Budaya · 27 Mei 2025 15:42 WIT

Juara Satu Lomba Ukir Kamoro Akan ke Jepara Untuk Pelatihan


Para pengukir dari suku Kamoro saat mengerjakan ukiran patung dalam perlombaan yang diadakan Disparbudpora, Selasa, 27 /5/2025. (Foto: Edwin/sasagupapua) Perbesar

Para pengukir dari suku Kamoro saat mengerjakan ukiran patung dalam perlombaan yang diadakan Disparbudpora, Selasa, 27 /5/2025. (Foto: Edwin/sasagupapua)

SASAGUPAPUA.COM, TIMIKA – Hari Ke-2 Kegiatan perlombaan mengukir suku kamoro, yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga (Disparbudpora) bidang Kebudayaan sementara berlangsung.

Para peserta yang terdiri dari 27 kelompok sanggar tersebut terlihat lihai dan serius dalam membuat ukiran patung dari pahatan kayu, upaya saling bekerjasama antar anggota, serta semangat dari para kelompok terlihat dalam proses pembuatan patung dan yamage yang merupakan kerajinan asli suku Kamoro, Selasa (27/5/2025).

Kepala Bidang Budaya Pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga, Lidya Uden Tuling, SS.MSi menjelaskan, ada 27 sanggar yang berpartisipasi dalam lomba ini, yangmana tiap kelompok sanggar berjumlah 3 orang, jadi untuk total keseluruhan jumlah semua peserta ada 81 orang pengukir.

Untuk hal-hal teknis dari peralatan dan kelengkapan pengerjaan para peserta, sejauh ini cukup membantu peserta untuk mengerjakan ukiran patung, meskipun mungkin dari segi kelengkapan alat penunjang masih terbatas, namun semangat teman-teman pengukir sangat luarbiasa di hari kedua ini.

“Jadi kalau kita lihat peralatan mungkin saat ini terbatas, kami berharap kedepannya kami bisa melengkapi itu, mungkin dengan hasil hari ini kita bisa evaluasi kedepannya bahan-bahan penunjang yang diperlukan untuk memperhalus ukiran mereka sesuai juga dengan masukan yang diberikan para narasumber/dewan juri dari Jepara. “jelasnya.

Lydia mengatakan, untuk perlombaan kali ini, rencananya pemenang lomba atau juara satu yang terdiri dari tiga orang akan dibawah ke Jepara yang merupakan salah satu kota di Indonesia yang terkenal dengan pengukir/pahatan kayu terbaik, disana para pengukir akan menimbah ilmu, shearing, dan belajar disana, yang bertujuan agar kembali nanti, para pengukir dari suku Kamoro bisa berkembang dengan ilmu yang didapat disana.

“Untuk juara satu kami akan bawa ke Jepara, untuk mengadakan pelatihan disana awal bulan Juni nanti, mungkin disana nanti kami akan melihat bagaimana mereka punya peralatan, pengetahuan, dan keunikan khas dengan tujuan nanti ketika pulang para pengukir dari suku Kamoro ini bisa mensosialisasikan ke teman-teman sanggar lainnya dari hasil yang mereka dapat disana, “katanya.

Selain itu juga Lidya mengharapkan, ketika pemenang pengukir yang dibawah ke Jepara nanti dapat melihat jenis-jenis peralatan penunjang ukiran yang mungkin mereka belum tahu dan dapat disini, mereka bisa mengetahuinya dan mempraktekkan nya disini.

“Harapan kami nanti ketika pulang kesini kami kami dari dinas juga bisa melihat apa kebutuhan dan kekurangan alat penunjang ukiran untuk kami lengkapi nantinya, dan para pengukir juga bisa mendapat banyak ilmu penunjang untuk mempercantik ukiran-ukiran khas suku Kamoro menunjang nilai jual nantinya, “harapnya.

Kepala Bidang Budaya Pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga, Lidya Uden Tuling, SS.MSi. (Foto: Edwin/Sasagupapua.com)

Perwakilan Kementerian Kebudayaan RI, Kustanto mengatakan, program ini disiapkan tentunya untuk sumberdaya manusia khususnya suku Kamoro yang sangat membutuhkan binaan dan bimbingan, oleh karena itu tugas kita bersama-sama baik dari unsur pemerintahan, masyarakat adat, untuk melestarikan karya-karya yang telah dilestarikan oleh pendahulu kita yang harus kita jaga, lindungi, pertahankan dan serta memanfaatkannya.

 

Kustanto sangat mengapresiasi semangat para peserta ukiran patung dan Yamage, yang begitu antusias dalam mengerjakan ukiran, meskipun waktu yang diberikan panitia tidak banyak yakni hanya tiga hari, namun semangat para pengukir membuat mereka bisa mengerjakan dengan cepat hingga di hari kedua terlihat hampir 60-70 persen hasilnya.

“Kemarin memang kami agak ragu soal waktu, namun hari ini melihat semangat dari teman-teman suku Kamoro sangat luarbiasa, mudah-mudahan hari ini dapat selesai, “ungkapnya.

Perwakilan Kementerian Kebudayaan RI, Kustanto (kanan) bersama tim penilai dari Jepara saat perlombaan berlangsung. (Foto: Edwin/sasagupapua)

Kustanto mengatakan ada beberapa unsur penilaian yang dipakai untuk menilai lomba ukiran ini, “untuk penilaian tentunya kami akan memberikan nilai terbaik untuk para peserta pengukir dari tiap sanggar dan akan melihat yang terbaik, yakni ada 4 unsur penilaian yang kami lihat, yaitu originalitas karya, skill atau keterampilan, kreativitas, dan nilai lokal dari ukiran tersebut, “tutupnya.

Berikan Komentar
penulis : Edwin Rumanasen
Artikel ini telah dibaca 34 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Banjir di Kampung Naena Muktipura, Petani Gagal Panen: Belum Ada Perhatian

16 Juni 2025 - 13:26 WIT

‘Saya itu Peringkat 34 dari 35 Siswa’ – Motivasi dari Meki Nawipa Seorang Pilot dan Gubernur

14 Juni 2025 - 14:38 WIT

Pemkab Mimika Serahkan Bantuan ke Enam Distrik Terdampak Longsor

12 Juni 2025 - 20:11 WIT

Bakal Ada di Timika, Apa Itu Mall Pelayanan Publik ?

12 Juni 2025 - 17:36 WIT

Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Paving Block, DLHKPP Pegubin Catat Sejarah

11 Juni 2025 - 19:12 WIT

Obet Rombruren Dukung Program MBG di Manokwari

8 Juni 2025 - 15:51 WIT

Trending di Pemerintahan