KETUA Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Puncak, Natalius Tabuni menjelaskan terkait proses pencocokan dan penelitian (Coklit) yang sedang dilaksanakan oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih).
Dijelaskan tanggal 24 Juli 2024 mendatang proses coklit akan berakhir.
“Maka sementara ini kami juga sering konsultasi ke setiap PPD dan PPS ke pantarli dan sementara ini mereka kerja,” jelasnya ketika diwawancarai beberapa waktu lalu.
Dikatakan di Kabupaten Puncak jaringan menjadi tantangan para petugas coklit. “Jaringan di ibu kota sering muncul dan hilang. Jadi jaringan agak susah juga, kalau data aktif tapi listrik mati berarti agak susah signal, apalagi ke distrik-distrik sekitar Kabupaten puncak,” ujarnya.
Menyikapi situasi tersebut, langkah yang diambil oleh KPU Kabupaten Puncak sementara ini melakukan coklit di lapangan namun, mengisi data ke aplikasi E-Coklit dilakukan di Timika.
“Secara online coklitnya dari Timika, karna di Timika jaringannya lancar,” jelasnya.
Dengan kondisi jaringan, juga geografis kabupaten puncak yakni gunung dan lembah juga menjadi tantangan yang harus dihadapi para petugas.
“Petugas naik turun gunung lembah, perjalanan sampai bermalam di jalan,” ujarnya.
Natalius menjelaskan, petugas Pantarlih di Kabupaten Puncak sekitar 500an orang yang tersebar di 25 distrik dan 206 kampung ini juga harus menempuh tempat tujuan dengan jangkauan pesawat.
“Kalau pesawat nya tidak bisa masuk kami tidak bisa turun, jadi yang pesawat bisa masuk dan kami bisa turun itu ibukota dan juga distrik Sinak, Beoga, Doufo dan Dervos,” jelasnya.
Selain itu pesawat tidak bisa masuk karena faktor keamanan.
“Juga urusan baku tembak (konflik bersenjata), jadi sementara ini untuk daerah pinggiran kami kesulitan untuk bisa jangkau, tapi kami tetap berusaha untuk menyelesaikan semuanya,” jelasnya.
Dengan situasi tersebut, ia menerangkan petugas coklit mereka percayakan anak-anak asli di masing-masing kampung maupun distrik.
“Jaminan keselamatan untuk petugas Pantarlih, kami turunkan anak-anak putra daerah setempat atau anak kampung asli disitu. Maka mereka turun ambil data lebih mudah. Kecuali orang luar yang jadi petugas seperti beda rambut, beda kulit dan lain-lain maka itu akan susah,” ungkapnya.
Katanya, saat itu situasi sementara berjalan aman dan lancar untuk proses pengambilan data coklit.
Saat ini juga kantor KPU Kabupaten Puncak sementara berada di Timika.
“Setelah selesai Pantarlih kami akan naik (Ke Puncak), kantornya akan kami buka diatas, kami akan buka dan aktifitas KPU nya akan berjalan diatas, disini hanya sementara untuk merekrut penyelenggara tingkat bawah untuk PPS, Pantarli, PPD ini kami lakukan sementara disini karna untuk input dan lain-lain itu kami lakukan online,” jelasnya.
Sementara untuk pendaftaran bakal calon tetap akan berlangsung di puncak.
Kabupaten Puncak juga merupakan salah satu Kabupaten yang menggunakan sistem noken.
Sebagai penyelenggara, strategi yang dibuat oleh KPU terus memberikan sosialisasi agar Pilkada berjalan dengan lancar.
Natalius mengatakan, pihaknya akan memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait cara atau sistem noken didalam PKPU.
“Kami harus sampaikan penjelasan kepada mereka. Karena, kalau tidak disampaikan, banyak masyarakat awam, juga kepala-kepala desa banyak yang belum memahami, akan ada pembicaraan-pembicaraan yang lain, maka kami perlu sosialisasi kepada masyarakat, tetap kita libatkan tokoh adat, agama, masyarakat. Supaya apa yang kami sampaikan bisa tersampaikan dengan baik,” pungkasnya.