Hukum Kriminal · 8 Jun 2023 18:54 WIT

Pertikaian Dua Suku Berujung Maut di Nabire


Foto: Humas Polda Papua
Perbesar

Foto: Humas Polda Papua

Senin 5 Juni 2023 sekitar pukul 12.00 WIT terjadi konflik di Kabupaten Nabire, ibu kota Provinsi Papua Tengah. 

Pertikaian tersebut dipicu oleh masalah pencabutan plang tapal batas lokasi tanah adat di Kampung Urumusu, Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire.

Pertikaian tersebut melibatkan dua suku yakni suku Mee dengan suku Dani.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, dalam keterangan tertulis menjelaskan permasalahan tersebut sebenarnya sudah direncanakan akan diselesaikan pada sore harinya.

“Permasalahan tapal batas yang rencananya akan dilaksanakan sore tadi di Polres Nabire, namun kenyataannya terjadi saling serang antara Suku Mee dan Suku Dani,” kata Benny.

Dua Orang Dinyatakan Meninggal Dunia, 7 Rumah Warga Terbakar

Akibat dari aksi saling serang tersebut, dua orang yang merupakan warga suku Mee meninggal dunia akibat terkena panah dan bacokan senjata tajam.

Pada Rabu 7 Juni 2023 sekitar pukul 22.45 terjadi pembakaran rumah warga menurut data kepolisian sebanyak 6 rumah di KM 80 dan 1 rumah di KM 64 terbakar.

Usai kejadian tersebut, Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya, mengatakan kasus tersebut saat ini tengah ditangani oleh Polres Nabire dan kami juga melakukan patroli untuk mencegah terjadinya aksi serupa.

“Kami Polres Nabire melakukan upaya antara Suku Mee dengan Suku Dani di Polres Nabire untuk mencari solusi penyelesaian masalah Tapal batas ini,” ucap Kapolres Nabire.

Dirinya juga mengatakan untuk percayakan kasus ini kepada pihak keamanan dan Pemerintah Daerah Nabire untuk melakukan penyelesaian melalui mediasi.

Warga Diimbau Tidak Memposting Video-Video yang Memicu Konflik

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/6/2023) kemarin mengatakan pihak Kepolisian sementara menangani secara serius terkait situasi tersebut.

Dikatakan, berdasarkan informasi dan jejak digital berupa video yang beredar di beberapa platform media sosial terkait konflik antar warga yang berujung pembakaran rumah di Kabupaten Nabire juga saat ini sedang ditangani oleh pihak keamanan, yaitu TNI/Polri dan Pemerintah Daerah.

Pihak Kepolisian bersama dengan Pemerintah setempat telah melakukan mediasi setelah terjadinya insiden. Mediasi tersebut bertujuan untuk mencapai titik temu antara kedua kelompok yang bertikai, sehingga dapat menghindari korban jiwa dan kerugian materi yang lebih lanjut bagi warga.

“Kami meminta kepada warga khususnya di Kabupaten Nabire dan beberapa Kabupaten di sekitar wilayah tersebut agar menahan diri di tempat masing-masing ataupun tidak melakukan aksi aksi yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain,” ungkapnya.

Pemerintah setempat dibantu aparat keamanan telah melakukan langkah cepat agar konflik tidak berkepanjangan dengan mengedepankan norma norma adat dan agama.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom,
Foto: Humas Polda Papua

 

“Kepada masyarakat di luar Provinsi Papua Tengah, diharapkan agar tetap tenang dan tidak memposting video kebakaran yang dapat memicu kemarahan warga, mengingat potensi dampak negatif dari konten video tersebut,” pungkasnya.

Sudah Dilakukan Pertemuan

Pemerintah Daerah Nabire bersama TNI-Polri mengadakan pertemuan di Kantor Distrik Uwapa dalam rangka mencari solusi serta mendengar keluh kesah pasca konflik dua kelompok warga yang mengakibatkan dua warga meninggal dunia pada Kamis (8/6/2023).

