Oleh: Kristin Rejang
HARI itu, 28 Mei 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah mengumumkan calon Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terpilih untuk periode 2024-2029
Tampak satu pemuda asli Papua terlihat sangat tenang mengikuti setiap proses kegiatan yang berlangsung di Gor Futsal tersebut.
Usai acara, pemuda itu duduk menyendiri di kursi paling depan, sembari memegang map berwarna kuning, ia tampak terlihat menundukan kepala, menutup mata, mengisyaratkan dirinya sedang mengucapkan rasa syukurnya kepada Tuhan karena terpilih menjadi seorang wakil bagi rakyat Mimika.
Dia adalah Elinus Balinol Mom. Seorang pengusaha muda asli Amungme yang mendedikasikan dirinya untuk menjadi penyalur aspirasi bagi masyarakat di Mimika.
Elinus Mom lahir di Timika 7 September 1991. Ia menghabiskan masa Taman Kanak-kanak (TK) di Kwamki Narama, tepatnya di salah satu sekolah binaan Freeport. Elinus lalu melanjutkan Sekolah Dasar di SD Inpres Kwamki Baru.
Kemudian Elinus menempuh pendidikan SMP di SMP Negeri 2 Mimika namun hanya sampai kelas 7, lalu melanjutkan SMP di Kwamki Narama hingga selesai. “Waktu itu karena di Kwami Narama ada perang-perang sehingga saya selesaikan SMP di YPPGI disana,” kata Elinus memperkenalkan diri.
Sejak SMA, Elinus sudah memilih mandiri dan jauh dari orang tua, ia memilih melanjutkan sekolahnya di SMA Pembangunan 5, Waena, Jayapura. Kemudian tahun 2009 Elinus masuk ke Universitas Sains dan Teknologi Jayapura mengambil jurusan Teknik Sipil hingga selesai.
“Sempat hampir 6 bulan bantu dosen di Kampus USTJ. Tapi saya agak kurang puas lama tinggal disana. Lebih baik saya pulang ke kampung (Timika), untuk berkarya,” katanya. Tahun 2015 ia memutuskan pulang ke Timika.
Di Timika, meskipun sudah banyak belajar tentang Teknik Sipil yang berhubungan dengan konstruksi bangunan, Elinus terus mendalami ilmu kontruksi. Selama dua tahun ia belajar soal usaha kontraktor.
Tahun 2017 Elinus mencoba keberuntungan dengan membangun satu perusahan yang bergerak di bidang kontruksi.
Apa yang diusahakan membuahkan hasil, Elinus sering dipercayakan mengerjakan berbagai pembangunan konstruksi seperti membangun sekolah, rumah sehat dan berbagai proyek pemerintah bahkan proyek dari PT. Freeport Indonesia melalui Yayasan Pengembangan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK).
Putra dari Bapak Elminus B. Mom dan Ibu Eva B. Mom ini juga sangat tekun ketika menyelesaikan pekerjaan pembangunan di kampungnya sendiri yakni Distik Alama Kampung Bella.
Elinus pernah mengerjakan pembangunan jembatan gantung di Kali Belogong, Kampung Bella Alama, Distrik Alama untuk akses bagi masyarakat. Kualitas Elinus membuat ia dipercayakan menangani proyek senilai 14 miliar tersebut.
Awal Jejak Elinus Menuju Dunia Politik
Memilih terjun di dunia Politik tidak pernah terlintas dalam pikirannya.
Tepatnya tahun 2023, banyak masukan dari orang-orang terdekat bahkan yang usianya jauh lebih tua dari Elinus. Mereka mengungkapkan keinginan agar sosok Elinus bisa duduk di kursi legislatif.
“Awalnya, saya sebenarnya itu tidak tertarik, dan memang tidak ada minat untuk gabung di dunia politik, tapi dari semua saran yang disampaikan ada satu bahasa yang keluar dari kaka dekat saya yang bilang Elinus kalau anda pikir kebutuhan sehari hari makan minum untuk anak istri itu sudah cukup, kapan anda mau berbagi dengan masyarakat, kapan anda akan berbicara menyangkut anda punya masyarakat di Timika, kapan anda akan bersuara untuk masyarakat yang ada di Timika,” katanya.
Lewat dorongan itu, Elinus mencoba merenungkan dan minta pertolongan Tuhan.
Akhirnya Elinus komitmen dan memantapkan dirinya masuk bergabung di dunia politik. Ia mendaftarkan diri melalui partai Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Dapil 4 meliputi wilayah Distrik Wania.
