Cerita · 31 Des 2023 21:34 WIT

Deretan Anak Muda Asli Papua Tahun 2023 yang Patut Jadi Inspirasi


Deretan Anak Muda Asli Papua Tahun 2023 yang Patut Jadi Inspirasi Perbesar

SASAGUPAPUA.COM terus menyuarakan sosok-sosok kaum muda yang bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca, khususnya kaum muda asli Papua.

Ada 7 orang anak muda Papua yang berhasil dirangkum oleh Sasagupapua.com selama tahun 2023.

Berikut deretan sosok anak muda asli Papua yang telah dirangkum Sasagupapua.com sepanjang 2023:

1. Nelson Wanimbo

Pria asal Wamena ini lahir tanggal 15 Maret 1991. Nelson adalah seorang pengusaha roti bakar yang dinamai ‘Rotbar Kompak’.

Nelson mulai membuka usaha roti bakar pada tahun 2021 di Pos 7 Sentani, Jayapura. Usahanya semakin berkembang, kini telah memiliki beberapa cabang yang ada di Jayapura .

Sehari-hari ia juga aktif mengajarkan anak-anak muda Papua yang ingin belajar cara membakar roti.

“Jangan tunggu-tunggu, yang penting semangat ketika kitong punya semangat itu kualitas utama para pejuang. Jadi dengan adanya semangat, uang atau apapun itu dia akan datang dengan sendirinya jadi teman-teman kalau sudah punya ide terjun ke dunia usaha, gaspol jangan rem-rem,” kata Nelson.

Baca ceritanya di:

Roti Bakar Lezat dari Tangan Putra Asli Wamena

2. Epo D’Fenomeno

Onesias Chelvox Andreas Yoel Urbinas atau lebih dikenal dengan nama panggung Epo D’Fenomeno.

Rapper berdarah Biak, Papua ini, dikenal hingga Internasional karena karyanya yang selalu bercerita tentang Papua.

Konsistensinya sebagai seorang musisi rapper di Papua memberikan visi yaitu menyuarakan Papua melalui karya seni.

Selain itu bisa memiliki industri musik sendiri di Papua. Epo telah berhasil mendirikan satu rumah produksi yang diberi nama Rum.fararur.production sehingga menjadi wadah bagi anak Papua yang ingin berkarya.

Ia juga sedang membuat kompetisi Rap Battle yang bernama Papua Baribut. WaRap Battle adalah ajang pencarian bakat khusus Hip Hop yang diprakarsai oleh All Day Music.

“Kitong jang gengsi, kita isi semua ruang yang kosong, kas tunjuk bahwa bahasa tuan diatas rumah sendiri itu bukan hanya sekedar bahasa saja tapi lewat kerja keras. Pemekaran sudah 6 provinsi kita hanya bisa duduk saja lalu bilang aduh nanti orang transmigrasi ini datang kitong kalah saing. Tidak usah bilang seperti itu kitong harus bergerak sebelum mereka masuk kita harus start bekerja duluan, jadi ketika dong masuk mereka lihat apa yang dong mau buat su ada itu anak-anak asli yang bikin,” pungkasnya.

Baca ceritanya di:

Kisah Epo D’Fenomeno, Rapper yang Selalu Bersuara Tentang Papua

3. Alfreds Rumbekwan

Alfreds Rumbekwan, pria berdarah Biak-Waropen yang lahir di Sorong. Alfreds adalah anak muda Papua yang sukses menjadi seorang Desainer.

Sosok anak Papua ini, sempat membanggakan masyarakat Papua dengan membawa karya Fashion pada ajang bergengsi Semarang Fashion Trend (SFT) 2023 pada 9-12 Agustus 2023.

Sejak kecil, ia suka memadupadankan beberapa pakaian, selain itu karena bekal dari sang mama yang selalu mengajarkan untuk memilah jenis pakaian sesuai dengan tema kegiatan sehari-hari.

Alfreds juga membuka konveksi sendiri dengan brand Benang Gulung Papua. Ia juga dari cukup mendapatkan perhatian di Kota Semarang. Pasalnya, ia kerap diundang menjadi pembicara motivator di beberapa kampus-kampus di daerah Jawa.

“Nah kita lihat adalah lingkungannya atau faktor eksternal dari bunga tersebut dan kitong tidak salahkan de punya bunga. Jadi kalau memang ko rasa ko tra bisa bertumbuh, berarti mungkin bukan ko, tapi ko punya lingkungan atau tempat dimana ko tinggal,” kata Alfreds.

Baca ceritanya di:

Desainer Alfreds Rumbekwan, Bawa Karya Papua di Kancah Nasional Hingga Punya Brand Sendiri

4. Theogracia Rumansara

Theo adalah seorang sutradara berdarah Biak-Serui mampu membawa karya film berjudul Orpa hingga internasional.

Lahir di Biak 27 September 1989, saat ini, Theo menjadi seorang sutradara yang membanggakan masyarakat Papua, indonesia bahkan internasional.

Film Orpa karya Theo Rumansara mengungkapkan isu diskriminasi terhadap perempuan seperti larangan mendapatkan pendidikan dan pernikahan usia muda yang masih terjadi di Papua.

