MERIAHKAN Pra Indonesian Youth Day (IYD), Orang Muda Katolik (OMK) di Mimika melakukan berbagai kegiatan.
Ketua Komisi Kepemudaan (Komkep) Keuskupan Mimika, Pastor Maximilianus Dora, OFM menjelaskan kegiatan ini melibatkan OMK dari 6 dekenat yang ada di Keuskupan Timika yang berpusat di Kabupaten Mimika (Dekenat Mimika-Agimuga), Provinsi Papua Tengah.
Dimana di Keuskupan Mimika terdapat 6 Dekenat yakni Dekenat Moni Puncak Jaya, Dekenat Mimika Agimuga, Dekenat Paniai, Dekenat Kamuu Mapia, Dekenat Teluk Cenderawasih dan Dekenat Tigi.
Jumlah peserta yang ikut dalam kegiatan Pra IYD sebanyak 486 orang.
Kegiatan pertama yang dilaksanakan usai perarakan salib adalah kegiatan Live In yang merupakan kegiatan yang dilaksanakan juga oleh seluruh Komisi Kepemudaan yang ada di seluruh Indonesia.
Live in yaitu para peserta di bagi ke paroki yang ada di wilayah Mapurujaya, Sempan, Tiga Raja, Sp2 dan SP3 kemudian ikut tinggal bersama dengan umat-umat di sekitar paroki tersebut.
“Jadi semua menyebar di paroki-paroki dengan kuota setiap paroki sebanyak 130 peserta,” katanya.
Live ini berlangsung mulai hari ini, Rabu (14/6/2023) hingga Sabtu (17/6/2023).
Selama Live ini tidak hanya tinggal bersama dengan umat setempat namun akan mengikuti berbagai kegiatan seperti misa pagi di gereja, melakukan kunjungan rohani dan lainnya.
Pada Sabtu (17/6/2023) seluruh peserta bersama pembina dan para pastor akan melakukan kegiatan ziarah ke makam almarhum. Uskup Johannes Philip Saklil.
Setelah itu masuk dalam acara Defile atau perarakan barisan. Dimana akan dilakukan perarakan dua salib IYD yang sebelumnya telah diarak keliling paroki. Dua salib dengan ciri khas satu salib mencerminkan daerah gunung dengan ciri khas koteka dan satu salib dari daerah pesisir (Mimika Wee).
Satu salib akan dibawa ke Palembang sebagai pusat acara IYD pada 26-30 Juni 2023.
Perarakan akan dilakukan mulai dari Bobaigo, kemudian melewati Budi Utomo, melewati Jalan Hasanuddin, ke arah Yos Sudarso, kembali ke Jalan Cenderawasih dan terakhir sebagai pusat kegiatan di Samping Gelael yang akan diawali dengan misa yang akan dipimpin oleh Uskup Keuskupan Asmat, Mgr. Aloysius Murwito, OFM.
Kegiatan Pra IYD terus berlanjut hingga Rabu (21/6/2023) yang akan diisi dengan perlombaan, juga materi-materi.
Materi yang akan disampaikan kepada pemuda yakni Orang muda dan masalah di tinjau dari hukum perkawinan Katolik, materi dari kepolisian, materi dari dokter yang menjelaskan bagaimana kesehatan kemudian materi penyembuhan luka batin yang akan dibawakan oleh para narasumber yang berkompeten.
Setelah itu nantinya sebagai penutup acara akan dilaksanakan pengakuan dosa untuk semua peserta lalu ditutup dengan ekaristi.
Usai kegiatan Pra IYD, keuskupan juga mempersiapkan sebanyak 53 orang yang telah diutus oleh Paroki di lingkup Keuskupan untuk berangkan ke Palembang mengikuti puncak IYD sembari menunggu jadwal keberangkatan, mereka akan dikarantina di wisma atlet untuk mempersiapkan diri.
Untuk anggaran, setiap peserta wajib ditanggung oleh Paroki sebesar Rp15 juta.
Selain itu, pihak panitia IYD Kabupaten Mimika juga mendapatkan bantuan dari beberapa donatur. Salah satunya adalah Pemerintah Kabupaten Mimika yang memberikan bantuan sebesar Rp1,3 Miliar.
“Kami berterimakasih pemda memberikan dana yang besar, kalau tanpa Pemda, kami kesulitan dan ada juga donatur donatur lainnya kemudian dari keuskupan sendiri juga ada. Baik untuk kegiatan di palembang maupun disini (selama Pra IYD).
Dijelaskan kegiatan orang muda ini berawal dari Paus Yohanes ke-II pada tahun 1984 yang melihat orang muda sudah tidak lagi bersemangat untuk terlibat dalam gereja.
Sehingga ia mengagas kegiatan pertemuan orang muda se dunia pertama di Italia dan mendapatkan sambutan baik.
Selanjutnya dibuat tingkat Asia tepatnya di Thailand. Selanjutnya Indonesia juga merasa perlu melaksanakan kegiatan tersebut.
Akhirnya digagas oleh Almarhum Uskup John Philip Saklil yang mengajak seluruh uskup untuk membuat kegiatan tersebut.
Akhirnya kegiatan pertemuan orang muda se-Indonesia pertama kali berlangsung pada tahun 2012 di Sanggau, Kalimantan Barat, dan dilaksankan setiap 5 tahun sekali sehingga pada tahun 2016 berlangsung di Manado dan yang ketiga tahun 2023 berlangsung di Palembang, waktunya agak berbeda dikarenakan situasi Covid 19.
Pastor Maximilanus mengatakan tujuan kegiatan tersebut agar orang muda bisa saling berjumpa, bertukar pikiran, saling memperkenalkan budaya, paroki serta keuskupan masing-masing.
Selain itu bisa mendapatkan kekayaan luar biasa sebagai masa depan gereja dimana mereka bisa mewartakan sukacita injil.
“Yang lainnya adalah mereka jatuh cinta diantara sesama muda Katolik,” tutupnya.
Penulis: Kristina Rejang