Elinus lalu berhasil meraih satu kursi dan telah di sahkan oleh KPU Mimika, kini menunggu pelantikan.
Ia terbilang sangat fokus dengan pekerjaanya sebagai seorang sarjana Teknik Sipil. Baginya, menjadi seorang kontraktor adalah bagian dari kerja kerasnya untuk keluarga tercinta yakni sang istri Merfina Jolemal dan tiga buah hatinya yaitu Jheany Gabriella B Mom, Victory Elizabeth B mom, dan Yusuf Evano baliame Mom.
Keputusannya menjadi seorang anggota DPRD menjadikan ia terpaksa harus meninggalkan usaha kontraktor yang sudah dibangunnya hampir 10 tahun.
“Saya pikir saya sudah ambil keputusan bahwa kalau saya sudah duduk di kursi DPRD berarti saya tidak harus tangani dan bicara menyangkut proyek, tidak mungkin lagi saya mau bicara soal itu karena sudah ada aturan hukum yang menjelaskan bahwa kita tidak bisa lagi bicara, fungsi kita untuk mengontrol, apa yang akan terjadi dan saya pikir tidak mungkin saya mau gabung lagi disitu (usaha kontraktor) sangat tidak mungkin sekali,” ujar Elinus.
Ada Ambisi yang Wajar Untuk Raih Kursi DPRD
Ketika ia mulai mendaftarkan diri, Elinus mengaku memiliki ambisi harus menang sebab memikul amanah dari masyarakat yang mendukungnya.
Baginya, sebagai kontestan perhelatan pemilu sudah pasti semua orang memiliki ambisi untuk menang.
“Inisiatif untuk ambisi pasti ada, tapi dengan dasar ambisi bahwa kita akan bekerja sesuai dengan aturan dan semaksimal mungkin. Ambisi yang wajar sesuai dengan koridor, dan mengikuti aturan tahapan yang ada,” ujarnya.
Elinus mengatakan dirinya sangat optimis sebab ia mengandalkan Tuhan. Baginya Tuhan menjadi landasan utamanya sehingga ia bisa menang meskipun di dapil 4 Elinus adalah caleg yang masih muda.
“Saya pikir ini satu kesempatan yang begitu berharga. Itu bukan karena kehebatan saya, tapi semua karena campur tangan Tuhan sehingga bisa terjadi,” ungkapnya.
Selama menjadi peserta untuk merebutkan kursi legislatif, menurutnya tantangan yang dihadapi tidak begitu berat sebab apa yang diperjuangkan, dijalankan dengan ikhlas.
“Dalam arti saya pergi, turun ketemu masyarakat saya bicara apa adanya sesuai dengan saya punya hati nurani makanya saya punya jalan itu tidak ada hambatan,apa yang kita buat dengan iklas itu yang kita peroleh,” kata Elinus.
Elinus menang dengan meraih jumlah suara sebanyak 4.265. jumlah itu kata Elinus merupakan jumlah yang murni diperoleh di lapangan sesuai dengan salinan dari lapangan hingga penetapan.
“Suara yang saya dapat di lapangan itu bisa ada di penetapan kemarin. Saya bersyukur kalau apa yang saya buat, itu yang saya peroleh sesuai apa yang saya jalan. Makanya angka jumlah suara pun tidak ada yang berkurang. Saya tidak ambil siapapun punya suara, saya tidak tambah tapi saya punya perolehan di lapangan itu yang ada,” kata Elinus.
Ia menuturkan, hampir sebagian TPS di dapil 4 Elinus selalu meraih suara.
“Walaupun saya ini bisa di bilang anak yang baru di dunia politik tapi Puji Tuhan saya pikir ini semua karena campur tangan Tuhan. Hampir sebagian TPS satu dua semua bisa ada. Semua karena campur tangan Tuhan,” tuturnya.
Tiga Poin Jadi Harapan Elinus Bekerja Untuk Masyarakat
Elinus mengatakan sebagai DPRD sudah pasti bertugas menjadi representasi bagi masyarakat ketika melihat situasi dan kondisi masyarakat perlu diperjuangkan.
Ia memiliki harapan besar ketika sudah duduk di kursi DPRD. Elinus ingin memperjuangkan tiga poin.
Pertama yaitu Pertanian. Memurutnya petani di Mimika belum sepenuhnya diperdayakan. Ia melihat pemasaran dari hasil kebun para petani belum memiki wadah yang pasti untuk dipasarkan.
“Kalau memang hasil petani kita sudah bina baik, tidak salahnya kita buka relasi dengan Freeport atau pangansari supaya hasil pertanian untuk komoditi lokal ini bisa diambil,” katanya.
