml 50 karton.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mimika, Petrus Yumte,mengatakan, dirinya mewakili Pemkab Mimika memberikan bantuan sembako untuk menjawab kebutuhan makan dan minum bagi korban kebakaran. 

Kepala Dinsos, Petrus Yumte didampingi Kepala Kelurahan Dingo Narama, Oktaviana Na’a saat berkunjung ke lokasi posko korban kebakaran di Timika. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

“Kami datang apa adanya dan berharap dengan kehadiran kami (pemerintah), sedikit mengurangi beban yang ada, ” jelasnya.

Ia menambahkan, apa yang dibutuhkan para korban bencana bisa dilaporkan kepada kelurahan maupun distrik untuk diteruskan ke pimpinan daerah.

“Jadi untuk kebutuhan jangka panjang dan jangka menengah ini nanti diajukan kepada pak Bupati dan kita menunggu petunjuk untuk bisa ditindaklanjuti,” jelasnya.

Dikunjungi Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob

Plt. Bupati Mimika, Johannes Rettob yang juga sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Mimika mengunjungi korban kebakaran depan Bank Papua Cabang Timika pada, Selasa (12/6/2024) sore.

Dalam kunjungan itu, ia menyerahkan 48 paket bantuan berupa perlengkapan mandi, Sembako dan popok bayi serta 20 tikar.

Saat tiba di tenda korban kebakaran ia menyapa semua korban mulai dari orangtua sampai anak-anak, bahkan ia menyaksikan korban ada pula yang masih bayi.

Ketika bertemu dengan masyarakat yang terkena dampak, mereka mengeluhkan surat penting terkait ijazah anak-anak yang terbakar.

Sementara surat-surat kependudukan semuanyan sudah diurus ulang. Pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil telah membuka posko pengurusan surat kependudukan di lokasi kebakaran.

Sehingga, mengenai ijazah yang terbakar ia meminta kepada Kepala Kelurahan Dingo Narama untuk mendata pemilik ijazah sehingga pemerintah berupaya untuk membantu.

Plt. Bupati Mimika, Johannes Rettob ketika berkunjung ke lokasi kebakaran. Foto: Kristin Rejang/Sasagupapua.com

Warga juga mengaku kebutuhan makan dan minum masih dalam keadaan yang baik, hanya saja mereka kekurangan tikar untuk tidur, sehingga Johannes menyampaikan akan menambahkan tikar.

Usai mendengar semua keluhan, Plt. Bupati Mimika berpesan agar terus semangat.

“Pemerintah tidak mungkin tinggal diam, pemerintah pasti membantu. Untuk bantuan saya tidak bisa putuskan sendiri, kami harus rapatkan dulu, verifikasi, baru diputuskan bantuan apa saja yang bisa diturunkan,” katanya.

Ia juga berpesan kepada warga jika ingin membangun lagi rumah di lokasi tersebut, perlu membangun rumah yang baik, mengurus izin bangunannya sehingga rumah bisa teratur dan bersih sebab lokasi berada di tengah kota.

 

 

Berikan Komentar
Artikel ini telah dibaca 855 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Cerita dan Harapan dari Pagelaran Seni Budaya di Tengah Hutan Sagu di Kampung Sereh

23 Januari 2025 - 11:59 WIT

Cerita Perjuangan Markus Yelimaken di Wamena, Menarik Becak Hingga Wisuda

14 November 2024 - 18:43 WIT

Cerita Warga Saat Ikut Simulasi Pilkada yang Digelar KPU Mimika

8 November 2024 - 16:31 WIT

Motivasi Berkat Murib, Petani Kopi Asal Puncak di Daerah Transmigrasi: Wujudkan Mimpi Menjadi Sukses

6 Oktober 2024 - 11:53 WIT

Mengenal Elinus Mom, Sosok Pengusaha Muda Amungme Jadi Anggota DPRD Mimika

3 Juni 2024 - 09:57 WIT

Cerita Perjuangan ‘Pijar’ Mengajar Anak-anak di Pesisir Mimika 

27 Mei 2024 - 10:39 WIT

Trending di Cerita