PERJUANGAN seorang ibu untuk melahirkan tidak bisa dibayar oleh apapun, dimanapun tempatnya, ibu akan siap menghadapinya.
Seperti yang dialami oleh ibu berinisial R, yang terpaksa melahirkan di atas Kapal Motor (KM) Dobonsolo dari Sorong menuju ke Surabaya.
Ibu ini melahirkan dibantu oleh Tenaga Kesehatan yang juga merupakan penumpang dan tenaga dokter yang bertugas di Kapal.
Bidan Imelda Popy Yandeday, S. Tr. Keb yang ikut membantu bercerita ibu hamil tersebut naik kapal tanggal 17 Juni 2023 malam dari Sorong, bersama dengan suami dan anak-nya.
Karena banyaknya penumpang, sehingga ibu hamil bersama keluarganya tak mendapatkan tempat. Saat itu, Bidan Imelda merupakan penumpang salah satu rombongan kontingen Camporee Pathfinder Gereja Masehi Advent Hari ke Tujuh Daerah Misi Papua.
“Jadi ibu tersebut gabung dengan rombongan kami karena tidak memiliki tempat,” katanya kepada Sasagupapua.com, Minggu (2/7/2023).
Imelda bercerita, dalam perjalanan tanggal 20 Juni 2023, ibu hamil tersebut sudah mulai merasakan kontraksi yang cukup hebat.
“Melihat situasi tersebut kebetulan kami rombongan Camporee juga ada beberapa yang merupakan nakes jadi kami mencoba untuk membantu ibu tersebut bersama suaminya untuk mengantar ke klinik kapal,” katanya.
Nakes tersebut adalah Bidan Imelda, Bidan Masye Mahubessy, dan perawat Renza Meres.
“Jadi kami minta kesediaan dari suaminya untuk membantu dulu, suaminya mengijinkan sehingga kami bantu mengantarkan ke klinik,” katanya.
Setibanya di Klinik, bersama dengan dokter KM Dobonsolo, akhirnya semua Nakes sigap membantu ibu R yang melahirkan secara normal.
“Jadi tepat jam 21.15 WITA ibu R melahirkan anak ketiga berjenis kelamin perempuan dengan berat 3,1 Kilogram, panjang 47 centimeter,” katanya.
Semua proses persalinan dilakukan dengan SOP, dimana usai dokter melakukan penanganan, anak lalu diserahkan ke Bidan dan Perawat untuk ditangani.
Ibu R merupakan seorang guru di salah satu sekolah yang ada di Bintuni. Rencananya ia ingin melahirkan di Surabaya. Dimana tanggal tafsiran dari dokter saat melakukan pemeriksaan sebelum keberangkatan yakni tanggal 23 Juni, namun ternyata lebih cepat dari tanggal perkiraan.
“Puji Tuhan, selama proses persalinan dokter, pasien bahkan anak kecilnya (anak ke 2) yang usia 3 tahun tak putus-putus membaca doa, memberikan semangat kepada ibunya dan petugas selalu berdoa dengan keyakinan masing-masing sehingga proses ini boleh berjalan dengan baik meskipun proses yang dilakukan diatas kapal,” ungkapnya.
Usai proses persalinan, anak yang baru lahir tersebut langsung dibuatkan Akta Kelahiran di KM Dobonsolo.
Anak tersebut diberi nama oleh orang tuanya yakni Antari Syanum yang artinya antara samudra Sulawesi Surabaya.
“Besoknya tanggal 21 Juni siang mereka tiba di Surabaya dan turun dari kapal. Kami bersyukur bisa membantu dengan profesi kami, dalam keadaan apapun, dimanapun lokasinya. Semoga anak dan ibu bisa selalu sehat,” pungkasnya.
Penulis: Kristin Rejang