Menurutnya komoditi lokal yang menjadi penting untuk diambil oleh perusahaan di Mimika seperti Freeport melalui Pangansari.
“Kalau bisa ya kita ambil di Timika. Supaya masyarakat Papua atau 7 Suku bahkan masyarakat Nusantara ini bisa betul-betul fokus untuk dunia pertanian,” ujarnya.
“Ketika ada pemasaran, begitu pasti mereka akan usaha. Kalau tidak ada pemasaran, mereka akan rugi waktu, tenaga, hasilnya kalau mereka hanya salurkan di pasar itu tidak terjual semua. Tapi ketika pihak Freeport atau pangansari membuka peluang pasti pemasarannya akan lari kesitu,” sambungnya.
Memang, Elinus memperhatikan program-program tersebut sudah dijalankan namun menurutnya belum efektif.
“Makanya saya ingin ketika ada peluang kita akan dorong itu kalau bisa komoditi lokal itu benar-benar diambil dari Timika hasil dari petani masyarakat Mimika jadi tidak didatangkan dari luar. Seperti keladi, ubi, singkong, pokonya komoditi lokal dan buah-buahan serta sayuran,” ungkapnya.
Poin kedua adalah mengenai Pendidikan. Elinus mengatakan pendidikan tentu merupakan hal yang paling penting dan perlu menjadi fokus.
Selama ini, menurut Elinus yang sudah sering melakukan perjalanan ke pesisir dan pegunungan Mimika, ia melihat pendidikan di daerah tersebut masih kurang maksimal berbeda dengan pendidikan di pusat kota Timika yang sangat baik.
Sehingga ia memiliki harapan untuk mendorong program pendidika di daerah pegunungan maupun pesisir lebih diperhatikan mulai dari infrastruktur, kelengkapan pendidikan yang memadai, sehingga pendidikan di Mimika semakin berkualitas.
“Supaya pendidikan yang ada di dalam kota ini, juga sama dirasakan oleh kita punya keluarga yang ada di pesisir maupun pegunungan. Karena saya sendiri turun ketika sampai di pesisir, pegunungan memang lihat yang ada di sana tidak sama seperti di kota. Sedangkan pendidikan ini penting sekali,” kata Elinus.
Selain itu, ia juga berharap bisa memperjuangkan agar di Mimika bisa terbangun satu universitas yang besar dan lengkap.
“Pemerintah juga bisa berkolaborasi dengan YPMAK, bisa bangun juga perguruan tinggi yang memang standar negeri maupun swasta supaya kita tidak perlu cari perguruan tinggi keluar daerah. Kalau untuk Timika saya pikir sudah bisa sangat cukup untuk buka perguruan tinggi,” ujarnya.
Poin ketiga adalah mengenai Sumber Daya Manusia (SDM). Elinus mengatakan SDM yang berkualitas adalah hal yang sangat penting juga menjadi salah satu cara untuk menekan angka pengangguran.
Salah satu yang menjadi catatan penting adalah Pemkab Mimika belum memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) yang mampu merangkul para pencari kerja.
“Kita lihat sekarang pekerjaan di Freeport ini orang tidak hanya lihat nilai di ijazah, yang dilihat adalah skill atau kemampuannya makanya bagaimana kita dorong ke pemerintah supaya pemerintah juga bisa aktifkan kembali BLK supaya masyarakat yang ada di Timika sini mereka bisa kembangkan skill itu,” ujarnya.
Menurutnya jika SDM dikembangkan maka masyarakat memiliki peluang kerja yang luas.
“Pemda berikan akses pra kerja, dengan kemampuan hasil latihan, kalau tidak kerja di perusahaan atau kontraktor mungkin mereka bisa buka usaha sendiri misalnya buat batako, las, dan lainnya itu kan bagian dari pengembangan SDM itu,” ungkapnya.
Saat ini banyak keluhan Freeport banyak mengambil tenaga kerja dari luar Mimika, hal ini karena perusahaan besar tersebut ingin mencari karyawan yang memiliki skill.
“Makanya kita di Timika kalau bisa pemda juga buka peluang-peluang itu supaya yang sudah kuliah belum mendapatkan pekerjaan atau yang tidak berkesempatan menyelesaikan sekolah, mereka nganggur bisa belajar dan ada skill bisa dipergunakan di dunia kerja. Saya pikir perusahaan butuh kemampuan itu bukan hanya nilai di ijazah saja,” pungkasnya.