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo dalam keterangan tertulis menjelaskan Pemda Nabire dan Aparat Keamanan serta warga melakukan pertemuan untuk mencari solusi penyelesaian konflik yang terjadi di Kabupaten Nabire.

Dalam pertemuan tersebut, hadir Bupati Nabire Mesak Magai, Bupati Paniai Meky Nawipa, Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya, Dandim 1705 Nabire Letkol Inf. Donni Firmansyah, Sekda Pemda Kabupaten Nabire Pieter Erari, juga Tokoh Masyarakat Suku Mee Mapia Oskar Makai.

Bupati Nabire menyampaikan tujuan Pemda Nabire beserta Kapolres Nabire dan Dandim 1705 Nabire hadir untuk memastikan keamanan di Nabire serta membantu memediasi penyelesaian masalah yang telah terjadi.

“Kami Pimpinan Pemerintah Daerah Nabire ingin menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya dua korban dari masyarakat, dan kami mengadakan pertemuan ini untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Nabire,” katanya.

Ia berharap tidak lagi ada korban sehingga warga dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya melaporkan pada Rabu 7 Juni 2023 sekitar pukul 22.45 WIT terjadi pembakaran rumah warga yang berdasarkan data sementara personel di lapangan sebanyak 6 unit rumah di KM 80 dan 1 unit rumah di KM 64 terbakar merupakan rangkaian pasca konflik dua kelompok warga.

“sampai saat ini kami juga masih melakukan penyelidikan terhadap para korban yang mengalami luka-luka pasca konflik yang terjadi di Kabupaten Nabire karena belum adanya korban luka-luka baik luka ringan maupun luka berat yang dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat,” ucap Kapolres Nabire.

Dikatakan, aparat gabungan TNI/Polri bersama Pemerintah Daerah akan melakukan upaya agar konflik dapat berakhir tanpa adanya jatuh korban maupun kerugian material.

Suasana pertemuan antara Pemda, TNI/Polri dan Masyarakat.
Foto: Humas Polda Papua

Kapolres Nabire juga mengimbau kepada seluruh masyarakat yang hadir pada saat ini agar dalam penyelesaian masalah harus diselesaikan dengan baik dan aman.

“Kami juga meminta kepada para tokoh maupun yang diberikan tanggung jawab di masing-masing kelompok untuk bisa membantu kami dalam mengendalikan warganya sehingga kedamaian yang kita harapkan bersama dapat kita ciptakan di Kabupaten Nabire serta aktifitas dapat berjalan kembali seperti pusat perbelanjaan, perkantoran dan sekolah-sekolah,” pungkasnya.

Usai mendengarkan penyampaian Bupati dan Kapolres Nabire dilanjutkan dengan penyerahan santunan dari Bupati Nabire sebesar Rp20 Juta dan Bupati Paniai menyerahkan santunan sebesar. Rp100 juta kepada para keluarga korban yang meninggal dunia. (Redaksi)

Berikan Komentar
Artikel ini telah dibaca 84 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Jurnalis dan Pembela HAM Unjuk Rasa di Polda Papua, Sebut Pengusutan kasus Molotov di Kantor Jubi Lambat

18 Desember 2024 - 10:08 WIT

Pihak Keamanan Petakan Pendistribusian Logistik Pemilu Didaerah Rawan

19 November 2024 - 15:11 WIT

286 Personil Gabungan Amankan Jalannya Debat Publik Putaran Dua

19 November 2024 - 14:57 WIT

Sulap Jadi Plat Hitam, Motor Dinas Dijadikan Sebagai Motor Ojek

16 November 2024 - 21:17 WIT

Gegara Belum Dibayarkan, Sopir dan Tukang Ojek Datangi Sekretariat Pemenangan Paslon Gubernur

15 November 2024 - 20:06 WIT

700 Liter Sopi Tanpa Pemilik Dimusnahkan Polisi di Mimika

14 November 2024 - 06:12 WIT

Trending di Hukum Kriminal