“Misalnya kamu punya passion atau sesuatu yang kamu suka kamu bisa buat sesuatu, maka kejar saja jangan takut. Mungkin berat perjalanannya, naik turun tapi semakin kita gagal, keberhasilan semakin besar. Semakin besar saya gagal berarti saya semakin dekat dengan kesuksesan,” kata Theo.

Baca ceritanya di:

Perjalanan Theogracia Rumansara, Sutradara Asli Papua Bawa Karya Hingga Internasional

5.Naway Rumateray

Naway Berend Rumateray, putra Papua yang sukses mendirikan Barbershop setelah melewati berbagai tantangan dalam hidup.

Pemuda Papua asli Nabire peranakan Tablanusu Jayapura ini menyukai dunia pangkas rambut saat masih duduk di bangku SMP. Naway sering menunjukan kelihaian menggunting rambut di teman-temannya ketika teman-teman mendapatkan hukuman ‘sweeping rambut’ oleh guru.

Ia juga peduli dengan anak-anak muda Papua yang terjerumus dalam situasi pergaulan negatif. Theo mengajak mereka berkarya di Barbershop miliknya yang beralamat di Doyo Baru tepatnya samping Pom Bensin.

“Sa baca itu kita disini coba bayangkan kalau OAP yang punya usaha pasti kita bisa membantu pembangunan tata kota untuk maju, ada orang dari luar sana mereka datang untuk cari uang disitu tapi hasilnya dikirim keluar untuk membangun lebih maju di dorang pu daerah, nah kalau kita sendiri kelola disini, pasti akan semakin maju,” Kata Naway

Baca Ceritanya di:

Naway Rumateray, Tukang Cukur Keliling yang Sukses Dirikan Barbershop

6. Ferdinand Adii

Si penjual es jeruk ‘Yame Pu Jeruk Peras’ asal Pania ini sangat bersemangat menjadi seorang pengusaha es jeruk.

Ferdinand Adii, Anak muda kelahiran 13 Februari 2003 ini memiliki pengalaman dalam usaha memenuhi kebutuhan kuliah dengan berjualan es jeruk di depan Asrama Mimika, Waena, Jayapura.

Ia mempunyai mimpi ingin memiliki kedai jeruk dan perkebunan jeruk sendiri.

“Yang biasa membuat kita susah mendapatkan uang atau mencari uang itu kadang faktor malu, jadi saya ajak teman-teman untuk turunkan rasa malu itu, jangan sampai karena malu, ide yang sudah ada didalam diri kita malah jadi hilang, akhirnya kita tidak bisa memulai sesuatu,” ungkap Ferdinand.

Baca ceritanya di:

Cerita Ferdinand Adii, Pemuda Asal Paniai, Jual Es Jeruk Untuk Biaya Kuliah 

7. Filemon Ondoafo

Doto Violin, begitu nama yang akrab disapa untuk seorang Filemon Ondoafo seorang pengamen biola asli Papua.

Pemuda asal Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura ini memilih menjadi pengamen biola untuk memberikan inspirasi dan memperkenalkan musik biola bagi anak-anak Papua.

Putra dari bapak Asaria Ondoafo dan mama Salomina Demena yang merupakan pendeta ini berusaha mandiri melalui bakat musiknya. Filemon tekun menjadi musisi jalanan. Mengamen di seputaran Abepura, Jayapura, Papua, seperti di pinggir jalan, bahkan di beberapa toko sekitarnya.

”Jadi pesan saya mungkin, untuk generasi muda yang masi kuliah begitu, jang terlalu berharap sama pemerintah. Kitong anak-anak Papua punya banyak ide yang bisa kitong lakukan untuk menghasilkan uang juga, tidak hanya dari pemerintah,” kata Filemon.

Baca ceritanya di:

Mengenal Filemon Ondoafo, Pengamen Biola Asli Papua yang Menginspirasi 

Nah.. demikian deretan soson inspirasi untuk anak-ana Papua.

Jika para pembaca mengenal maupun memiliki pengalaman inspirasi untuk dibagikan, boleh DM kami di Instagram: Sasagupapuanewsroom, akun Facebook kami: Redaksi Sasagu. Atau silahkan komentar di kolom komentar yang ada di Website kami.

Penulis: Redaksi

Berikan Komentar
Artikel ini telah dibaca 316 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Cerita Perjuangan Markus Yelimaken di Wamena, Menarik Becak Hingga Wisuda

14 November 2024 - 18:43 WIT

Cerita Warga Saat Ikut Simulasi Pilkada yang Digelar KPU Mimika

8 November 2024 - 16:31 WIT

Motivasi Berkat Murib, Petani Kopi Asal Puncak di Daerah Transmigrasi: Wujudkan Mimpi Menjadi Sukses

6 Oktober 2024 - 11:53 WIT

Cerita dari Tenda Para Korban Kebakaran di Timika

12 Juni 2024 - 18:20 WIT

Mengenal Elinus Mom, Sosok Pengusaha Muda Amungme Jadi Anggota DPRD Mimika

3 Juni 2024 - 09:57 WIT

Cerita Perjuangan ‘Pijar’ Mengajar Anak-anak di Pesisir Mimika 

27 Mei 2024 - 10:39 WIT

Trending di Cerita